ditulis oleh Lia Djabir – http://liadjabir.com/
Melakukan perjalanan darat atau Road Trip Bersama Si Kecil? Bisakah? Nyaman nggak?
Berikut ini adalah pengalaman Lia Djabir, member Emak Blogger Makassar saat melakukan road trip bersama anak kembarnya ke Kota Sinjai bersama komunitas mobil.
****
Sinjai??
Nama kota ini bukan salah satu nama kota di Jawa Timur, tempat bebek Sinjay berada.
Bukan juga salah satu nama kota di India.
Sinjai adalah nama kota yang berada di Sulawesi Selatan.
Kota Sinjai atau Balangnipa merupakan nama ibukota dari Kabupaten Sinjai, yang terletak sejauh kurang lebih 220 KM dari Kota Makassar.
Kota ini menjadi tujuan road trip saya dan keluarga bersama Komunitas Volkswagen Makassar, di mana suami saya menjadi anggotanya.
Tanggal 5 Agustus 2017 lalu, komunitas Volkswagen Makassar melakukan road trip bersama anggotanya ke Kota Sinjai.
Suami saya mengajak kami sekeluarga untuk turut serta dalam road trip tersebut karena diadakan saat akhir pekan, sehingga tidak perlu ijin cuti kerja.
Awalnya saya agak ragu untuk ikut. Maklum saja, saya tidak terlalu menyukai perjalanan darat. Apalagi memikirkan harus menaiki mobil yang usianya lebih tua dari umur saya.
Mobil VW yang kami tumpangi merupakan Volkswagen jenis combi yang diproduksi awal tahun 70-an. Kebayang kan…berapa tuanya mobil ini.
Tapi, di pagi hari sebelum berangkat, suami berhasil meyakinkan saya untuk ikut serta dan membawa si kembar bersama kami.
Inilah cerita saya saat road trip bersama anak kembar kami.
Sinjai Road Trip bersama Si Kecil
Makassar-Sinjai
Perjalanan dimulai sekitar pukul 11 siang bersama anggota komunitas lainnya.
Rute berangkat yang diambil yaitu melalui arah Malino yang merupakan daerah pegunungan hingga tembus ke Kota Sinjai.
Rute ini membuat saya tambah khawatir karena medannya cukup sulit. Mungkin tidak akan menjadi masalah besar untuk mobil keluaran tahun 200an.
Merupakan tantangan tersendiri untuk melakukan perjalanan dengan mobil yang berusia hampir 50 tahun. Namun, kekhawatiran saya agak reda setelah mengetahui ada 2 teknisi khusus Volkswagen yang menemani perjalanan kali ini.
Teknisi diperlukan untuk menangani semua kerusakan yang mungkin timbul selama perjalanan. Apalagi perjalanan kali ini diikuti oleh kurang lebih 12 mobil Volkswagen yang semuanya sudah berusia di atas 30 tahun.
Walaupun terdapat bengkel mobil di kota-kota yang kami lalui, tapi tidak semua teknisi mengerti betul bagaimana memperbaiki kerusakan mesin yang timbul di mobil Volkswagen.
Dan benar saja. Kami sempat berhenti sebanyak 2 kali, untuk mengecek keadaan mobil anggota yang bermasalah. Puncaknya saat mesin mobil salah satu teman tidak dapat dinyalakan sama sekali sehingga harus diderek. Untungnya posisi kami saat itu sudah dekat dengan Kota Sinjai, sehingga kami dapat melanjutkan perjalanan tanpa harus menunggu mobil untuk selesai diperbaiki.
Enjoy the Journey
Road trip bersama si kecil dengan menggunakan mobil tua menjadi pengalaman baru buat saya dan anak-anak. Pengalaman yang menyenangkan adalah kami bisa melihat pemandangan pegunungan yang cantik selama perjalanan dari Makassar menuju Sinjai. Mobil yang tidak melaju kencang membuat kami bisa menikmati pemandangan dengan lebih leluasa.
Beberapa teman bahkan membuka kap mobil safarinya agar dapat lebih menikmati udara segar pegunungan.
Saya yang awalnya deg-degan, mulai rileks seiring perjalanan menuju Kota Sinjai. Apalagi anak kembar saya, Almira dan Jibran, tidur pulas selama hampir 3/4 perjalanan dan mereka tidak rewel sama sekali.
Perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 8 jam itu tidak terasa lamanya. Apalagi kami sempat berhenti beberapa kali untuk beristirahat dan juga foto-foto.
Enjoy The Night
Waktu telah menunjukkan pukul 8 malam saat kami memasuki Kota Sinjai.
Seluruh rombongan Volkswagen berkumpul di lapangan Sinjai menghabiskan Malam Minggu di sana. Beberapa orang yang membawa perlengkapan berkemah, mendirikan kemah untuk beristirahat dan tidur. Tidak sedikit juga yang memilih tidur di mobil. Volkswagen combi kapasitasnya memang cukup untuk ditiduri.
Sinjai – Makassar
Tiba waktunya untuk kembali ke Makassar. Kami mengambil rute pulang yang berbeda dengan saat berangkat.
Rute pulang melalui daerah pesisir sehingga kami akan melewati Kota Bantaeng, Jeneponto dan beberapa kota lainnya.
Pada perjalanan pulang ini, kami lebih banyak bertemu dengan rumah penduduk dan medannya pun lebih landai. Konvoi mobil Volkswagen dapat melaju dengan lebih kencang karena perjalanan yang dilalui cukup mulus.
Sore harinya, kami tiba di Bantaeng, dan berhenti untuk menikmati kota.
***
Perjalanan darat dengan menggunakan mobil tua pula, memang cukup melelahkan untuk anak-anak, tetapi saya berharap mereka mendapat pengalaman yang berharga seperti:
- Kebersamaan; Almira dan Jibran yang biasanya main berdua bisa bertemu dengan anak-anak lainnya dari berbagai usia. Mereka juga melihat bagaimana pria saling bahu membahu untuk mendorong atau memperbaiki mobil yang rusak.
- Mengenal pedesaan; Almira dan Jibran bisa mengetahui tentang sawah dan gunung yang biasanya hanya mereka lihat di gambar.
- Kehidupan tidak selamanya nyaman; biasanya, Almira dan Jibran menaiki mobil yang ber-AC, tapi kali ini dalam road trip ke Sinjai, mereka harus berpanas-panasan dan hanya mengharapkan semilir angin karena mobil yang digunakan (Volkswagen) tidak kuat menanjak jika memakai AC.
Melakukan road trip bersama si kecil bagi saya tidak ada masalah selama kita mempersiapkan mereka dengan baik dan memberikan kenyamanan selama perjalanan.
Demikian sekilas cerita saya tentang perjalanan darat bersama anak-anak dengan menggunakan mobil tua.
Tulisan ini untuk merupakan tulisan pertama untuk Collaborative Blogging #KEBloggingCollab Kumpulan Emak Blogger kelompok Susi Pudjiastuti.
Lia Djabir adalah Blogger yang berdomisili di Makassar, Sulawesi Selatan. Ibu dari anak kembar, Almira dan Djibran.
Waaa senangnya klo anak-anak enjoy setiap perjalanab ..terutama perjalanan darat ya mak..