There’s Something About Abaya

By Sary Melati on February 06, 2013

Sejak mengetahui lebih dalam tentang budaya Timur Tengah, sebagai seorang perempuan tulen, saya memperhatikan, ada sisi menarik yang saya kagumi dari fashion yang di gunakan dikalangan wanita Timur Tengah.

Sebagian besar Negara seperti Arab Saudi, UAE, Qatar, dan beberapa kawasan timur tengah lainnya. Gaya berbusana di luar rumah sangat diperhatikan. Ada tradisi dimana seseorang memakai pakaian bukan sekedar untuk menutup aurat semata.

Lebih dari itu seperti halnya kebaya dari Indonesia, sari dari India, mereka juga mempunyai pakaian adat yaitu, abaya. Ada sesuatu dibalik abaya, fungsinya bukan hanya sekedar penutup aurat atau trend busana lebih dari itu abaya
adalah pakaian wajib yang harus dimiliki, bagi semua perempuan muslim di Timur Tengah.

Jenis abaya pun makin beragam. Mereka memodifikasi dengan berbagai pernak pernik kerajinan tangan dan desain menawan. Abaya menjelma menjadi kain yang sangat diagungkan. Bukan baju adat yang hanya sesekali di pakai pada acara tertentu. Abaya pula mencerminkan jati diri pemakainya. Banyak dari anak muda yang pergi ke mal dan kongkow bersama temannya mengenakan abaya. Apalagi kaum ibu mereka tidak pernah malu memakai abaya ke mall, ke pantai, mengaji dll.

Lebih jauh lagi abaya selalu menjadi koleksi fashion terfavorit setiap musim. Jadi tak salah jika sebuah abaya bisa mencapai harga 14.000- 50.000 DHS. Atau setara dengan satu unit Honda Jazz. Saya juga pernah menemukan abaya yang lebih mahal dari itu. Dan saya hanya mampu memegangnya dan menelan ludah.

Bagi saya, tidak menampik jika menyukai suatu barang yang bagus, tapi dompet dan naluri saya berkata lain. Saya juga yakin ada kelas tertentu yang bisa membeli barang seindah itu.

Abaya memang identik dengan berwarna hitam. Warna yang cenderung berkesan negatif di Indonesia . Di kawasan Timur Tengah justru menjadi warna yang sangat diminati. Jika tidak hitam bukan abaya namanya.

Saya sangat berharap ,  Indonesia juga bisa belajar dari Timur Tengah yang menjadikan baju adat adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan tetap syar’I dan tetap sesuai dengan norma agama.

Saya yakin dengan perancang busana yang dimiliki Indonesia, masyarakat Indonesia akan mencintai baju daerahnya seperti orang india memperlakukan sari, dan orang timur tengah memperlakukan abaya.

Comments (4)

February 6, 2013

Poin “menjadikan baju adat adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan tetap syar’I dan tetap sesuai dengan norma agama” jadi inget cewek2 Malaysia yg bangga pake baju kurungnya kemana2 termasuk ke kampus atau mal. Sy sendiri gak pede ke mal atau kampus pake kebaya, hehehe…mungkin krn sdh identik kebaya dgn kondangan ya?


February 12, 2013

hehe baju adat kita kan ga hanya kebaya ya say.. masih banyak juga mungkin dengan memakai gamis dari batik kan sudah cukup mewakili 😀

saya juga masih gitu kebaya= kondangan 😀


February 25, 2013

Kayaknya beberapa tahun lalu lagi ngehits model kebaya tapi gak terlalu kebaya (hallah gimana to bahasanya 😛 ) untuk dipakai sebagai kemeja kantoran/ kuliahan…

eh tapi kan pakaian adat di Indonesia bukan hanya kebaya, lebih kaya seharusnya malah ya MBak 🙂


May 1, 2013
hari

Hmm, saya rasa abaya bukan kebudayaan murni. Ini adalah baju syar’i muslimah yang memang dianjurkan berwarna hitam yang -umumnya- tidak menarik seperti warna lainnya. Abaya bersama hijab/jlibab (yang menutupi seluruh bagian tubuh) menjadi satu kesatuan pakaian seorang muslimah.

Sekarang ini abaya yang mestinya tidak dipakai untuk melindungi kecantikan perempuan, perlahan berubah menjadi fashion baru, hiasan-hiasan cantik, pernak-pernik berkilau -seolah semuanya menjadi tanda sulitnya menghentikan kekuasaan perempuan.

( ^ -^ ) GALS RULE!

NB: Kebudayaan Indonesia untuk perempuan yang sesuai syar’i -yang seperti dicontohkan Rasulullah dan dipraktekkan para shahabiyyah- Ada ngga ya? Hmm, kebaya?


    Leave your comment :

  • Name:
  • Email:
  • URL:
  • Comment: