Penulis: Mak Magda Ovi
Barangkali pelukan menjadi sebuah bahasa yang lebih mujarab ketika kata-kata tak lagi cukup mengungkapkan isi hati. Dalam kumpulan puisi Sudahkah Kau Memeluk Dirimu Hari Ini? karya M. Aan Mansyur, pembaca akan banyak menemukan gambaran cinta yang seakan gak akan pernah cukup terungkap. Ada rahasia, ada keganjilan, ada huruf yang hilang.
aku merasa selalu saja ada huruf
hilang dalam sajak ini,
serupa gigi depan tak lengkap
(Sajak dengan Huruf Tak Cukup)
Bagaimana mengatakan: aku cinta kamu, tanpa satu kali pun ada kata cinta dalam puisinya (kecuali pada judulnya), saya menemukannya di halaman 137 judul puisi: Resep Sederhana Mengawetkan Cinta dan tergetar membacanya, dan keterbatasan saya bagaimana mengutip puisi tersebut agar mewakili “kegetaran” yang saya maksud, karena emak harus membacanya kata demi kata dari awal sampai akhir.
Tentang “pelukan”, Aan menganalogikan di prolog buku Pelukan-pelukan yang Berharap Disetubuhi:
Menulis puisi, bagi saya, memang kadang terasa seperti memeluk dan membaca puisi seperti membalas pelukan.
Juga dalam puisi berjudul Pelukan:
istriku lebih suka memeluk daripada berkata-kata…
seolah-olah dua tangannya
bisa menyampaikan semua rahasia
Di sela jam kerja, atau saat sore menjelang pulang kantor, sambil menyelesaikan proposal atau memikirkan event deadline, saya kadang membuka- mencuri- sebait dua bait puisi Aan dan menemukan 2 puisinya yang (menurut saya) sangat imajinatif dan kreatif.
Pertama dalam puisi Dunia yang Lengang, Aan menggambarkan sebuah negeri yang pemerintahnya membuat aturan ketat: setiap orang hanya berhak memakai seratus tiga puluh kata per hari, pas. Maka 2 orang kekasih pun menghemat kata-kata yang terucap dari mulutnya setiap hari, sehingga saat malam tiba, sang kekasih bisa bilang: aku mencintaimu, sebanyak lima belas kali.
Kedua, puisi Surat Cinta yang Ganjil, saya coba kutip sekelumit:
- cintaku yang besar, cintaku yang tulus,
- telah hilang, menguap, dan kini rasa benciku
- berkembang setiap hari. ketika melihatmu,
- aku tak ingin lagi melihat wajahmu sedikitpun
- satu hal yang sungguh ingin aku lakukan adalah
- mengalihkan mata ke gadis lain, aku tak lagi mau
- menikahkan aku- kau….
Coba emak baca bagian yang ganjil saja, hapus baris selebihnya, dan kata penyairnya: sesungguhnya, ini sehelai surat cinta yang ganjil.
Hal yang khas dari tulisan-tulisan Aan, dia seringkali menulis dengan huruf kecil semua, seakan mewakili sebuah perasaan yang tak berawal tak berakhir, karena huruf besar biasanya muncul untuk mengawali sebuah kalimat, tak ayal jika penyair menjadikan @hurufkecil sebagai nama lainnya dan akunnya social media-nya.
Selanjutnya, apa yang bisa saya sampaikan tentang buku ini adalah… membuat saya jadi ingin lebih sering memeluk suami dan anak saya… seakan tak pernah ada kecukupan.
maka aku akan terus menulis agar kau tahu
bahwa semua yang sempurna
adalah ketidakcukupan
begitu juga dengan cinta yang setia
bermain-main di sini,
bagimu
yaitu sajak dengan huruf tak cukup
(***)
Judul: Sudahkah Kau Memeluk Dirimu Hari Ini?
Pengarang: M. Aan Mansyur
Jumlah halaman: 184
Harga: Rp 57.000,-
Soft cover
Terbit: Juni 2012
Kategori: Kumpulan Puisi
Penerbit: Motion Publishing
e-mail: [email protected]
twitter: @katabergerak
wooo…,jadi pengen punya bukunya! terima kasih sudah mengulasnya di sini Mak Magda Ovi 🙂