Beberapa hari ini saya dipusingkan dengan banyaknya barang yang menumpuk di rumah, lebih tepatnya lagi di kamar. Besar kamar dan ruang penyimpanan nggak bertambah secara signifikan, tapi rasanya barang yang menyesak semakin banyak. Bukan hanya barang-barang yang saya beli sendiri yang memenuhi, tetapi juga barang freebies dari events, souvenir pernikahan, goodie bags, dan sebagainya. Akhirnya saya meluangkan satu hari khusus…
Halo emak! Tidak terasa bulan Februari habis, kurang dari dua bulan lagi kita akan menghadapi Pemilu legislatif untuk memilih wakil rakyat yang akan menjadi anggota dewan. Apakah emak sudah punya jagoan yang mau dipilih? Tulisan saya ini sebenernya masih ada hubungannya dengan tulisan yang terakhir, tentang pengalaman mengurus paspor yang (nyaris) hilang. Ini bukan tulisan politik dan bukan mau menuduh…
Halo emak-emak, selamat tahun baru 2014! Akhir tahun lalu, atau bisa dibilang akhir bulan lalu, saya disibukkan dengan pencarian paspor saya yang hilang, tidak ketemu sejak saya terakhir pulang dari luar negeri bulan April 2012. Saya yakin paspor tersebut ada di rumah, hanya terselip dan saya lupa menaruhnya di mana. Pencarian jadi tambah sulit karena kamar saya yang lama sudah…
Sejak si bocah usia 8 bulan, saya dan suami mulai rajin membawanya ke taman/ruang terbuka hijau (RTH) untuk sekedar jalan atau lari pagi. Tidak terasa sudah cukup banyak taman yang kami datangi, semuanya yang terjangkau dari rumah kami di Jakarta Selatan. Saya mau berbagi informasi nih tentang taman-taman yang bisa dikunjungi, siapa tahu berguna buat emak-emak yang sedang berada di…
Ketika suami dimutasi ke Lhokseumawe, saya langsung penasaran dengan peraturan daerah yang gak membolehkan perempuan dibonceng di motor sambil mengangkang. Peraturan itu sempat membuat heboh di Jakarta dan bikin Lhokseumawe jadi terkenal, “gak boleh ngangkang? Kayak di Lhokseumawe aja!” Begitu kira-kira bercandaan kita. Ternyata, sepanjang pengamatan suami, warga Lhok adem ayam saja tuh menanggapi aturan nyeleneh itu. Tidak perlu pakai…
Sebelum nikah, saya sebeeeelll banget sama prinsip bahwa istri itu melayani suami. Asli, saya gak bisa ngebayangin kalau tiap hari harus tunduk sama suami, mengurus printilan ini itu sementara si suami tinggal duduk manis lalu semuanya beres. Setelah saya nikah, saya makin sebel sama prinsip itu, hehehe… Sebenernya bukannya saya gak mau mengurus suami, tapi entah kenapa kata ‘melayani’ itu…