Well, kali ini saya menulis sambil tersenyum-senyum dengan segelas kopi menemani. Ada yang menggelitik saya beberapa waktu lalu, ketika sebuah info fenomenal keluar di grup Emak-emak blogger, di Fb. Dan kali ini temanya memang tentang “Percaya Diri”
2 hari lalu, KEB memberikan informasi tentang sebuah acara yang lain dari biasanya. Karena grup ini terdiri dari perempuan, maka para makmin beserta panita yang terbentuk berniat dengan sungguh-sungguh untuk bisa memberikan apresiasi terhadap mereka dalam sebuah ajang yang bernama Srikandi Blogger 2013. Acara ini bentuk award bagi semua blogger perempuan yang eksis di dunia per blogging-an. Tentu saja, hal ini menjadi hal yang sangat disambut hangat oleh member di grup. Toh, sepengetahuan saya, belum ada kan, acara penghargaan untuk para blogger perempuan?
Setelah informasi Srikandi Blogger 2013 dikeluarkan oleh sang ketua, mak Wylvera, sahut-sahutan di grup menjadi kegiatan utama saat itu, banyak yang menyambut hangat tentang acaranya, dan merasa surprise. Sayangnya, tak sedikit juga yang menyambut (ingin mendaftar), namun merasa kurang percaya diri dengan menjawab, “pengen ikut, tapi ga pede”. Nah, ini dia yang ingin saya garis bawahi.
Sejenak kita keluar dari bahasan Srikandi Blogger 2013 dulu ya.
Percaya diri, memang ga bisa muncul begitu saja. Ia harus dipancing, dibangun dan dikembangkan secara terus-menerus. Layaknya bunga yang sedang tumbuh, maka ia harus terus disirami air, dan diberi pupuk. Begitu juga dengan percaya diri, ia harus di digerakkan oleh hal-hal positif yang pada akhirnya menumbuhkan rasa nyaman pada setiap orang, lalu dari rasa nyaman itu muncullah rasa percaya diri. Mengapa harus nyaman dulu? Karena dari kenyamanan akan selalu ada hal dan rasa positif, kalau sudah positif, maka engga ada ekspektasi negatif, yang pada akhirnya membuat seseorang mampu berpikir dan bertindak secara jernih. Muncullah rasa percaya diri untuk melakukan sesuatu. (itu yang saya rasakan, lho).
Terus, kenapa masih ada aja yang suka ngerasa ga pede an gitu?
Ok, saya sharing sesuai dengan apa yang saya rasakan juga, ya. Jadi, mohon maaf kalau kurang berkenan.
Pada saat saya merasa tidak percaya diri, adalah ketika saya dihadapkan pada sebuah kondisi, dimana saya belum sepenuhnya terlibat di dalamnya. Bagaimana saya bisa memulai sesuatu, kalau saya tidak nyaman dengan lingkungan saya? Contoh kasus : Beberapa kali saya diminta untuk menjadi MC, dan salah satu strategi MC agar bisa PD di panggung adalah hadir minimal 1 jam sebelum audiens datang, tujuannya adalah agar saya menguasai panggung dan suasana. Apa jadinya, ketika saya datang 5 menit sebelum acara? Pertama, saya akan ngos-ngosan, kedua, saya belum menguasai suasana. Alhasil, saya bisa terlihat gugup dan lebih gemeteran, kalau udah gitu, dijamin saya ga PD, lebih parahnya bisa saja tak sengaja melakukan kekonyolan, seperti kisah saya beberapa waktu lalu. (silakan intip di blog saya)
Lalu, apalagi kira-kira faktor penyebab kurangnya rasa percaya diri?
Ini yang saya sebut dengan ekspektasi negatif. Secara tidak sadar, kadang kita suka berucap, “ah ga pede, aku kan bisanya cuma gini aja.” Diucapkan sekali, okelah, kalau diucapkan berulang? Bukankah ucapan itu adalah doa? Saya yang menganut paham itu, lho. Jadi, kalau dilakukan berulang-ulang, engga heran, kita akan terbentuk sebagai pribadi yang seperti itu. Jauh di lubuk hati terdalam, saya yakin semua teman-teman selalu memiliki keinginan, (apapun itu). Sayangnya, kadang keinginan itu selalu dibarengi (lagi-lagi dengan ekspektasi berlebihan). Belum mencoba, kita sudah memikirkan hal-hal yang sama sekali belum kita tahu ke depannya seperti apa. Padahal, diri kita ini memiliki potensi luarbiasa hebat jika kita menyadarinya. Sayang banget kan, ya, kalau keinginan itu terhambat hanya karena kita terlalu banyak berekspektasi. Come on, tinggal ambil langkah aja, percaya, yakin dan terus berikhtiar, Insya Allah, kita bisa menikmati rasa PD itu dengan positif. Kita tidak usaha berbicara fisik deh ya. Sudah banyak contoh di sekeliling kita. Saudara-saudara yang (*maaf) kekurangan fisik, pada akhirnya ketika mereka yakin dengan kemampuan dirinya, maka itu bukan lagi penghalang untuk maju. Lalu, kita yang diberikan fisik sempurna, hanya tinggal mengolahnya, kenapa harus meragukan kemampuan diri? 🙂 #selftalk
Hal lain yang bisa membangun rasa percaya diri adalah pengaruh lingkungan. Saya sadari betul, lingkungan lah yang membantu kita dalam membentuk pribadi kita, apalagi lingkungan tersebut yang memiliki hobi yang sama. Kita bisa bertanya dan belajar banyak hal dengan teman yang sama-sama memiliki kesukaan, pada akhirnya saling memberi masukan, saling kritik, di situlah rasa percaya diri kembali terbangun. Bagaimanapun, kadang kita butuh orang lain untuk memberikan jempolnya untuk kita agar kita benar-benar bisa menjadi pribadi yang yakin dengan kemampuan diri. That’s why, penting untuk kita berteman dengan orang-orang positif, yang mau memberikan masukan membangun untuk kita. Apalagi yang suka traktir…. *ngarang :)). Khusus untuk temen-temen yang suka ngeblog, ya udah pas kalau gabung ny di KEB.
Sebetulnya banyak hal juga sih yang mempengaruhi seseorang merasa kurang percaya diri. Saya sharing sepengetahuan saya saja. Selebihnya, teman-teman sendiri yang bisa merasakannya, tho? Hanya saja, menurut pemikiran sederhana saya, percaya diri itu bukan suatu pilihan, melainkan keharusan, asal bisa mengaplikasikannya secara positif.
Memangnya, ada ya, percaya diri yang negatif? Ada….
Contohnya simple aja, model berpakaian. Dalam soal fashion muslim, saat ini semakin beragam kan, ya? Mau bentuknya seperti apa, modelnya kaya apa, selama si pemakainya PD, ya itu haknya. Dulu pun, saya yang menganut paham itu. Tapi setelah berkenalan dengan seseorang yang paham tentang dunia pakaian, maka sayapun lebih menyesuaikan dengan porsi saya. Dalam artian, sesuaikan tempat dan waktu pemakaian. “Bolehlah kita PD memakai apapun, tapi mbok ya sesuaikan gitu sama bentuk tubuh dan wajah, minimal nyaman dilihat.” Nah begitulah komentar jleb dari kawan saya itu. Walaupun masih ada yang kekeuh dengan pemikiran itu, saya sendiri memilih untuk sedikit-sedikit mengaplikasikannya dengan lebih menyesuaikan suasana. Tujuannya, supaya terhindar dari komentar negatif dan pandangan yang sangat tidak mengenakkan. Kalau sudah begitu, energi orang yang nyinyir sama kita itu, bisa sampe lho sama kita, alhasil, kita pun malah bisa terpedaya dengan kepedean kita.
Nah, dari dua sudut pandangan saya itu, tentu teman-teman pun memiliki pandangan lain tentang PD. Tapi, setuju kan ya, kalau positif thinking menjadi salah satu unsur utama dalam membangun rasa percaya diri? Dan kali ini saya coba sharing tips bagaimana bisa percaya diri. Memang, antara berani tampil namun tak ada keberanian, dengan berani tampil tapi sengaja ga mau tampil itu beda, tapi saya yakin, keduanya bisa menjadi lebih positif asal kita mau melakukannya dengan positif juga.
Tips membangun rasa percaya diri (ala Mira)
1. Hindari ucapan “ah, engga PD.” -> ingat, apa yang kita ucapkan sangat mempengaruhi kita bertindak
2. Berteman dengan orang-orang positif, dan batasi untuk hal yang negatif
3. Kuatkan tekad (kalau udah niat, lanjut kerjakan)
4. Yakin dengan kemampuan diri yang dimiliki, respek terhdap diri sendiri.
5. Rendah hati dan tetap mau belajar
Emm…. apalagi ya?
Eniwey, kalau teman-teman masih punya masukan tentang tips PD, silaka isi di kolom komentar. Lebih banyak, lebih bagus, kan? Dengan begitu kita semua bisa meminimalis yang engga PD an, menjadi PD.
😀