Dunia teknologi yang semakin berkembang saat ini memiliki efek atau dampak yang positif atau pun negatif. Termasuk dengan perkembangan teknologi dalam bidang interaksi sosial, yaitu berupa hadirnya sosial media.
Sudah banyak artikel atau tulisan atau forum atau wacana atau debat diskusi atau apa pun yang membahas tentang sosial media ini. Baik dari sisi positifnya atau pun dari sisi negatifnya. Sudah banyak orang yang mendapatkan manfaat dari sosial media ini, tapi sudah banyak orang juga yang mendapatkan hal-hal yang tidak menyenangkan.
Baik wanita maupun pria, baik tua maupun muda, baik yang berpendidikan maupun yang tidak, baik yang kaya maupun miskin, baik yang sendiri maupun berpasangan, dan sebagainya pasti kenal dengan sosial media, minimal mereka punya akun di salah satu atau banyak jejaring sosial.
Bagaimana dengan kaum ibu? Khususnya wanita yang mendedikasikan hidupnya untuk keluarga dan menjadi seorang ibu rumah tangga biasa? Sebagian besar para ibu juga sudah memanfaatkan media sosial ini untuk mendukung bisnis atau menyalurkan hobinya atau hanya sekedar having fun dan menjalin silaturahim. Lantas bagaimana dengan para ibu yang ternyata masih gaptek dan sama sekali tidak tahu dengan dunia teknologi, apalagi tentang sosial media atau jejaring sosial? Mungkin akan menjadi masalah.
Sudah banyak contoh kasus dimana seorang istri yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga biasa dan gaptek ternyata mendapatkan hal yang tidak menyenangkan karena mengetahuui kalau suaminya berselingkuh dengan teman jejaring sosialnya. Sudah banyak rumah tangga yang putus di tengah jalan karena jejaring sosial. Terlepas dari apakah wanita itu memang gaptek atau melek teknologi, selalu ada celah untuk memecah belah hubungan.
Di sini saya akan ceritakan sedikit tentang mengapa seorang wanita, khususnya ibu rumah tangga, memang harus melek teknologi, ya minimal harus paham dan mengerti tentang penggunaan jejaring sosial. Bukan hanya untuk memperbaiki kehidupannya, misalnya untuk memperluas bisnis, tetapi juga untuk menjaga keharmonisan rumah tangganya.
Sudah kesekian kali saya dimintai tolong oleh teman yang memang gaptek dan sama sekali tidak tahu apa itu jejaring sosial. Sudah sekian kali penjelasan saya tentang teknologi kepada para ibu rumah tangga malah berbalik menjadi “bumerang” bagi saya, mungkin karena mereka menerima penjelasan saya berdasarkan emosi semata, bukan berdasarkan logika.
Dan untuk kesekian kalinya saya mendengar curhatan para ibu rumah tangga yang curiga bahwa suaminya sedang berselingkuh dengan teman jejaring sosialnya, mereka meminta tolong kepada saya untuk menjelaskan bagaimana caranya mengakses akun faceboook suaminya. Bahkan ada juga yang meminta tolong agar saya berteman dengan akun suaminya dan memperhatikan semua tingkah laku suaminya di jejaring sosial. Ada juga yang meminta menjelaskan bagaimana caranya mem-print out foto wanita yang dicurigai menjadi WIL suaminya. Serta permintaan tolong lainnya.
Sejujurnya, kapasitas saya hanya sebagai orang lain yang mengetahui tentang jejaring sosial dan menjelaskan sesuai dengan pengetahuan yang saya miliki, meskipun penjelasan saya sering disalah artikan oleh mereka yang terlanjur “termakan” amarah dan emosi semata. Terlepas dari apakah kecurigaan itu benar atau tidak, saya tetap memposisikan diri di pihak netral dan tidak akan mencampuri apa pun yang berkaitan dengan urusan rumah tangga mereka. Ya meskipun pada akhirnya banyak juga yang jengkel dan marah kepada saya karena tidak mau membantu menjadi “detektif” mereka di jejaring sosial.
Itulah sebabnya mengapa wanita benar-benar harus melek teknologi, agar tidak “dibohongi” atau “ditipu” oleh keadaan, agar bisa menelusuri apa yang menjadi kecurigaannya, agar bisa menjadi “detektif” amatir yang sedang penasaran akan jawaban dari kecurigaannya. Lebih daripada itu agar pengetahuannya semakin luas.
Wanita sekarang harus pintas dan cerdas! Ayo kita hapuskan gaptek kaum wanita 🙂
Lebih jauh lagi, memahami teknologi akan melejitkan kualitas hidup kita, karena kita mendapatkan akses untuk banyak sekali ilmu yang dapat meningkatkan diri. Kita akan menjadi istri, ibu, dan pendidik yang lebih kompeten (ketika bisa memanfaatkannya dengan baik). In shaa Allah. Aamiin.