Review Film The Battleship Island

By admin on November 11, 2017

Film The Battleship Island, pasti sudah ditunggu-tunggu oleh para fans dari kubu So Ji-sub oppa dan Song Joong Ki. Pasalnya, film bergenre perang ini menampilkan dua actor tampan sekaligus dengan diiringi berita besar semenjak pemutaran di hari perdananya.

Sukses atau tidak suksesnya sebuah film memang tidak ditentukan oleh gossip yang mengiringi aktornya, meskipun bisa menjadi bumbu yang sedap.

Kita simak review filmnya aja yuuk…

Sutradara     : Ryoo Seung-wan

Aktor            : Hwang Jung Min, So Ji Sub, Song Jong Ki, Lee Jung Hyun

Genre            : Action, Sejarah, Perang

Durasi           : 135 menit

Pulau Hashima, Jepang – 1945. Mengambil latar dan kisah pada zaman perang, film The Battleship Island ini menggambarkan patriotisme rakyat Korea dalam berjuang, bekerjasama dan menghadapi keadaan pada jaman itu.

So Ji Sub (sebagai Choi Chil-sung) adalah seorang mafia. Nggak tahu gimana permulaannya, digambarkan So Ji Sub adalah seorang yang pemberani dan sedang berada di atas kapal besar yang akan mengangkat orang-orang Korea ke salah satu pulau yang masih bagian dari kekuasaan Jepang. Mereka yang di atas kapal berada dalam keadaan penuh pengharapan dan ketidakpastian.

Ada yang bermimpi di Jepang nanti mereka akan mendapatkan pendidikan lebih baik, penghidupan lebih layak dan pekerjaan yang mapan. Ini yang di harapkan oleh seorang Ayah bernama Lee Gang-ok (diperankan oleh Hwang Jung-min) dan anak perempuan satu-satunya, Sohee (Kim Su-an). Ia rela bersusah payah menyelundup ke kapal tersebut karena mendapat surat dan pengakuan dari orang Jepang yang bernama Shimura untuk datang dan menemuinya.

Film The Battleship Island

 

Sesampainya di pulau tersebut, terkejutlah mereka. Karena impian-impian yang mereka pupuk selama ini musnah dalam sekejap. Mereka dipaksa untuk memisahan menjadi dua bagian. Perempuan dan laki-laki. Padahal Pak Lee kan sama anak perempuannya yaa…?

Terjadilah pertengkaran. Untuk menghindari pertengkaran yang berkepanjangan, si orang Jepang ini menggunakan cara pukul dan tembak di tempat. Syukur kena, kalau nggak kena, berarti rezeki nyawa masih dikandung badan.

Tugas mereka di pulau ini hanya satu (untuk laki-lakinya) yaitu mengumpulkan batu-bara sebanyak-banyaknya untuk membangun negeri (katanyaa…entah negerinya siapa yang dimaksud!) atau para pekerja bisa menemukan batu permata yang bernilai mahal dan baru saat itu mereka dibebaskan.

Film The Battleship Island

Pulau Hashima (1887) memang sebuah pulau penghasil batubara namun ditutup pada tahun 1974 karena produksinya menurun dan digantikan oleh minyak bumi.

 

Para tawanan orang Korea ini dikumpulkan di lapangan besar sebuah pulau. Mereka diminta untuk melepaskan semua aksesoris yang mereka gunakan. Kalau ada yang disimpan, atau disembunyikan, bakalan kena pukul dan dikata-katain kasar. Meskipun kita juga nggak akan paham kan…dikata-katain apa…((mereka pakai bahasa Jepang)), tapi melihat cara mereka memperlakukan orang dengan kasar seperti itu bikin saya merinding dan jadi gak salut sama Jepang.

Aku jadi merasa Indonesia banyak kesamaan dengan Korea. Selain karena sama-sama di php-in Jepang, yang dengan taktik “mengaku sebagai saudara” namun nyatanya, mereka gak ada baik-baiknya sama sekali dengan kita.

Film The Battleship Island

Pak Lee berusaha menarik perhatian orang-orang Jepang agar ia dan grup musiknya tidak diperkerjakan di pulau tersebut.

Ingat kejadian propaganda Jepang saat masuk ke Indonesia?

Jepang mengatakan bahwa : Jepang cahaya Asia, Jepang pelindung Asia dan Jepang pemimpin Asia.

Pemimpin di pulau tersebut mengatakan bahwa orang Jepang tidak akan menyakiti orang Korea, karena mereka adalah saudara, endesbre…endesbre… Namun kenyataannya, mereka disuruh tinggal di kamar yang tatami (alas/lantai) nya saja terendam air, bahkan yang menjijikkan adalah makanan yang diberikan campur dengan tikus dan di dalamnya masih ada kecoak hidupnya.

Heuuu~~ ((mau nangis rasanya)).

Penderitaan ini belum dimulai, orang Korea mulai diminta untuk melakukan rutinitas seperti yang orang Jepang lakukan. Seperti beribadah menyembah matahari dan hormat sampai membungkukkan badan.

Ada perempuan yang juga menjadi sorotan di film ini yaitu Lee Jung-hyun (sebagai Mallyon). Ia dipaksa untuk menjadi wanita penghibur tentara Jepang yang sedang bertugas di Pulau Hashima ini. Miris banget deh…

Dan aktor yang dinanti keluarnya dalam film ini tentu mas Song Jong Ki (sebagai Park Mu-young). Doi adalah tentara kemerdekaan Korea yang dilatih khusus oleh Amerika. Sehingga kepiawaiannya dalam membaca situasi dan membuat strategi sangat dibutuhkan saat ia menyamar menjadi salah satu pekerja tambang Pulau Hashima.

Film The Battleship Island

Dalam keadaan seperti ini, aku paham sekali kalau sesama orang Korea saja bisa menimbulkan perpecahan dan ketegangan. Berkelahi dan saling menyalahkan, itu bukan hal yang asing di jaman ini.

Jadi berhasilkah abang Joong Ki membawa orang-orang Korea yang terpaksa bekerja di Pulau Hashima tersebut keluar dari penderitaan mereka?

Nonton yaa…kalau kuat dengan genre film seperti ini. Hikks~~

Aku gak kuat sebenarnya, tapi karena ada So Ji Sub oppa dan bang Joong Ki, mari kita nikmati karyanya dulu…

Secara keseluruhan, aku suka banget sama film bergenre perang ini. Visual effectnya (desingan suara peluru, debur ombak di pulau yang hanya sebesar 6 hektar dan dikelilingi laut serta bom-bom yang meledak saat orang Korea kabur, semua terasa begitu nyata). Dan perasaan aku nih…suara Jong Ki di sini kok makin mature yaa…? ((perasaanku aja kali yaa?!))

Dan Lesson Learn apa yang bisa dipetik dari film The Battleship Island?

  1. Kisah Pak Lee dan anak perempuannya sungguh mengharukan.

Inilah potret pengasuhan sosok Ayah dan anak jaman perang. Pak Lee melatihkan anaknya untuk kuat dan tegar apapun yang terjadi. Selain itu juga mengajarkan anak untuk tidak pilih-pilih makanan. Komunikasi yang saya tangkap antara sosok Pak Lee dan So Hee adalah komunikasi dua arah. Pak Lee adalah sosok ayah yang mampu mendengar aktif dan membaca perasaan anak. Sehingga So Hee tumbuh menjadi anak dengan thinking skill yang hebat.

  1. Menjadi pribadi yang memiliki prinsip.

Jangan asal jadi follower.

  1. Seindah-indahnya hidup dalam masa penjajahan, jauuh lebih nikmat bila kita menjadi orang yang bebas, merdeka dan free.

Sehingga banyak-banyaklah beryukur serta mendoakan para pahlawan yang telah gugur di medan perang. Berkat jasanya, kita saat ini bisa hidup dengan rasa aman dan nyaman.

Seru juga kan, nonton film zaman perang seperti film The Battleship Island ini. Tapi saranku, jangan ditonton sama anak usia di bawah 20 tahun. Karena banyak adegan kekerasan dan ada sedikit adegan dewasa.

***

Review Film The Battleship Island ini merupakan post trigger #KEBloggingCollab untuk kelompok Yohana Susana yang ditulis oleh Lendy, pengelola blog  http://www.lendyagasshi.com

Comments (5)

November 13, 2017

Hi mak. Lendy review mu bikin aku tertarik buat nonton filmnya nih, bukan penggemar berat film korea tapi kita hobby nonton hi.. Hi… Eh bener ya ada adegan makanan campur tikus dan kecoa, bakalan tutup mata nih, mending lihat hantu di film ketimbang lihat si miki.


November 13, 2017

Ngeri juga ya, ngebayangin kejamnya para penjajah pada orang pribumi. Kasian juga lihat tempat tinggal orang yang terjajah itu, apalagi membayangkan cara makan mereka… hiiiyy…
Kayaknya lebih asik nonton film korea romantis, deh hihihi


November 18, 2017

nonton film2 bertema perang ini bikin terenyuh dan nangis tapi nggak mau berenti
keren mak Lendy reviewnya


December 5, 2017

Hai maakk… Aku jadi pingin nontoon


January 26, 2018

Waaah… kayaknya rame. Nyuruh si doi buat nyari film ini, ah. 😀


    Leave your comment :

  • Name:
  • Email:
  • URL:
  • Comment: