Balada Grup WhatsApp

By admin on September 03, 2016

ditulis oleh Ade Delina Putri – www.sohibunnisa.com

**

Emaks, siapa yang punya WhatsApp? Siapa juga yang sudah gabung dengan grup di WhatsApp? Hampir semua Emak pasti sudah ya. Yap. Barangkali WA masih jadi media sosial favorit untuk keperluan grup. Media sosial satu ini memang lebih mirip SMS dan bisa didukung dengan ponsel yang bukan smartphone sekalipun. Jadi penggunaannya memang sangat mudah.

Semenjak 2014 saya mulai memakai tab sampai sekarang ganti jadi smartphone juga mengenal WhatsApp, saya jadi menemukan pola yang sepertinya selalu sama di setiap grup WhatsApp. Hingga kini saja, saya sudah tergabung di lebih dari 5 grup WhatsApp. Dari mulai grup keluarga, teman-teman sekolah, sampai komunitas.

Lantas apa saja pola sama, yang saya temukan?

Yang muncul, dia lagi dia lagi. Yang silent tetap silent.

Saya tidak tahu ya ini disebabkan oleh apa. Tapi kayaknya yang sering muncul mungkin karena dia memang suka dengan grup tersebut, jadi selalu muncul. Beda dengan si silent dari awal. Awalnya sih minta dimasukkan ke grup, ealah tapi nggak pernah muncul. Kalau dilihat, padahal dia selalu baca. Malah baca paling pertama daripada yang lain -_- Mungkin dia malu, atau mungkin dia memang menganut silent reader – yang penting dapat ilmunya ckck. Tapi yang lebih horor itu si silent reader yang tiba-tiba muncul dengan pertanyaan, atau setiap kali namanya disebut, habis itu menghilang lagi. Tapi sejujurnya, saya pernah ada di posisi semuanya sih hehe. Uwuuuuw >_<

Saat dibutuhkan pada menghilang, giliran pembahasan kurang atau bahkan tidak penting malah ramai.

Ini sering sekali terjadi. Saya sendiri sudah berapa kali mengalami. Misalnya, saat saya belum ikut gabung ngobrol, tiba-tiba saya muncul dengan pertanyaan. Eh semua mendadak senyap. Tidak ada yang balas. Sampai berapa jam kemudian, orang lain muncul dengan pembahasan baru, kemudian ramai lagi. Lantas tadi pertanyaan saya kemana jawabannya? -_- Baiklah jika tidak tahu jawabannya. Tapi jika ada yang meminta tolong pun kejadiannya sama. Semua mendadak senyap dan menghilang. Fffftthhh –”

Memaksa teman untuk membeli barang dagangannya

Hei, ini produkku bagus lho. Nggak ada yang ngalahin lho. Kalian bener nih nggak ada yang mau beli? Ya Allah tega banget. Beli dong satuuuu aja. Oh maaaay. Segitu pentingnyakah barangmu dibutuhkan. Guys, tidak semua orang punya kebutuhan yang sama. Lagi pula kau kan bisa jualan di mana saja. Tidak harus teman-teman di grup WA saja kan yang beli -_- Atuh plislah, kalau dipaksa kan juga tidak enak. Situ emang mau dipaksa-paksa *eeeh 😛

Saking asyik ngobrol atau bercanda, jadi kelewat batas.

Grup WA itu paling sering ngobrol ngalor ngidul. Grup yang benar-benar ada aturan dan benar-benar menetapkannya itu amat juaaarang sekali. Makanya, sering dari obrolan-obrolan tidak penting itu justru jadi bahan bercandaan yang sama sekali tidak lucu. Dan tidak jarang malah menyinggung perasaan atau menyakiti orang lain. Saya sering kok dengar cerita grup yang candaannya kelewat batas dan membuat orang yang ada di dalamnya muak dan memilih untuk keluar. Fffuh. Ya untung saja grup yang saya gabungi sampai saat ini jarang ada yang kelewat batas. Kalau sudah mulai kelewat batas, saya skip saja selama grup itu memang masih dalam batas aman atau dengan kata lain masih cukup penting.

Over sharing

Saking betahnya dengan grup WA tersebut, orang kadang jadi lupa bahwa dia sedang ada di dalam grup. Yang tentu saja isinya lebih dari dua orang. Alhasil, grup bisa menjadi tempat keluhan. Sering, karena ada satu orang mengeluh, yang lain jadi ikutan mengeluh. Bahkan tidak jarang ada yang menceritakan masalah pribadinya. Sampai sini sih masih aman. Tapi tidak sedikit yang curhat masalah-masalah yang lumayan berat dan menyangkut keluarganya. Lebih bahaya lagi bagi yang sudah menikah, bisa-bisa mengeluh tentang pasangan dan keluarga pasangan. Naudzubillah. Jatuhnya jadi membuka aib sendiri dan keluarganya. Kenapa bahaya? Karena grup WA itu kadang ya grup komunitas yang tidak semua kita kenal secara langsung. Yang tentu saja orang-orangnya belum tentu bisa dipercaya. Siapa bisa menjamin orang-orang di dalamnya jadi tidak ikut berpikir negatif tentang pasangan kita dan keluarga? Makanya, saya selalu menahan diri untuk tidak terlalu banyak bicara. Seperti kata Umi Pipik, banyak bicara itu banyak salah >_<

Mendadak left

Guys, sesedih apapun kita. Se-tersinggung apapun kita karena orang lain, tetaplah beretika jika sudah bergabung dalam grup. Kita datang dengan perkenalan. Datang karena memang mau bergabung di grup tersebut. Jika tidak berkenan dengan satu orang, maka japri (jaringan pribadi, hubungi secara pribadi.red) orangnya. Jika kita mendadak left atau keluar begitu saja, orang-orang yang ada di dalam grup, akan memandang kita sebagai pribadi yang tidak sopan :). Dan akhirnya hal ini akan memperburuk nama kita sendiri. Jadi jika memang ada masalah, baiknya dibicarakan lebih dulu.

Oke, kayaknya sih enam itu ya yang paling sering saya rasakan. Emak-emak saya yakin juga punya jawaban yang sama *eeaaaa. Eh atau Emaks punya pendapat lain? Tentang serba-serbi grup WhatsApp yang biar bagaimana pun telah membuat hidup kita lebih berwarna. *halaaaah ngomong opooo toh De –“

Comments (47)

September 4, 2016

aku si silent reader. kenapa gitu? karena, saya baru sempat buka watsap tengah malam, di saat emak2 udah pada boboks dan notif sudah menunjukkan angka ratusan yang mana nggak kuku nggak nana untuk baca satu2. hikkkss..
maafkan aku ya emak2.. ihik 🙂


September 5, 2016

Emak-emak memang sibuk ya kadang. Wajar aja kalo jadi silent reader hehe. Saya pun di beberapa grup jd silent reader 😀


September 4, 2016

Aku juga pakai whats up mak, ikut gabung dong


September 5, 2016

Waduh, gabung apa nih Mak? 😀 Grup? Grup apa? Hehe


September 4, 2016

Saya termasuk silent rider karena sering ketinggalan obrolan. Pas sempat buka WA biasany bahasan udah ganti


September 5, 2016

Mosok e mbak? 😀


September 22, 2016

iyaa, kalau di grup WA yg lalu lintasnya padat sering ketinggalan chat, hahaha


September 5, 2016

Haha, saya juga beberapa kali begitu. Terpaksa jd silent reader karena selalu telat :v


September 5, 2016

Aku lbh banyak jd silent reader krn br sempat buka group pasti malam. Nunggu anak² tidur


September 5, 2016

Hihihi, emak-emak emang sibuk ya kalo siang 😀


September 5, 2016

Aku punya banyak grup WA, belasan hihihi. Ada yang aku aktif di dalamnya ada juga yang silent reader. Kadang di grup yang aku aktif itu, aku memilih ga nimbrung karena chat beberapa orang ga nyambung sama aku. Kalau da candaan yang ngeselin aku japri orangnya dan bilang ga suka. Ga pake marah-marah di grup. Ga enak sama yang lain yang ga salah.


September 5, 2016

Nah itu poinnya. Kalo marah-marah di grup kok ya kayaknya kurang beretika ya. Ibarat marah-marah depan umum gitu :v btw banyak banget Mak grupnya 😀


September 5, 2016

Tergantung grupnya juga sih kalau aku. Kalau beneran kenal dan akrab ya ikut ngobrol, tapi kalau sesekali ngomong terus nggak ditanggepin ya sudah curi saja ilmunya tapi nggak usah ikut ngomong daripada sakit hati nantinya -_-


September 5, 2016

Hihihi. Iyap. Saya pun begitu. Kalo sama yg belum akrab malah terlalu malu buat muncul :v


September 5, 2016

Di luar grup kerjaan aku lebih seneng jd silent reader heheh


September 5, 2016

Grup kerjaan soalnya penting ya Mak 😀


September 5, 2016

Aku tergantung grupnya juga…tp bnykn silent reader.. ☺


September 5, 2016

Aku juga tergantung grupnya sih 😀


September 5, 2016

Aku tipe aktivis nih di bbrp grup yang aku ikutin. Udah ketauan banget cerewetnya aku di hampir semua grup WA yg aku ikutin. Mungkin yg lain jadi sebel gitu ya sama aku trus pada jadi silent reader 😀


September 5, 2016

Hihihi, berarti Mak Uniek tipe yang dia lagi-dia lagi 😀


September 5, 2016

Saya masuk grup WA satu doang, yg bareng mak Ade. Kayaknya saya silent reader jg deh . Btw, gimana caranya mak nulis di web emakblogger?


September 5, 2016

Hihihi iya ya satu grup doang kita. Ini collaborative blogging bareng KEB Mak. Waktu itu ada pendaftarannya yang mau ikutan. Cuma sekarang udah ditutup. Nanti tunggu yang batch 2 aja Mak 🙂


September 5, 2016

Klo saya kadang silent kadang ramai tergntung topik yang dibahas. Sampai detik ini blm prnh left gitu aza kecuali izin dulu dan pasti left ketika tiba2 group ga jelas main masukin tanpa izin terlebih buat promosi jualannya.


September 5, 2016

Wah kalo grup ga jelas sih emang malesin. Saya juga gitu. Tergantung bahasan. Tapi ada beberapa yg memang silent banget 😀


September 5, 2016

Aku ternasuk yg suka silence reader. Alasannya, kadang baca dan longgarnya pas sdh ganti topic


September 5, 2016

Jadi suka telat ya Mak. Udah ga enak mau nimbrung juga 😀


September 5, 2016

baru aja left 2 grup. sedih sih, mantau ada info penting. tp terpaksa hars ambil keputusan drpd ga fokus sm keluarga dan nulis


September 5, 2016

Betul. Kalo udah dirasa mengganggu ya left aja. Tapi jangan lupa pamit ya Mak 😀


September 5, 2016

Sjak WA saya eror… sampai sekarang blm bikin akun WA lagi. Hehe


September 5, 2016

Hihi kenapa Mak? 😀 *kemal :v


September 5, 2016

Saya termasuk yang silent reader. Semua grup WA, saya silent semua. Berisik kalau gak dimute. Tapi silent reader gak selalu berarti kurang update.

Kalau saya sih menganggapnya gak beda dengan dunia nyata. Di dunia nyata pun kalau lagi kumpul ma teman kan ada yang jaid pusat perhatian, paling rami, paling lucu, tapi ada juga yang pendiam. Mungkin saya tipe yang pendiam 🙂


September 5, 2016

Yap. Saya pun kl jd silent reader tetep baca updatean. Cuma ya kalo terlalu banyak, males juga bacanya. Alhasil langsung scroll paling bawah 😀


September 7, 2016

Aku tergantung mood. Kalau lagi mood, mau pesannya udaj puluhan pasti aku baca satu2..wkwkwk.. Tapi kalo lagi ngga mood ya dibuka doang, yg penting notifikasi hilang. :v


September 8, 2016

paling sebel kalo suka ngeshare yg ngga nyambung xixixi


September 11, 2016

aku join di grup wa ada kali hampir puluhan dan beberapa waktu lalu aku mulai selektif untuk join lagi, gak kuat mak ramenya hehehe


September 11, 2016

Hihihi…aku termasuk yang mana ya? semua kriterianya ada soalnya, kadang jadi silent reader tapi mendadak di grup lain ikutan koment, tapi kadang2 silent karena notifnya memang lagi aku mute sementara kalau lagi urgent soalnya meskipun cuma silent reader suka kebablasan manjat chatnya yang udah ribuan huhuhu. Tapi sebisa mungkin aku ngak left karena sudah komit untuk masuk grup berarti apapun konsekuensinya harus di tanggung. Kok jadi panjang…hihihi


September 30, 2016
rizkimuhajar

Saya cuma punya dua grup whatsap, kebanyakan grup dan notifnya sampe ribuan itu bikin HP sering hang, biasanya kalo sudah begitu saya leave grup meski wajib untuk pamitan dengan santun..


October 1, 2016

Grup WA atau Line semuanya punya dinamika seperti ini mak. Tapi yang paling seru tuh grup Telegram. Bisa maen Family 100, hahahahahaha. Less drama, dan so far gak ada masalah.


January 13, 2017

saya silent reader nih. tapi kalau pembahasannya bermanfaat (bukan gosip) saya ikut nimbrung.
biar gak terlalu mengganggu, saya silent pemberitahuan whastapp grup. jadi gak berisik… hehee


February 27, 2017

Saya tergabung di 20an grup whatsapp, tidak semuanya saya silent karena butuh informasi di dalamnya. Kadang ikut nimbrung juga tapi tidak begitu rajin


April 28, 2017
Wawang

Aku pen gabung donk biar rame lam kenal yak


August 26, 2017

dan yang paling menjengkelkan itu ketika ada mantan masuk d grup dan pura2 salah kirim gambar ia dengan pacar barunya kemudian di posting di grup.


October 10, 2018

Wah di handphoneku banyak banget grup nih mak, mana kadang aku slow respon kan. Jadi kadang aku diam karena enggak buka handphone, kadang juga nimbrung apalagi kalo topiknya nyambung. Yang bikin kzl nih, ternyata aku jarang clear chat. Jadi pernah ya handphonennya lemot. Dan waktu aku clear chat semuanya, waaah lega banget ternyata hehehe.


March 15, 2019

Tergantung grupnya sih. Terkadang muncul terkadang silent. Tetapi sering silent juga.


Trackback

    Leave your comment :

  • Name:
  • Email:
  • URL:
  • Comment: