Intermittent Fasting, Diet atau Puasa?

By Indah Juli on September 24, 2019

Bagi sebagian perempuan, memiliki berat badan berlebihan bisa bikin hati suram ya. Terutama bagi perempuan yang sudah melahirkan, mengembalikan bentuk tubuh ke masa sebelum punya anak, bagaikan pungguk merindukan bulan. Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan berat badan seperti diet, olahraga, bahkan ada yang kontroversial yaitu sedot lemak. By the way, sudah tahu tentang Intermittent Fasting? Lagi ngetrend sebagai pola makan untuk meurunkan berat badan.

Apa sih Intermittent Fasting (IF) itu? Bagaimana melakukannya? Seberapa populer pengaturan pola makan ala IF ini?

Diet atau Puasa ala Intermittent Fasting

Di beberapa media sosial bertebaran tagar dengan tulisan #PejuangIF dan #IntermittenFasting. Penasaran, lalu mencari tahu tentang kedua tagar tersebut. Dari hasil Googling, saya rangkumkan tentang salah satu metode diet, menurunkan berat badan ala semi puasa ini.

Buat yang sering melakukan puasa Senin Kamis atau menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan, sepertinya tidak akan mengalami kesulitan menjalani pola makan dengan cara mengatur waktu makan dan berpuasa.

Jadi, yang diatur adalah waktu makannya, bukan makanan apa yang harus dimakan atau tidak boleh dimakan.

Waktu berpuasanya bisa dipilih, selama 16 jam sehari atau puasa/fasting selama 24 jam, dua kali dalam seminggu.

Bagi saya, di luar melaksanakan ibadah (sesuai agama yang saya anut), berpuasa merupakan cara paling tokcer menurunkan berat badan. Bagaimana tidak, saat puasa, kita makan pada waktu-waktu tertentu (sebelum Subuh – sahur, dan berbuka pada saat Maghrib).

Kalau selama bulan Ramadan, berat badan bisa turun sampai 4 kilogram selama 30 hari.  Ditambah lagi kalau rutin berpuasa Senin Kamis, berat badan cenderung stabil, tidak banyak mengalami kenaikan.

Berpuasa atau fasting, tidak hanya dilakukan umat Muslim lho. Sering juga dilakukan oleh penganut Kristen, Yahudi, Budha dan Hindu. Di penganut Kejawen, bahkan ada istilah puasa mutih. Hanya makan nasi tanpa garam.

Dengan mengkombinasikan pola makan saat berpuasa, Intermittent Fasting dipopulerkan oleh komunitas health and fitness.

Intermittent Fasting, Diet atau Puasa?

Dari Healthline.com, dijelaskan ada beberapa cara melakukan Intermittent Fasting ini. Di antara ada yang mengatur periode makan dan berpuasanya ke dalam hari atau minggu.

Beberapa metode IF yang populer:

  • IF dengan metode 16/8 (The Leangains Protocol) : #PejuangIF tidak sarapan di pagi hari dan waktu makan dibatasi selama 8 jam. Misalnya; makan di antara pukul 1 siang (13.00 WIB) hingga pukul 9 malam, dan berpuasa selama 16 jam.
  • Eat-Stop-Eat : berpuasa selama 24 jam, sekali atau dua minggu sekali. Agak berat memang pola IF yang ini, karena tidak makan selama sehari, sampai makan lagi di malam berikutnya.
  • The 5:2 Diet: #PejuangIF mengkonsumsi 500 – 600 kalori selama dua hari berturut-turut dalam seminggu. Di dua hari tersebut, harus patuh untuk tidak makan non kalori. Dan 5 hari lainnya, makan biasa.

Dari ketiga yang populer itu, yang paling populer dan banyak #PejuangIF yang melakukannya, adalah metode 16/8, karena dianggap paling mudah dan sesuai dengan ketahanan tubuh manusia.

Hal penting lainnya dalam melaksanakan Intermittent Fasting adalah jangan makan berlebihan, jika sedang tidak dalam periode IF. Percuma telah mengurangi asupan kalori, yang ampuh menurunkan berat badan.

 

Intermittent Fasting, Diet atau Puasa?

Dalam melaksanakan diet ala IF ini, kita tetap bisa makan makanan apa saja. Bebas minum kopi atau teh, asalkan tidak memakai gula, sebaiknya mengganti dengan sedikit susu atau cream.

Beberapa manfaat Intermittent Fasting bagi kesehatan:

  • Yang pertama pastinya adalah turun berat badan dan lemak di perut berkurang.
  • Dengan melakukan IF, bisa menurunkan kadar gula sebesar 3 – 6 %
  • Kesehatan jantung, dengan IF bisa mengurangi kolesterol jahat, gula darah, dan resistensi insulin dan faktor resiko penyakit jantung.
  • Kesehatan otak; dengan melaksanakan pola makan IF, hormon BDNF otak dapat ditingkatkan, membantu pertumbuhan sel saraf baru, dan melindungi terhadap penyakit Alzheimer.
  • Anti aging; pasti banyak yang menyukai ini. Menghindari penuaan dini.

Sederhana memang pola makan ala Intermittent Fasting ini. Kita dibiasakan untuk makan secara sehat, mudah tapi sulit untuk mempertahankannya. Ingin menurunkan berat badan secara maksimal, lakukan IF secara teratur.

    Leave your comment :

  • Name:
  • Email:
  • URL:
  • Comment: