Kemaren Rabu malem, saya mantengin linimassa nya NulisBuku dot com di twitter. Kebetulan lagi ada kultwit tentang Tips Menulis FlashFiction di sana. Ternyata nulis FlashFiction itu ga asal nulis ya… ada jurus-jurus tertentu agar FlashFiction kita itu mampu menggigit dan nendang.
Buat saya pribadi, saya memang lebih tertarik sama FlashFiction, karena cerita mau ga mau tak bisa bertele-tele, karena terus terang, kadang penulis itu terlalu mendramatisir ceritanya, memanjang-manjangkan kisahnya hingga berlarut-larut dan bahkan tanpa sadar keluar dari alur. Semua itu hanya karena mereka harus memenuhi jumlah kata standard. Menurut saya, ini agak konyol. Cerita fiksi bolehlah tetap cerita fiksi. Tapi kalo lantas ga masuk ke logika, ya jadinya aneh. Dan kalo dipaksain, jadi membosankan.
Ga jarang loh saya menemukan cerita fiksi, tak usah novel deh, cerpen aja.. yang tiba-tiba saja membuat nafsu membaca saya terhenti mendadak di tengah cerita. Banyak ini yang begini. Kalo sudah begini sih, saya juga ndak maksain. Akhirnya ya sudah, ndak saya selese kan membaca 😀
Tapi FlashFiction, beda! Saya suka plot yang padat, dan lalu ditambah twist di akhir cerita. It’s so fantastic!! Both ketika kita membaca ataupun ketika menulis.
Dan ndilalahnya kok ya Rabu malam kemaren, Nulisbuku.com kok kasih tips-tips untuk nulis FlashFiction yang baik. Saya sayang juga kalo disuruh nyimpen ilmu sendiri begini 😀 Jadi mendingan saya share di sini aja ya… Buat bahan belajar kita semua. Pas banget dengan saya yang lagi belajar bareng temen-temen sesama FF lovers dengan tajuk #PromptChallenge 😀
Jadi berikut adalah poin-poin dalam kultwit oleh NulisBuku.com
Apa itu #FlashFiction ? FlashFiction merupakan karya fiksi yang singkat dengan jumlah kata tidak lebih dari 1000 kata. Umumnya, 100-500 kata. Umumnya beberapa unsur cerita, dalam #FlashFiction muncul secara tersirat, sehingga minim deskripsi. Keunikan dari #FlashFiction yaitu memiliki twist, sebuah akhir cerita yang tidak terduga.
Berikut ini, tips-tips dalam menulis #FlashFiction oleh NulisBuku.com
1. Mulailah dengan sebuah ide yang sederhana #FlashFiction
1a. Dalam menulis #FlasFiction cobalah dimulai dengan ide yang sederhana sebagai bagian dari sebuah masalah yang kompleks.
1b. Misalnya saja, peristiwa buang gas secara tidak sengaja yang terjadi di dalam angkot dengan rute yang jauh. #FlashFiction
1c. Apapun idenya, tulislah. Gunakan topik yang kecil dan membangun. #FlashFiction
2. Lupakan deskripsi. #FlashFiction
2a. Gunakan sesingkat mungkin deskripsi di awal cerita, jika bisa hilangkan dekripsi awal. #FlashFiction
2b. Karena #FlashFiction lebih singkat dari cerpen, maka adanya deskripsi awal akan membuat flash fiction menjadi bertele-tele.
3. Mulailah dari tengah #FlashFiction
3a. Seperti pada poin 2, keberadaan deskripsi awal sebagai pembukaan pada #FlashFiction tidaklah berarti.
3b. Mulailah cerita dari konflik yang terjadi dan buatlah #FlashFiction mu menarik! 🙂
3c. Meskipun dimulai dari tengah cerita, unsur-unsur cerita seperti karakter, setting, dll harus tetap ada. #FlashFiction
3d. Caranya? Sampaikan beberapa unsur tersebut secara tersirat. #FlashFiction
4. Gunakan kalimat aktif. #FlashFiction
4a. Umumnya, kalimat aktif muncul sebagai dialog tokoh. #FlashFiction
4b. Pada #TipsMenulis sebelumnya, dijelaskan bahwa kunci menulis fiksi adalah dengan menunjukkan bukan menceritakan. #FlashFiction
4c. Dengan lebih banyak menggunakan kalimat aktif, ceritamu akan lebih banyak menunjukkan unsur-unsur secara intrinsik #FlashFiction
4d. Jadi, tanpa perlu mendeskripsikan bahwa tokoh #FlashFiction mu adalah antagonis dapat tersirat dalam dialognya.
5. Gunakan sindiran secara tak langsung (Allusive) #FlashFiction
5a. Sindiran secara tak langsung ini dapat berfungsi sebagai referensi #FlashFiction
5b. Kalian bisa mengacu pada peristiwa sejarah, biografi seorang tokoh atau yang lainnya. #FlashFiction
Jadi kalo boleh saya simpulkan
-
Mulailah langsung dengan konflik.
-
Tak perlu deskripsi yang terlalu mendetail terutama di awal cerita.
-
Biarkan pembaca menarik kesimpulan mengenai karakter para tokoh, melalui jalan cerita dan dialog yang ada.
-
Jika sudah hampir mendekati akhir, twist lah alur ceritanya, hingga yang alur yang tadinya tertebak menurut logika pembaca menjadi terbelokkan arahnya. Ini akan menimbulkan surprise tersendiri.
Kayaknya gitu tuh, kesimpulan dari saya 😀
Ada yang mau menambahkan?
Assalamu’alaikum… Terimakasih banyak atas ilmunya Mbak.
Ngena banget ke pengalaman saya sebelumnya kalo pas lagi bikin cerita fiksi… ujung2nya saya nya juga suka pusing sendiri kalo ngereview lagi tulisan yang saya bikin. haha… Walhasil kalo mau nulis tuh jadinya suka minder gak mau dibaca sama orang soalnya belum bisa medekati kesan “SERU UNTUK DIBACA”.
Setelah baca ini.. saya jadi mau coba mulai lagi pelan-pelan (^_^)v