Setiap dari kita pasti pernah melakukan kesalahan. Dan semua kesalahan tersebut memiliki tingkatan masing-masing. Bisakah kita memaafkan kesalahan?
Akibat dari kesalahan tersebut juga bisa berdampak banyak hal, baik pada mereka yang telah melakukannya, atau orang lain yang memang akhirnya harus merasakan dampaknya karena kesalahan kita.
Ada yang langsung menerima dampaknya, atau ada yang tertunda. Suka atau tidak, kita semua memang harus tetap mempersiapkan pada kondisi terburuk dalam kehidupan kita. Dan mau atau tidak, kita pun harus memiliki kekuatan untuk bangkit, dan memperbaikinya. Meski dengan segala rasa sakit, perih, sedih, malu, ataupun marah.
Saya pernah berada dalam kondisi keduanya. Melakukan kesalahan, dan menjadi korban dari kesalahan. Keduanya sama-sama sangat tidak nyaman untuk dirasakan.
Dari keduanya pun saya menitikkan air mata. Dari keduanya saya merasakan rasa marah, kesal, dan juga sedih. Dan dari keduanya saya belajar. Beruntungnya saya, saya menyadari kondisi tersebut. Ah, mungkin ini artinya hati saya masih bekerja.
Saya masih ingat bahwa pada akhirnya apa yang saya lakukan adalah sebuah kesalahan, di sisi lain juga, saya menyadari bahwa memaafkan atas kesalahan orang lain yang sempat membuat hati tersayat akan membuat hidup jauh lebih menenangkan. Mungkin, ini sebenar-benarnya, makna dari berdamai dengan diri sendiri. Meskipun saya tidak menyatakan bahwa saya berhasil melakukannya. Nope, saya masih terus berproses, terus… dan terus, hingga napas saya terhenti.
Dan yang saya maknai dari semua itu adalah, menyadari bahwa ternyata, saya hanyalah makhluk lemah. Sungguh tidak ada kesempurnaan di dunia ini. Itulah yang pada akirnya membuat saya ingin lebih berhati-hati, baik dalam melangkah atau berucap.
Cukuplah saya membuat kesalahan, dan saya pun harus bergegas memaafkan kesalahan-kesalahan orang lain, agar saya bisa menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya. Namun, apakah ini sebuah jaminan? Tentu tidak! Tapi tidak ada salahnya kita berusaha untuk memperbaikinya kan, selama hati kita masih mampu bekerja. Karena jika hati kita sudah tidak bisa bekerja, maka apapun yang kita lakukan, akan selalu benar menurut kita, dan yang orang lain lakukan adalah, tetap sebuah kesalahan di mata kita.
Terima kasih untuk setiap terguranMU, terima kasih untuk segala rasa yang KAU titipkan. Ijinkan jiwa dan raga ini untuk kembali menata kehidupan dengan sebaik-baiknya, agar Engkau Ridho. Mungkin, cukup dengan bercermin, kita akan menemukan titik lemah kita, atau kebodohan dan kesalahan kita. Mari kita bercermin diri terus, dan terus.
****
Blogpost ini pernah dipublish di blog personal.