Untuk Menulis Artikel Bersponsor, Jangan Pernah Lupakan 9 Hal Terpenting Ini!

By Carra on September 17, 2018

Salah satu “tugas” bloger dewasa ini adalah menjadi “perpanjangan” tangan brand atau produk. Bloger berperan sebagai “staf marketing” bagi brand yang ingin menumbuhkan awareness terhadap produk yang mereka punya. Salah satu caranya ya dengan menulis artikel bersponsor atau sponsored post di blog, sesuai arahan brand.

Nah, pasti Emak-Emak juga udah pada pernah terima tawaran untuk menulis artikel bersponsor ini kan?

Tapi, seringnya, banyak yang lupa akan beberapa hal penting yang wajib dan perlu dilakukan jika kita menerima job Sponsored Post.

Mau tahu nggak, Mak, apa saja yang sering dilupakan? Barangkali Emaks juga sering melupakan nih. Saya juga 😀

 

Beberapa hal yang sering dilupakan saat kita menulis artikel bersponsor

1. Lupa siap-siap

Lah, siap-siap? Siap-siap apa? Ya, siap-siap menerima brief dan siapkan semua datanya.

Kalau kita mau dapat job berupa Sponsored Post, sekarang Google Analytics-nya sudah siap belum? Meski di blog ada statistik bawaan, tapi biasanya klien akan minta data Google Analytics lo. Karena stat bawaan blog bisa saja berbeda standar sesuai platform masing-masing. Makanya, diambil jalan tengah, yaitu dengan menggunakan data Google Analytics.

Jadi penting banget nih, menyiapkan Google Analytics ya! Ayo, segera instal Google Analytics-nya. Nggak terlalu sulit kok 😉

Yang biasa dilupakan juga adalah persiapan media sosialnya. Kalau brief belum turun, tapi sudah positif nih, kita boleh lo mencuri start. Teaser-teaser dulu. Tes ombak dulu. Bangun engagement dulu. Saya sudah pernah share bagaimana cara meng-engage follower di Twitter dan Instagram di web KEB ini. Boleh lo, kalau mau diceki-ceki lagi.

 

2. Branding blog kita sendiri

Lo, maksudnya gimana? Misalnya nih, selama ini kita menolak rokok. Tapi, karena ada tawaran yang bagus, ya udah deh, kita terima saja.

Atau, kita punya reputasi sebagai food blogger, tiba-tiba saja menerima tawaran dari merek oli mobil. Yah, kalau memang mau “agak beda”, please pilihlah yang nggak jauh-jauh amat. Kan sayang, sudah ngebranding sekian lama, tiba-tiba saja “rusak” dalam satu postingan.

Lagi pula, topik yang melenceng terlalu jauh juga jadi blunder buat pembaca blog kita sendiri. Demografinya biasanya sudah nggak masuk, efeknya trafficnya nggak akan kenceng juga. Terus, KPI-nya apa dong, kalau kita nulis tapi nggak dibaca orang?

So, terimalah yang sesuai dan sejalan dengan reputasi kita selama ini ya. Ini penting ya.

 

3. Lupa (atau malas?) membaca MoU atau SPK

Nah, padahal untuk menulis artikel pesanan itu yang namanya brief dan MoU itu penting. Di dalam MoU/SPK ada pasti yang menyebutkan, apa saja tugas kita, cakupan bahasan, hingga soal fee.

Jadi, jangan lupa baca MoU/SPK dengan saksama, lalu tanyakan hal-hal yang sekiranya kurang jelas.

 

4. Disclaimer

Ini lebih ke etika bagi pembaca blog kita sih.

Disclaimer ini adalah semacam keterangan bahwa artikel yang sedang dibaca merupakan sponsored post. Kita juga boleh menambahkan, bahwa meski sponsored (terutama yang berupa review produk) namun kita menulis artikel tersebut tetap objektif. Ini lebih untuk menghindari, pembaca merasa terjebak lalu berpikir, “Yah, ujung-ujungnya iklan!”

Disclaimer ini jamak saja dilakukan oleh blogger mana pun kok, bahkan di luar negeri sekalipun. Dan, brand, sebagai klien, seharusnya juga sudah mengetahui etika ini.

Atau, Emaks juga bisa memberi label atau kategori khusus untuk Sponsored Post. Yang penting, pembaca dinotif kalau artikel tersebut adalah Sponsored Post.

 

5. Komitmen

Nah ini nih. Fatal nih, kalau sampai lupa sama komitmen.

Jadi, kapan kita diminta untuk publish sponsored post-nya? Tanggal berapa, jam berapa? Kalau sudah ada ketentuan, maka tayangkanlah sponsored post kita sesuai jadwal. No excuse!

Klien kan mengharapkan profesionalitas kita sebagai blogger. Jadi, penuhilah.

Kalau berupa reportase event, ya tayangkanlah maksimal 2×24 jam sejak event berlangsung. Karena kalau kayak event itu bergantung banget sama momen di lapangan. Kalau kelewat terlalu lama, bisa saja sudah basi, Maks.

Madingnya udah terbit! *loh, Cinta?*

 

6. Etika pada brand

Yes, ini masih banyak yang belum paham nih.

Hindari menulis artikel bersponsor untuk 2 brand yang punya target market yang sama, dalam waktu (hampir) bersamaan.

Kalau memang Emaks mau menerima banyak job sih boleh saja. Tapi pastikan ada jeda waktu–terutama kalau job-jobnya dari competitor masing-masing–min. 1 bulan di antaranya.

Nrand berbeda dengan target market yang sama itu contohnya kayak apa? Ya, misalnya, sama-sama merek susu anak. Sama-sama sabun pencuci piring. Sama-sama suplemen kesehatan.

Alangkah tidak hormatnya kita pada brand yang sudah (sedang) bekerja sama dengan kita kalau kita menerima juga job dari yang lain. Apalagi kompetitor!

Rasanya kayak dikhianati mantan!

Jadi, Insyaallah nih, kalau ada banyak tawaran menulis artikel bersponsor, pastikan nggak ada yang “rebutan pasar” ya. Sungguh nggak etis bagi brand klien kita.

Bukannya nggak boleh menerima, tapi diatur waktunya. Ok, Mak?

 

7. Share!

Ini juga sering dilupakan nih, Maks. Bahwa setelah publish tuh, kita wajib share juga. Meski mungkin ini nggak masuk ke dalam MoU/SPK, tapi kan Emaks harus kasih laporan pageviews kan?

Ya, kalau nggak rajin share ataupun promo, gimana kita bisa dapat pageview yang bagus? jadi, kerahkan semua akun media sosial yang ada untuk promosi sponsored post yang sudah kita publish.

 

8. Kirimkan laporan tepat waktu

Ya, sebagai tahap paling akhir dari job menulis artikel bersponsor, jangan lupa memberikan laporan. Sudah tahu kan, gimana caranya bikin laporan pageview di Google Analytics?

Terus, apa lagi yang diminta oleh klien? Insight Instagram, barangkali? Atau laporan Facebook Page? Semuanya wajib kita lengkapi ya, laporannya.

Jadikan dalam satu file atau folder yang mudah dibuka oleh klien. Bisa di-zip barangkali?

Laporan ini akan memperlihatkan, seberapa besar pengaruh yang bisa kita dapat dari artikel bersponsor kita itu.

 

9. Sabar menunggu

Ini juga sering lupa ya? Tapi, sabar menunggu apa sih? Menunggu fee dong ah! Pura-pura nggak tahu ya, Mak? Hahaha. 😆

Yah, namanya kita sudah mengerjakan kewajiban kita, pastinya kita lantas berhak atas fee yang sudah dijanjikan. Nah, sampai di sini, jangan lupa untuk sabar menunggu.

Kadang fee molor itu mah biasa banget! Maklum, urusannya sama orang banyak dan brand gede kan ya? Nggak perlu juga nanyain tiap hari ke agency-nya atau ke orang yang mewakili brand tersebut.

Pasti akan dibayar kok! Tenang aja! Apalagi kalau sama KEB. Uhuk.

 

Nah, itu dia beberapa hal yang kadang dilupakan kalau kita sedang menulis artikel bersponsor.

Semoga nggak terlalu banyak yang dilupakan ya, dari 9 poin tadi. Kalaupun memang ada, nah, next sponsored post yang Emaks dapat, yuk, diperbaiki!

Semangat, Mak!

Comments (10)

September 17, 2018

Benar, GA serta share di medsos itu banyak diminta banget sama klien.


September 18, 2018

Bener banget.
Tugas kita bukan cuma sekedar nulis artikel n publish, habis itu selesai.
Tapi harus tanggung jawab juga biar tuh tulisan banyak yg baca.
Caranya dengan nge-share dan sering-sering promosiin artikelnya. Biar pageview nya bagus.

Kalau pv nya bagus bukan gak mungkin kan someday akan diajak kerjasama lagi sama brand tersebut


September 18, 2018

seru blog ini, banyak narasumber yang berpengalaman. cari ilmu ngeblog di sini ah. permisi dan terimakasih.


September 19, 2018

bermanfaat sekali sharing nya, ,,, aku juga lagi belajar nih di beberapa poin diasatas .. 🙂


September 24, 2018

Makasih mak, Alhamdulillah selalu berusaha menjalankan semua tips di atas.

Sambil belajar terus cara mereview yang baik, saya mengedepankan disiplin dan komit dulu 🙂


September 24, 2018

Disclamer atau Pemberian label itu mak yg kadang berbenturan sama brief yg diberikan client. Ga boleh menyertakan keterangan bahwa postingan yg kita buat adalah sponsored post. ku jadi galau, hihi


September 24, 2018

Makasih banyak, Mak. Catet semuaaaa


September 25, 2018

Makasih tipsnya mak. Aku usahakan tulisan masuk ke label sponsored post, kecuali jika si brand nggak mau, baru dimasukkan ke lainnya. Tetap kudu obyektif nulisnya ya mak.


September 28, 2018

wahh, makasih banget tips-nya. semoga next aku juga bisa yaaa bikin sponsored post. lagi mau coba rebranding diri nih ahaha udah kayak produk aja


January 10, 2019

makasih maks tipsnyaa….smg berguna ntar kalo dah dpt sponsored post hehehe


    Leave your comment :

  • Name:
  • Email:
  • URL:
  • Comment: