Penulis: Mak Elisa Koraag
Ku termanggu menatap kepulan di atas cangkir
serasa dejavu, duduk kembali ditempat ini
lakumu masih menyisakan luka
pedih dan nyeri membuat sedih dan perih
inikah cinta?
dimana kuingin selalu berada tak jauh darimu
tak perlu bicara tak perlu suara
dalam diam kita saling memahami
yah seperti kepulan asap di atas cangkir
pahit kopi, tak semerbak aromanya
tapi sama
itu pangkal nikmatnya
dibalik kepulan asap ada aroma yang terendusi
harum kopi mengusik sepotong memori
tentang harum bau tubuhmu
campuran keringat, kopi dan tembakau
pada dinding memori luka ada jejak tarian cinta kita.
kepulan asap mengurai perlahan
berganti dengan separuh kesadaran
menghirup aroma kopi adalah menghirup kenangan bersamamu.