Balai Rakyat Ala Singapura

By Sary Melati on December 08, 2012

Penulis: Dessy Dwi Anggraini

Tadinya saya mengira di negara metropolitan yang masyarakatnya cenderung individualis tidak ada perkumpulan ataupun komunitas masyarakat. Tapi ternyata saya salah, di semua distrik Singapura setidaknya pasti ada satu balai rakyat atau dikenal dengan namaCommunity Center, tempat dimana warga Singapura tua dan muda bisa menyalurkan hobinya.

Saya beruntung tepat di depan apartemen kami ada community center yang cukup lengkap. Ada lapangan basket, hall, mini playground, dan ruangan-ruangan kecil. Setiap hari community center selalu ramai dengan berbagai macam kegiatan. community center  ini memang untuk memfasilitasi hampir semua kegiatan, dari olahraga, memasak, seni, atau hanya sekedar membaca di mini librarynya, bahkan seringkali mengadakan acara jalan2 bareng. Hanya dengan mendaftar sebagai member kita bisa dapat harga khusus yang jauh lebih murah. Menyenangkan bukan?

community center  ini benar2 merakyat. Semua orang bisa daftar sebagai member, bahkan foreigner pun juga bisa ikut serta kegiatan2 mereka. Namanya juga balai rakyat, ya kegiatannya sesuai minat rakyat, dan disesuaikan dengan kantong rakyat. Biaya per kegiatan jauh lebih murah dibandingkan di tempat lain. Ga cuma untuk menyalurkan hobi, disini juga bisa merayakan pernikahan di hallnya yang lumayan besar dan bagus.

Sering saya lihat banyak remaja-remaja yang berlatih karate di lapangannya, hari lain saya melihat remaja lain bermain basket. Bagus sekali bukan? Di waktu luang mereka memilih untuk melakukan kegiatan positif, apalagi di fasilitasi dengan baik oleh pemerintah. Seandainya hal ini diterapkan di Indonesia, saya yakin angka kenakalan remaja dan pengguna narkoba akan menurun drastis. Sementara untuk para orang tua usia lanjut ada kegiatan merangkai bunga, yoga, dll.

Baru-baru ini saya mengikutsertakan Keisha program art class di community center ini. Berhubung dia di rumah juga sangat suka menggambar. Di hari pertamanya dia sangat senang hingga menyiapkan peralatan menggambarnya tanpa saya suruh. Begitu masuk kelas dia menyuruh saya keluar dan meninggalkan dia sendiri di kelas seninya. Sungguh saya bangga padanya padahal dia yang paling kecil sendiri di kelas tersebut.  Saya bersyukur ada community center, setidaknya disini Keisha bisa menyalurkan hobinya dan saya tidak perlu pusing mengeluarkan biaya ekstra yang besar untuk mengakomodasi hobi dia tersebut.

  

IMG_4839.JPG

    Leave your comment :

  • Name:
  • Email:
  • URL:
  • Comment: