Senang atau Marah

By admin on September 27, 2012

Suami kerja enam hari satu minggu, pergi pagi pulang hampir tengah malam. Saat berangkat, si bayi sering belum terbangun, dan saat suami pulang si bayi seringnya pula sudah terlelap.

Senin-Sabtu, si bayi terbiasa dengan aturan ibu-nya. Ini begini supaya ini, itu begitu supaya itu. Makan ini dan itu, jam sekian harus begini dan jam sekian harus begitu.

Minggu datang, dan semua berantakan.

Si Bapak yang sudah semingguan memendam rindu pada anaknya,  lupa semua peraturan yang ada. Anak minta ini itu, dituruti.

“Kasian,” katanya.

Si Bayi, seperti tahu persis, minggu adalah hari dimana dia bisa mendapatkan semua keinginan dengan merengek. Terus saja merengek, dan bisa dipastikan si bapak tidak tahan, dan lekas memenuhi permintaan.

Salah siapa?

Sejatinya, hati sangat senang melihat kedekatan bapak dan anak. Sejak pagi tiba, hingga malam, si bayi terus saja “mencangklong” di paha dan bahu bapaknya. Enggan berpisah walau sekejap. Hati emak mana yang tak luluh.

Tetapi,
Pernahkah si Bapak bayangkan, hari berikutnya si Ibu musti memperbaiki “kerusakan” yang dibuat secara sadar pada hari sebelumnya?

*pasang ikat kepala

Comments (2)

October 9, 2012
hana sugiharti

betul itu mak.. tapi klo saya alhamdulillah suami sepaham.

nah masalahnya mertua yang selalu menuruti apapun kemauan anak2.


March 31, 2013
Nasya Bilqisty

Hmmmm aku spt itu sm kakek neneknya. kt tinggal di lippo ckrg.setiap weekend pulang ke bdg..setiap weekend buyar smua aturan2ku.. awalnya marah..tp lama2 anakku terbiasa dg hal itu. weekend lepas dr aturan bunda. weekday back 2 bunda rules.. im happy now.^^


    Leave your comment :

  • Name:
  • Email:
  • URL:
  • Comment: