“Internet itu ibarat kali/sungai yang ada di belakang rumah kita. Daripada kita melarang anak-anak bermain dekat sungai, membuat berbagai macam penghalang, kenapa kita tidak mengajari anak-anak untuk berenang. Berenang yang baik tentunya. Belajar berenang agar tidak tenggelam. Agar tidak terhanyut”.
Ya, dari pada kita (orangtua) melarang anak untuk berinternet, kenapa tidak bersama-sama (dengan anak) untuk memahami internet yang bertanggungjawab.
Tak usah menyalahi anak dan internetnya. Jadilah orangtua yang nggak gaptek.
Internet adalah teknologi penunjang masa depan, yang dibuat untuk membantu memecahkan masalah setiap orang. Banyak hal yang bisa dilakukan dengan internet. Tapi, internet juga ibarat dua sisi mata uang. Jika kebablasan dalam melakoninya, dampak buruknya lebih terasa dibandingkan manfaatnya.
Anak-anak sekarang ini adalah Digital Native.
Digital native adalah kelompok yang saat mulai belajar menulis sudah mengenal internet atau yang saat ini berada di bawah 24 tahun.
Ciri-ciri Digital Native adalah:
- Melek teknologi (paham tentang gadget/smartphone/handphone)
- Tidak kikuk dalam mengoperasikan berbagai gadget yang dimiliki orangtua/orang dewasa lainnya.
- Senang berkumpul di sosial media
- Belajar dan bersosialisasi di komunitas online.
Benar kan, anak-anak kita mempunyai ciri-ciri di atas?
Mendampingi Anak Digital
Jadilah orangtua yang tidak gaptek, temani anak dengan cara:
- Menjadi teman di sosial media yang dimiliki anak
- Jadi orangtua yang asyik, tapi jangan sok asyik.
- Awasi, tapi jangan nimbrung di percakapan.
- Jika ingin menegur anak, jangan dilakukan di sosial media. Ajak bicara secara langsung.
- Ajak anak ngobrol tentang hal-hal yang dikerjakan di sosial media.
- Bantu anak untuk seleksi teman di sosial media dan beritahu alasan yang jelas kenapa harus diseleksi.
- Beritahu rambu-rambunya bergaul di sosial media
- Batasi waktu bermain gadget, ajak anak untuk beraktivitas yang lain, misalnya kegiatan fisik atau tatap muka.
- Instal aplikasi yang membantu anak mengasah kreativitas, belajar dan mengembangkan wawasan.
Tips menghindari hal negatif di internet:
Orangtua:
- Sadari bahwa anak kita adalah digital native
- Jelaskan kepada anak dengan hati
- Hargai pikiran dan perasaannya
- Sepakati: “Makna perangkat elektronik dan internet di keluarga”
- Perbaiki alasan pemberian akses perangkat elektronik pada anak
- Digital literasi
- Rating (perhatikan)
- Buat Aturan + Tentukan konsekuensi, Lakukan kontrol terhadap mainan anak (dan semua media) sebelum membeli, sedang bermain dan pantau ‘efek samping’nya.
- Parental Control: Pasang parental control di handphone, komputer (gadget) anak untuk memproteksi dari hal-hal yang tidak baik.
“Dengan sebuah komputer dan tablet, seseorang dapat mendidik dunia! Bahkan lebih baik, konten tidak pernah lenyap. Siapa pun bisa belajar dari video yang sama!” Salman Khan, pendiri Khan Academy
Daripada menyalahi anak dan internet, sudahkah kita, orangtua atau orang dewasa lainnya, bertanggungjawab dalam memanfaatkan internet dan sosial media secara tepat, sesuai dengan norma dan etika?
Seberapa banyak dari kita, orangtua dan orang dewasa lainnya, memanfaatkan internet tidak hanya sebatas pengguna tetapi juga untuk berkreasi menghasilkan sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat?
Dengan memanfaatkan itnernet dan sosial media secara tepat, sesuai dengan norma dan etika, setidaknya menghindari anak-anak kita, generasi penerus bangsa Indonesia, dari hal-hal atau konten-konten negatif. Karena semua informasi yang masuk ke otak dari panca indera (mata, hidung, telinga, lidah, peraba) membentuk pola pikir kita. Dan, pola pikir itu mengubah kerangka otak, yang membentuk pola kepribadian.
Kalau anak-anak disuguhi dengan konten atau hal-hal negatif secara terus menerus, dapat memicu pola kepribadian dengan kekerasan.
Yang penting lagi, melarang atau membatasi anak-anak untuk tidak berhubungan dengan internet adalah hal yang tidak mungkin.
Dua Sisi Mata Uang
Dalam suatu perkembangan, terutama menyangkut perkembangan atau perubahan kebiasaan, pasti ada dampaknya. Baik dan Buruk. Begitu pun dengan perkembangan teknologi, terutama internet.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, banyak hal positif yang bisa dilakukan dalam berinternet. Misalnya saja, manfaat internet bagi member Kumpulan Emak Blogger adalah blog, ngeblog. Menjadikan blog sebagai konten positif untuk berbagi atau sharing.
Semakin banyak member Emak Blogger yang berbagi konten positif mengenai internet untuk anak, akan semakin ‘melek’ orangtua atau orang dewasa lainnya untuk lebih cerdas digital.
Mengenal internet itu sudah pasti. Namun cerdas berinternet/digital itu suatu pilihan.
Sudahkah Emak Blogger sekalian cerdas berinternet/digital? Yuk sharing 🙂
Notes:
- Tulisan ini merupakan rangkuman saat mengikuti Edukasi #internetBAIK yang diselenggarakan oleh Yayasan Kita & Buah Hati, ICT Watch! dan Kakatu Telkomsel. Serta kutipan dari Ainun Chomsun, Founder Akademi Berbagi, tentang Mengawal Anak/Remaja Bersosial Media.
- Tulisan untuk ~ Collaborative Blogging ~ Kelompok 2 Kumpulan Emak Blogger (KEB)
Internet saat ini diperlukan oleh anak-anak tetapi penggunaannya juga harus diawasi supaya tidak terpapar content uang berbahaya untuk dilihat. Terima kasih buat liputannya.