[Review Buku] Keseimbangan Hidup Perempuan

By Lianny Hendrawati on January 28, 2017

“Karena Perempuan terlahir untuk hidup seimbang dan bahagia bersama keluarga, karier, kehidupan spiritual, kecantikan, kesehatan, keuangan, lingkungan social, dan me-time.”

Penulis: Irni Fatma Satyawati, S.Psi dan Asri Rakhmawati (Achi TM)

Editor: Herlina P. Dewi

Desain cover: Ike Rosana & Felix Rubenta

Layout isi: Deeje

Penerbit: Stiletto Book

Proof reader: Tikah Kumala

Cetakan I : Desember 2012

ISBN: 978-602-7572-08-9

 

 

Blurb

Mengasuh dan mendidik anak? Oke!

Mendapat promosi di kantor? Kenapa Tidak?

Melakukan perawatan agar tetap cantik dan sehat? Harus dong…

Terus,

Memanjakan suami dengan masakan spesial juga penting, kan?

Dan, yang tidak boleh dilupakan… Beribadah.

Lalu, bagaimana dengan waktu untuk diri sendiri? Bergaul dengan teman-teman untuk sekedar ngopi bersama? Mengunjungi rumah orang tua kita? Atau….

Ah perempuan, begitu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Mampukah kita menyelesaikan semuanya dengan jatah waktu hanya 24 jam sehari?

Silahkan baca buku ini, dan Anda akan bersyukur karena ternyata Anda bisa meng-handle semuanya. Selamat membaca, dan yakinlah bahwa Anda, para perempuan, terlahir untuk hidup seimbang dan bahagia.

**

 

Buku setebal 194 halaman ini memberikan penjelasan serta tips-tips agar kehidupan perempuan menjadi lebih seimbang. Yuk, kita lihat dulu topik di tiap bab nya!

Bab I membahas tentang happy family. Dalam rumah tangga, suami dan isteri adalah satu tim, yang saling melengkapi satu dengan yang lain.

Bab II membahas tentang kehidupan karier, baik di kantor atau di rumah. Diulas juga sisi negatif dan positif bekerja di rumah serta tips manajemen waktu antara keluarga dan bisnis.

Bab III membahas tentang kehidupan sosial, bagaimana kita harus berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan kita. Bagaimana sikap kita jika berada di lingkungan yang tidak kondusif, etika perempuan yang sudah menikah dll.

Bab IV membahas tentang keuangan. Bagaimana mengelola keuangan yang baik, berapa rekening bank yang kita perlukan, manajemen utang, investasi jangka panjang dan tips mengatur kas harian.

Bab V ini membahas tentang berbagai tips agar kita bisa cantik dan sehat.

Bab VI membahas tentang kehidupan spiritual, hubungan kita dengan Tuhan.

Bab VII membahas tentang me-time seperti membaca, menonton film, traveling dll. Di bab terakhir ini juga ditulis arti me time dari beberapa teman.

 

 

Menurutku, buku ini cukup padat informasi dan unik karena ada 2 versi ulasan dalam tiap bab nya, yaitu perempuan lajang dan perempuan yang sudah menikah.

Banyak perempuan yang beranggapan bahwa menjadi seorang ibu rumah tangga adalah suatu penderitaan yang tiada akhir. Hanya berkutat dengan dapur, sumur dan kasur. Namun, mari kita buka cakrawala berpikir kita lebih luas. Ubahlah mind set kita dengan mengatakan bahwa menjadi seorang ibu rumah tangga adalah sebuah kebanggaan (hal 19)

Buatku yang sudah menikah dan memilih untuk tidak bekerja kantoran, banyak hal dalam buku ini bisa kugunakan sebagai pengingat sekaligus penyemangat untuk hidup seimbang dan bahagia.

Contoh aja di bab 2, tips supaya bekerja di rumah jadi menyenangkan:

  • Ada waktu untuk bisnis dan ada waktu untuk keluarga, sebaiknya dipisahkan. Nah aku penginnya sih juga seperti ini, tapi kadang suka nggak bisa. Maunya liburan, waktu full untuk keluarga, nggak nyentuh laptop, eh ujung-ujungnya tetap aja berkutat di depan si laptop karena ada deadline menulis yang harus diselesaikan hiks.
  • Buat jadwal bekerja di rumah dan taati semaksimal mungkin. Ini hampir sama dengan poin di atas. Tapi emang bener deh buat jadwal itu perlu. Dulu awal ngeblog suka multitasking, contohnya merebus telur di dapur kutinggal ngeblog hasilnya masakan gosong. Waktunya beres-beres rumah kutinggal berinternetan ria, akhirnya lupa waktu dan rumah jadi berantakan semua. Sekarang sih nggak *nggak sering maksudnya hehehe, urusan bersih-bersih rumah kelar baru deh berani nongkrong di depan laptop. Biasanya aku nongkrong di depan laptop sekitar jam 10 pagi sampai siang hari sebelum anak-anak pulang sekolah, ya lumayanlah ada sekitar 4 jam an sehari.
  • Buat kantor sendiri. Emak-emak yang kerjanya di rumah, sudah ada kantor sendiri nggak? Kalo aku sih di dalam kamar, tempat laptop kesayangan nangkring di situ.
  • Tetap tenang dalam segala kondisi. Dikejar deadline eh anak rewel, minta inilah minta itulah. Bikin kepala pusing kan ya, pengin ngomel melulu jadinya hahaha. Nah di buku ini ada tips nih, ambil napas dalam-dalam, duduk tegak pasang senyum manis. Sesulit apapun keadaan yang kita alami, semua akan terasa lebih baik jika kita tersenyum. Betul banget! Coba dipraktekin deh.

Itu salah satu tips yang ada dalam buku ini. Salah satu lho, masih ada berbagai tips lainnya yang bermanfaat sekali. Lengkapnya bisa dibaca sendiri ya 🙂

 Mungkin bahu Anda tidak sekekar suami Anda, tapi yakinlah, di balik bahu yang kecil itu, Anda lebih tegar dari suami Anda. Karena begitulah Tuhan menciptakan perempuan. Perempuan sering menangisi banyak hal, tapi ia juga bisa menjadi lebih tegar untuk banyak hal (hal 34)

Kertas dalam buku ini berwarna putih, jadi nyaman dibaca. Cover dengan gambar perempuan di kantor, bersama pasangan dan teman, kukira cukup mewakili isi dari buku ini. Untuk penulisannya nyaris tidak ada salah ketik, aku cuma menemukan satu kata yang salah ketik di halaman 104 di sub bab B. Etika menjadi Perempuan yang susah menikah, ini mungkin maksudnya ‘sudah’ menikah. Mungkin bisa dibetulkan di cetakan selanjutnya.

 

Buku psikologi populer/how-to ini sarat informasi dan tips yang bermanfaat. Layak dibaca bagi semua perempuan (baik yang sudah maupun yang belum menikah) yang menginginkan keseimbangan dalam hidup.

Selamat membaca!

Comments (3)

Trackback

    Leave your comment :

  • Name:
  • Email:
  • URL:
  • Comment: