Blog of December 2016: Noni Rosliyani

By admin on December 13, 2016

Hai, Mak, sudah tidak sabar baca profile BoTM bulan ini kah? Tulisannya yang ini sempat menjadi viral di web KEB lho. Mama-nya Luna yang juga adalah seorang editor ini banyak mengulas tentang parenting di blognya www.nonirosliyani.com. Emak Yogya ini sering menang lomba ngeblog dan menjadi speaker di berbagai acara lho.

Yuk ah, simak obrolan singkat MakMin dengan Mak Noni ;).

**

Mak Noni, sejak kapan punya blog? Kenapa nih kok kepengen jadi blogger?

Pertama kali kenal blog itu tahun 2006, dan masih pake platform Friendster, trus pindah ke Multiply, sempet ngerasain pake Blogspot, akhirnya berlabuh ke WordPress, dan pakai TLD sejak tahun 2011. Awalnya bikin blog karena suka banget nulis. Isi blognya mulai dari curhatan geje dan pemikiran sok kritis. Hahaha..

Dan bikin TLD sebenernya karena kebawa arus aja, pengin keliatan keren. Pada tahun segitu, blog yang sering banget saya kunjungi dan dijadiin benchmark itu… blognya dimasnovriandi.com dan tikabanget.com. Baca-baca blog mereka ini yang menjadi salah satu pemicu untuk bikin TLD. Kali yaa.. dengan bikin TLD terus aku bisa sekeren mereka. Hahaha..

Ternyata enggak semudah itu. 4 tahun pertama nonirosliyani.com ada, aku masih jarang banget posting. Bisa kali setahun cuma 12 kali (sebulan 1 tulisan). Masih enggak tahu gimana cara memaintain blog. Cuma nulis tapi enggak dishare, jadi ya enggak ada yang baca. Percuma ya.. Meski udah TLD tapi kalo kita enggak bisa memaintain blog ya sama aja, enggak berkembang, dan blog itu enggak bisa “menafkahi” dirinya sendiri.

Akhirnya kenal KEB di tahun 2013, tapi masih malu-malu dan enggak konsisten nulis. Baru di tahun 2014, mulai konsisten nulis, bisa nemu niche yg pas, dan kenal lebih dekat dengan teman-teman KEB bikin pemicu semangat juga untuk terus berkarya. Kalau lihat blog temen-temen KEB yang keren-keren gitu, aku diam-diam suka mbatin.. “Ihh.. keren ya. Kok bisa sih? Kalo dia bisa, kenapa aku enggak?” Mulailah sejak itu, berusaha untuk  konsisten nulis, telaten mengelola blog, dan membranding diri sebagai seorang blogger.

Bagaimana Mak Noni mengatur waktu untuk ngeblog dan bekerja?

Aku kerja dari jam 8-5 sore. Pulang kerja, bener-bener waktu buat Luna. Enggak bisa nemenin Luna trus disambi ngeblog, pasti dia ngerusuhin. Hahaha.. Jadi waktuku untuk nulis itu biasanya malem setelah dia tidur. Sekitar jam 9-an.

Tapi kalau cari ide buat bahan postingan blog, bisa kapan aja. Saat di kantor, pas lagi baca-baca artikel apaa.. gitu. Bisa nemu ide, trus aku tulis aja di notes hape, biar enggak lupa. Atau, saat blogwalking.. Ide bisa di mana aja. Nonton TV, lihat timeline fesbuk, semuanya bisa jadi ide tulisan. Blog berniche itu menurutku enggak membatasi jenis tulisan kita kok. Apapun idenya, kita bisa melihat dari sudut pandang niche blog kita.

Dan dengan semakin sering nulis, maka ide tulisan itu justru enggak akan habis.

Apakah ada waktu khusus untuk ngeblog? Biasanya kapan?

Biasanya malem hari setelah anak tidur. Atau weekend, siang hari, pas anak lagi tidur siang. Aku enggak bisa ngeblog selama anak masih melek. Bawaannya dia pengin ngerusuhin laptop/hape yg kupegang. Hahaha.. Tapi kalau untuk blogwalking, bisa kapan aja. Sambil makan siang, bisa.. Sambil nunggu antrian juga bisa..

img_20161120_201632

Bagaimana pandangan si kecil dan suami untuk aktivitas ngeblog Mak Noni?

Suami biasa aja. Dia ikut mendukung aktivitas ngeblogku. Misal ada deadline tulisan yang terpaksa harus ditulis saat Luna masih melek, dia akan handle Luna, supaya enggak ganggu ibuknya. Atau, saat ada undangan event yang melibatkan blogger, kalau jauh dia ikut nganterin. Trus mangkal di manaa.. gitu untuk nungguin istrinya. Kalau eventnya malem dan aku harus berangkat sendiri, dia tetep enggak akan ngelarang. Dia gantian yang jagain Luna malemnya.

Justru dengan aku ngeblog, suami jadi terpacu untuk ikutan nulis dan nyumbang ide buat tulisan di blogku. Beberapa tulisan “science experiment” di blogku itu dari dia. Karena kebetulan sidejob dia adalah guru science club di SD swasta di Jogja, jadi punya stok ide science experiment untuk dibagi ke orangtua. Dan mulai tahun 2017 ini, dia mau konsistenin nulis tema itu. Ternyata tema itu, PV-nya lumayan.

Dengan pekerjaan sebagai editor dan kemudian juga blogger (yang sama-sama menulis), apakah pernah kehabisan ide untuk menulis, Mak?

Syukurlah tidak. Entah gimana, ide itu terus mengalir ada terus. Semakin sering kita baca tulisan orang lain, semakin sering kita nulis, justru ide tulisan semakin melimpah ruah.

Aku punya kebiasaan untuk bikin timeplanner ngeblog. Semacam jadwal, hari ini tanggal sekian nulis apa. Trus kalau ada ide dadakan, bisa ditulis di notes hape. Jadwal itu meski enggak selalu tertepati karena kesibukan, tapi ampuh untuk mendisiplinkan diri dalam mengelola blog.

Ada tips untuk mengusir virus writer’s block, Mak?

Apa yaa.. Aku kalau lagi buntet ide, biasanya tetep baca. Baca artikel, baca blog orang, scrolling timeline sosmed. Atau.. nonton drama korea. Hahaha.. Aku Lee Jong-suk lovers. Dengan itu, biasanya, ide tulisan muncul lagi. Asal kita enggak terus-terusan nurutin rasa malas yang menggelayut di badan kita ya..

Virus writer’s block yang berlarut-larut itu menurutku lebih karena diri kita sendiri yang malas, enggak kemudian bangkit, dan melanjutkan karya.

Banyak penulis yang juga blogger ya, Mak, pernah ada pengalaman seru dengan mereka?

Iya, ada banyak penulis yang berawal dari blogger. Ada banyak juga penulis yang kemudian merambah menjadi blogger. Tapi penulis dan blogger itu kan beda ya… Tidak serta merta penulis mampu jadi blogger, begitu pula sebaliknya.

Seperti pengalaman dulu, aku pernah editing naskah novel dari seorang blogger terkenal. Waktu itu setengah mati aku ngeditnya. Banyak gaya penulisannya yang enggak pas untuk sebuah novel. Setelah kubaca-baca blognya, akhirnya aku sedikit menyimpulkan. Karena blog itu nulis yang napasnya pendek-pendek, sedangkan buku, penulis harus punya stamina dan napas yang panjang. Belum lagi, kebanyakan blogger menulis berdasarkan fakta atau pengalaman (non-fiksi), sedangkan novel butuh imajinasi tinggi (fiksi). Koleksi perbendaharaan kata tulisan non-fiksi dan fiksi jelas sangat berbeda. Ini yang kemudian menjebak, novel seorang blogger terkenal belum tentu selaris novelis yang benar-benar berawal dari tulisan fiksi.

Apa pencapaian tertinggi yang diperoleh Mak Noni sebagai seorang blogger?

Pencapaian tiap blogger pasti berbeda-beda ya.. Ada yang kalau udah menang lomba hadiahnya puluhan jeti, atau dapet job review dari brand kelas kakap. Tapi berhubung aku dulu ngeblog bukan berawal dari pengin ikutan lomba-lomba atau pengin nulis dibayar, jadi buatku kedua hal itu bukan tujuan utamaku saat ngeblog. Kalau misal dapet, jelas disyukuri ya…  Hehehe..

Tapi pencapaian tertinggi buatku adalah ketika tulisanku dibaca banyak orang. Sampe mereka kirim email ke aku, curhat atau tanya-tanya lebih lanjut. Atau ketika ada yang message aku dan usul ide tulisan blogku. Termasuk juga, ketika tulisanku menjadi viral, dishare ribuan orang. Itu artinya yang sependapat denganku banyak.

Jelas itu bikin seneng bangetttt… ngalahin kesenangan dapet job review. Hehehe..

p61112-101026-001

Sebagai seorang editor, gemas nggak sih, Mak, saat blogwalking banyak postingan typo bertebaran atau menggunakan Bahasa yang tidak sesuai EYD? He he

Kalau typo, iya. Aku gemes banget sama typo. Bahkan ya, aku punya kebiasaan, kalau baca buku sambil bawa pensil. Kalau ada yang typo, aku lingkarin. Hahaha..

Sedangkan kalau enggak sesuai EYD, iya sih.. kadang gemes juga. Terutama untuk kata-kata yang udah sering banget kita ucapkan. Misalnya ya.. kata yang bener itu “mengubah” bukan “merubah”, asal katanya ubah, bukan rubah. Atau kata “gara-gara” yang jadi sering ditulis “gegara”. Jelas itu enggak sesuai EYD. Yang bener adalah “gara-gara”. Udah bagus ditulis “gara-gara” kenapa diubah jadi “gegara” sih. Hahaha..

Tapi untuk kata-kata lain yang memang sudah lebih familiar yg tidak sesuai EYD, aku sih biasa aja. Kayak kata yang baku sebenernya “Jomlo” bukan “Jomblo”, “Lavendel” bukan “Lavender”, “Mok” bukan “Mug”, “Gawai” bukan “Gadget”. Khusus katakata begituan, biasa aja.

Sejak kapan Mak Noni gabung KEB? Sejauh ini, apa pengaruh KEB bagi Mak Noni?

Sejak 2013 akhir, tepatnya sejak tahu ada komunitas ini di Asean Blogger saat di Solo dulu.

Pengaruh KEB sangat besar sekali dalam karir blogku. Dari KEB aku belajar untuk jadi blogger yang professional, belajar untuk menulis dengan hati supaya yang baca pun bisa ikut ngerasain. Dari KEB aku belajar untuk konsisten nulis, supaya PV tetap terjaga . Dari KEB aku juga belajar untuk lebih pinter lagi memaintain blog. Percuma nulis kan, kalau enggak dishare. Siapa yang baca.

Dan dari KEB juga, aku sekarang punya temen banyaaaakkkk bangetttttt se-Indonesia. Enggak cuma terkungkung  di rumah-kantor doang, tapi juga bisa eksis ke luar-luar.

**

Ya ampuuuun, ternyata Mak Noni ini Lee Jong-suk lovers, Mak! Siapa nih yang satu kubu? hihihihi. Asyik yah ngobrol sama Mak Noni, dan jadi banyak belajar juga. Jadi buat emak-emak di semesta KEB, tolong ya itu typo-nya diperhatikan, dan belajar lagi menggunakan EYD yang baik dan benar, kasihan kan kalau Mak Noni blogwalking dan jadi gemes he he.

Oh iya, emak-emak bisa menghubungi Mak Noni di akun medsosnya sebagai berikut ya :

Teruntuk Mak Noni, teruslah menulis dan menginspirasi dengan ngeblog ya, Mak. Chayo! 😀

Comments (2)

December 13, 2016

Sudah kagum sama mak Noni sejak pertama jumpa dan baca tulisannya. Emang kece emak satu ini 🙂


December 14, 2016

Wah memang mamak yang satu ini memang keren. Orangnya humble lagi, tapi btw Park Jong-suk itu siapanya Lee Jong-suk ya? Ada yang kenal?


    Leave your comment :

  • Name:
  • Email:
  • URL:
  • Comment: