Semua orang bikin tips mengelola THR ya. Nggak apa-apalah ya, ini tips realistis mengelola THR ala saya. Harus realistis dong, masalah uang nggak boleh cuma ngawang-ngawang. Ini cara saya dari diskusi dengan financial planner waktu bikin planning seumur hidup, 2 tahun lalu. Yuks!
Sebelumnya, kita samakan dulu persepsi ya. Asumsi setiap orang punya pendapatan bulanan. Gaji bulanan disebut dengan penghasilan bulanan. Dipakai untuk membiayai kebutuhan sehari-hari selama satu bulan. Sementara THR masuk ke dalam penghasilan tahunan. Dipakai untuk membiayai kebutuhan yang sifatnya tahunan.
Jadi apakah THR harus ditabung atau diinvestasikan? Kalau sudah menabung dan berinvestasi rutin setiap bulan dari gaji bulanan sih nggak perlu. HABISKAN! AYO NGEMALL! LOL. Beneran, karena jika keuangan bulanan sudah rapi terjaga, THR gunanya ya untuk dihabiskan. 🙂
Berdasarkan prioritas, ini yang harus dilakukan saat menerima THR.
- Zakat. BAYAR DONG YAAHHH MASA NGGAK BAYAR. Sisihkan dulu di awal untuk pembayaran zakat ini.
- Sisihkan untuk THR pembantu rumah tangga di rumah (kalau punya).
- Yang mudik jauh tiketnya sudah dibeli dari jauh-jauh hari dong ya. Sisihkan uang THR untuk biaya selama mudik. Jadi nggak ganggu pos bulanan. Saya aja yang mudik ke Bandung doang, menyisihkan untuk biaya hidup selama mudik ke Bandung. Karena pasti jajan muluuu. Nggak mungkin dong ambil dari pos sehari-hari.
- Bagi-bagi untuk anak-anak. Apa dikasih uang cash? Atau dibelikan baju baru? Atau keduanya? Atau tidak sama sekali? BEBAS. Anak saya masih kecil sih jadi saya belikan aja baju baru mumpung diskon di mana-mana. LOL. *intinya nggak Lebaran pun kalau diskon mah belanja ajah XD* Saya sih dulu dikasih orangtua bentuknya cash, dipakai belanja silakan, dipakai jajan silakan.
- Berbagi untuk orangtua. Namanya orangtua yah, meskipun uangnya lebih banyak dari kita -_____- kalau dikasih mah seneng aja. Apalagi dikasih terus dibelikan sesuatu. Secara jumlah mungkin tidak seberapa, tapi orangtua biasanya senang karena anaknya ingat untuk berbagi sama mereka.
- Sisihkan untuk angpau! Hitung jumlah ponakan, cucu, adik. Mau dikasih pecahan berapa? Tukar uang seperlunya karena uang angpau begini, nuker dikit habis, nuker banyak juga habis. Jadi harus benar-benar diperhitungkan untuk siapa saja, nominalnya berapa. Lebihin sedikit karena biasanya suka ada yang kelupaan. Eh ternyata anaknya tante anu udah nambah satu lhooo, kan kemarin melahirkan. Lupa deh nggak kehitung. Lebihin aja!
- Berbagi untuk orang sekitar. Kalau saya, karena nggak punya ART, saya sisihkan untuk tukang sampah, hansip, nanny, dan kawan-kawannya. Nggak harus berupa uang lho! Dikasih bingkisan sembako juga mereka senang. Karena secara struktur *halah* mereka kan bukan karyawan kita. Beli sepaket sembako (minyak, gula, terigu, dll) itu asli nggak bakal lebih mahal dari sepotong kaftan. Apalagi kalau kaftannya ber-swarovski, bisa beli paket sembako untuk 15 orang. *mulai ngelantur*
Sudah? Buat diri sendiri mana? Ya aturlaaahhh. Lagian ngaku deh, nggak dapet THR juga suka belanja kan? Jadi sutralah mending pakai baju yang ada, kecuali kalau masih sisa atau ada dana lebih.
Nah kalau saya sendiri, saya sisihkan juga untuk biaya tahunan lainnya. Biaya tahunan lainnya selain biaya untuk Idul Fitri adalah kurban. Iya untuk beli kambing Idul Adha. KAN MASIH LAMA? Yeee, percayalah, dari Idul Fitri ke Idul Adha itu nggak pernah lama. Dan saya tipikal yang susah menabung tahunan. Maksudnya kalau harus menabung untuk dipakai setahun lagi, wih, baybay deh pasti uangnya kepake. Jadi untuk kurban, selalu sudah siap dari Idul Fitri. Pakai uang THR juga.
Yang kedua untuk bayar pajak kendaraan bermotor. INI PENTING. Bayar pajak itu harus dialokasikan dari penghasilan tahunan. Saya biasanya menyisihkan dari THR juga.
BANYAK YAAHHHH. IYAAAAA. Tapi kalau penghasilan bulanan sudah rapi, dana pendidikan anak sudah rapi di reksadana, asuransi kesehatan punya, THR memang untuk dihabiskan. Kalau masih sisa, silakan dipakai untuk liburan tahunan. HABISKAAANNN. 😀
Dengan satu syarat, semua hal itu dilakukan kalau kondisi tidak punya utang. Utang, bukan cicilan seperti cicilan rumah ya, utang seperti utang kartu kredit misalnya. Kalau masih punya utang, BAYAR DULU. Habis dong THR-nya? Ya salah sendiri kenapa berutang tapi nggak mampu bayar?
Selamat belanja!
Â
Annisa Steviani
Setujuuuuu…. thr realistinya aku jg habiskan :))))
Niat awal coba disisihkan biar bersisa, yg terjadi habis. Tp ya ora popo… thr kan bonus bnr yg icha blg dgn syarat anggaran bulanannya rapihhh :))