Mak, mumpung masih awal bulan nih, saya ingin menanyakan satu pertanyaan maha penting. Sudah punya dana darurat belum, Mak? Apppaaah? Beluuum??!!?? *mulai lebay* hihihihi.
Kenapa dana darurat itu sangat penting? Karena hidup tak selamanya indah, Mak *tsaaah*. Maksud saya begini, tidak ada yang pasti di dunia ini kecuali ketidakpastian itu sendiri, sepakat? Hidup kita tidak akan selalu lurus-stabil-ajeg selamanya.
Siapa yang bisa menjamin perusahaan tempat pak suami tidak akan bangkrut yang mengakibatkannya kehilangan pekerjaan (dan juga income keluarga)?
Siapa yang bisa menggaransi rumah tempat kita tinggal terbebas dari bencana?
Siapa yang seratus persen yakin kartu BPJS bisa mengkaver apa pun ujian sakit yang tiba-tiba datang pada kita atau suami atau si kecil?
Itulah kenapa kita harus menyiapkan the worst case scenario, Mak. Amit-amit sih ya, semoga hal buruk tidak terjadi pada kita. Tapi jikalau Tuhan mengizinkan musibah itu datang, setidaknya kita sudah memiliki sedikit persiapan berupa dana darurat ini.
Baiklah, ini dia perhitungan dana darurat yang harus Emak persiapkan:
- Single 4 x pengeluaran bulanan
- Menikah (tanpa anak) 6 x pengeluaran bulanan
- Menikah, 1 anak 9 x pengeluaran bulanan
- Menikah, 2 anak atau lebih/Wirausaha/Freelance 12 x pengeluaran bulanan
Blogger seperti kita masuk di kategori terakhir tuh, harus punya dana darurat 12 x pengeluaran bulanan! *kemudian pengsan* hihihihihi.
Pengeluaran bulanan itu apa? Yaitu pengeluaran yang harus kudu wajib dikeluarkan walaupun apa pun. Sederhananya, kalau nggak ada uang untuk keperluan pengeluaran, selesai deh hidup lo! *sadis* :D. Misalnya nih, yang paling penting dan krusial: makan! Banyak job review atau sepi orderan, perut mah harus tetep diisi buibu, perkara menunya apa, nah itu masalah lain kan ya hehehehe. Yang lainnya adalah seperti bayar listrik, uang sekolah anak-anak, termasuk juga cicilan-cicilan (pssst, debt collector mah nggak peduli kita lagi jobless atau nggak, Mak!).
Misalnya saja pengeluaran bulanan kita sebesar 10 juta (biar bulet aja Mak angkanya hihihhi), tinggal dikalikan deh dengan dengan rumus di atas tuh. Contoh kasus untuk saya nih, saya kan menikah tapi belum punya anak ya, jadi dana darurat yang harus siapkan adalah (dengan menggunakan contoh angka di atas) sebesar: 60 juta rupiah!
Berapa orang nih yang pingsan? hihihihihi.
Terlihat sangat besar sekali ya, Mak. Tapi bisa diupayakan kok, sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit, betul? Cara termudahnya adalah menyisihkan SETIDAKNYA 10% dari income di awal bulan untuk dana darurat ini. Kalau emak belum memiliki dana darurat sama sekali, usahakan dalam satu tahun ke depan angkanya sudah bisa tercapai. Tapi kalau sudah oke jangan dipakai liburan ke luar negeri ya Maaaaak, bikin dana liburan yang berbeda dong ah! 😛
Oh iya, sebaiknya dana darurat ini kita simpan dalam bentuk apa sih, Mak? Yang jelas jangan di bawah kasur ya hihihihi *abaikan*. Nama pun dana darurat ya, jadi harus bisa dicairkan dengan mudah saat keadaan darurat terjadi. Maka pilihan instrumennya bisa sebagai berikut:
- Tabungan (sebaiknya disimpan dalam rekening terpisah, bisa langsung ambil di ATM atau tarik di teller kalau jumlahnya besar)
- Deposito (tergantung kebijakan bank, tapi biasanya bisa dicairkan dalam 1-2 hari kerja)
- Logam mulia (dapat dijual di toko emas atau ANTAM)
- Reksadana Pasar Uang (biasanya sudah dapat dicairkan dalam 3-7 hari kerja)
Harapannya, ketika kita sudah memiliki dana darurat, hidup kita masih ‘aman’ untuk beberapa bulan ke depan dalam situasi tidak memiliki pendapatan sama sekali, Mak. Tidak perlu pinjam tetangga kanan-kiri-depan-belakang, tidak perlu jual TV-kulkas-motor, tidak perlu pulang ke rumah orang tua sekadar menumpang hidup dan makan. Ibaratnya nih, ketika kita sedang ‘tenggelam’, kita sudah punya pelampung sebagai sarana untuk tetap mengapung selagi mencari pertolongan.
Yuk ah, Mak, kita mulai dari sekarang untuk memiliki dana darurat ini ;).
Setujuuu!!! Dana darurat memang penting dan harus disiapkan. Bentuknya emang kudu yang bisa dicairkan sewaktu-waktu. Saran tambahan, kalau tabungan jangan yang pake ATM (etapi entar susah ya kalo perlu) ato kalo nggak ATMnya dikonci aja. Hihihihi.. 😀