Alhamdulillah, setidaknya itulah yang bisa kami ucapkan saat ini. Rasa syukur tak terhingga pada Allah Swt yang telah memudahkan, melancarkan niat kami dalam menyalurkan bantuan dari para donatur yang menitipkan amanahnya melalui rekening KEBPeduliBencana. Total dana yang kami terima per 29 Januari 2014 adalah Rp. Rp : 7.625.000 (detail pengeluaran kami laporkan di group KEB).
Terima kasih tak terhingga juga untuk semua donatur yang telah menyisihkan sebagian hartanya untuk para korban bencana banjir kali ini. Setelah melakukan survey dan diskusi dengan beberapa komunitas, maka kali ini KEB bergabung bersama beberapa komunitas untuk menyalurkan bantuan ini sebagai Tanda Cinta Lintas Komunitas, dengan titik bantuan Muara Gembong, Kab Bekasi Utara. Alasan kenapa kali ini KEB turut serta ke Muara Gembong, dikarenakan daerah tersebut masih sangat kurang sentuhan dari bantuan. Kalaupun ada, sepertinya belum merata ke seluruh tempat. Dari diskusi salah satu teman kami, Bang Komar, bahwa titik banjir di Muara Gembong telah merambah sekitar 2000ha sawah dan korban bencana berjumlah 8000 kepala keluarga. Bukan jumlah yang kecil, tentunya.
Tim relawan yang kami sebut sebagai Tanda Cinta Lintas Komunitas, yang terdiri dari 14 komunitas, yaitu TDA Bekasi, Jawara, WPC, KEB dkk, mulai bergerak pada tanggal 26 Januari 2014 dengan titik kumpul pertama di kantor kelurahan Kabelan, Kecamatan Babelan. Membawa sekitar 3000 paket batuan yang berisi sembako. Dari KEB sendiri diwakili oleh saya dan mak Indah Julianti S. Dan kali ini, kamipun memutuskan untuk ikut sampai tujuan agar kami bisa bersilaturahmi dengan warga setempat.
Perjalanan dari kantor kelurahan Kabelan menuju Muara Gembong sekitar 1 jam. Sampai di desa Pondok Tengah, kendaraan kami harus terparkir sampai di situ, karena selanjutnya kami harus menggunakan perahu untuk menuju Kampung Pangerangan. Dan proses menyebrang sungai dari dataran ke pangerangan ini kami tempuh hampir 2 jam. Kanan kiri yang kami lihat hanyalah air. Adapun rumah-rumah penduduk di sana, tentunya sudah terendam oleh air. Tiba di Pengarengan, saya sendiri hanya bisa menunduk, merasa malu akan apa yang selalu saya keluhkan setiap saat. Betapa mereka, yang terkena bencana tetap memiliki semangat dan optimis serta berbaik sangka pada sang Pencipta. Dan setiap kami berkunjung dari rumah ke rumah, senyum mereka menyambut kami yang hanya memberikan sedikit saja bantuan untuk mereka yang sudah menjalani selama kurun waktu 20 hari dengan kondisi banjir. Ya Allahβ¦
******
Perjalanan kedua, dilakukan kemarin Minggu, 2 Februari 2014. Dan kali ini dari KEB lebih banyak yang mewakili, yaitu saya, Makmin Irma Susanti, Sumarti Saelan dan Vema Syafei. Titik kumpul pagi kemarin, adalah di Sumarecon Bekasi, lalu menuju kantor kelurahan Kabelan lagi, untuk bertemu tim secara keseluruhan. Kali ini, agendanya adalah pengobatan gratis, dan KEB pun Alhamdulillah bisa membantu sedikit paket untuk para pasien dan tenaga di sana. Tim dibagi dua, dan kami diarahkan untuk membawa muatan ke Pesantren Tanjung Aer. Di mana pesantren tersebut pun sudah terkena banjir lebih dari 20 hari. Tiba di sana, warga dan anak-anak kecil menyambut kedatangan kami, tentunya bukan karena kami ini artis. Tapi, saat itulah mereka butuh pengobatan karena sudah mulai terserang beberapa penyakit. Alhamdulillah tim dokter pun sudah siap melakukan pengobatan tersebut selama seharian.
Kami tidak lama di Pesantren Tanjung Aer, karena saya dan tim KEB selanjutnya menuju titik kedua, menyusul tim relawan, ke Pengarengan yang sudah lebih dulu, di mana tempat di sana adalah tempat yang agak sulit dijangkau, karena harus menggunakan perahu. Benar saja, setibanya kami di rumah salah satu penduduk, air masih menggenang di mana-mana. Akses para pasien menuju tempat pengobatan pun harus menggunakan perahu.
Satu persatu pasien melakukan pemeriksaan oleh tim dokter relawan. Alhamdulillah, meski tidak bisa mengunjungi semua wilayah di sana, setidaknya tim relawan kali ini bisa meringankan sedikit saja beban para korban bencana. Apa yang kami bawa tentu hanyalah sedikit dibandingkan perjuangan mereka yang harus berusaha keras untuk keluar dari akses banjir. Namun dengan begitu, kami semua mendapatkan banyak pembelajaran sepulang dari sana. Semoga Allah Swt segera mengangkat musibahnya, dan Muara Gembong kembali surut dan bisa melakukan aktivitas lainnya. Aamiin
Subhanallaaaah… keren semangatnya emak2