Alergi adalah masalah kesehatan yang sangat umum terjadi pada manusia. Perubahan pola kehidupan masyarakat modern membuat angka kejadian penyakit alergi semakin meningkat dari tahun ke tahun, terutama kasus alergi pada anak.
Risiko alergi yang meningkat ternyata belum diikuti dengan meningkatnya kesadaran dan pemahaman orangtua dalam menangani alergi pada anak. Banyak ibu yang anaknya terkena alergi hanya memberikan penanganan seadanya berdasarkan informasi yang minim. Padahal meskipun umumnya alergi tidak berbahaya, tanpa ada penanganan yang tepat, alergi bisa berkembang makin serius dan terbawa sampai dewasa.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko alergi pada anak di antaranya adalah, riwayat alergi keluarga, kelahiran caesar dan polusi, termasuk polusi udara dan asap rokok. Anak-anak dengan kedua orangtuanya memiliki riwayat alergi memiliki risiko alergi sebesar 40-60%. Sedangkan bila kedua orangtua memiliki riwayat alergi dengan manifes yang sama, risikonya meningkat sampai 80%. Misalkan ayah dan ibu punya riwayat penyakit asma, si anak berisiko 80% kena asma. Bahkan bila tidak ada riwayat alergi pada kedua orangtua pun, anak tetap berisiko mengalami alergi sebesar 5-15%.
Anak yang lahir lewat kelahiran caesar juga memiliki risiko mengalami energi karena tidak mendapat kekebalan dari jalan lahir. Dibandingkan anak yang lahir secara normal, anak yang lahir dengan cara caesar memiliki risiko alergi asma sebesar 20% dan alergi rhinitis 23% lebih tinggi.
Alergi makanan merupakan alergi yang paling banyak terjadi pada anak-anak, salah satunya alergi susu. Ada banyak kasus dimana orangtua melakukan pantangan makanan tertentu kepada anaknya yang menderita alergi. Padahal belum tentu makanan tersebut pencetus alergi. Orangtua hanya mengira-ngira dan mengambil solusi sendiri.
Untuk mengenali dan menangani risiko alergi, dibutuhkan kegiatan edukasi, komunikasi dan advokasi tentang alergi kepada masyakat luas. Sarihusada bekerjasama dengan Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (IKK FK UI) dan Unit Kerja Koordinasi (UKK) Alergi Imunologi Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) meluncurkan Allergy Awareness Week pada hari Minggu, 10 April 2016. Kegiatan ini sekaligus sebagai bentuk dukungan untuk World Allergy Week 2016. KEB berkesempatan menghadiri acara tersebut yang dilangsungkan di JS Luwansa Hotel, Kuningan, Jakarta.
Buku “Mengenal Alergi Anak” dan kampanye “Bunda Tanggap Alergi 3K” resmi diluncurkan #AlergiAnak pic.twitter.com/2ANixi65uh
— KEB (@Emak2Blogger) April 10, 2016
Peluncuran buku “Mengenal Alergi Pada Anak”, kampanye “Bunda Tanggap Alergi dengan 3K” dan website www.alergianak.com menandai dimulainya Allergy Awareness Week yang akan berlangsung dari tanggal 11 – 17 April 2016.
DR. Dr. Zakiudin Munasir, SpA(K), Konsultan Ahli Alergi – Imunologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), penulis buku “Mengenal Alergi Pada Anak” mengatakan bahwa buku tersebut berisi pengetahuan praktis tentang alergi bagi masyarakat awam dan medis. Melalui buku ini, kita bisa belajar tentang pengertian alergi, mekanisme terjadinya alergi, serta mengenal bermacam-macam allergen pencetus alergi sehingga tidak terjadi lagi kesalahan diagnosa dan penanganan alergi pada anak.
Kesalahan diagnosa dan penanganan alergi yang tidak tepat bisa menyebabkan dampak yang berkelanjutan, yaitu dampak kesehatan di kemudian hari dan dampak sosial. Dampak sosial yang disebabkan alergi misalnya berkurangnya produktivitas karena tubuh mengalami gangguan atau meningkatnya pengeluaran untuk kesehatan akibat harus sering ke dokter.
Pada peluncuran Allergy Awareness Week, Sarihusada juga memperkenalkan website alergianak.com dan kampanye “Bunda Tanggap Alergi dengan 3K”. Ahmad Hamdani, Healthcare NutritionDirector Sarihusada mengatakan, website alergianak.com merupakan alat edukasi yang sederhana, mudah diakses dan bersahabat bagi masyarakat untuk memperoleh berbagai informasi mengenai alergi dan cara penanganan yang tepat.
Melalui website alergianak.com, kita bisa mengenali faktor risiko alergi anak dari riwayat keluarga, gejala awal anak terkena alergi, tips mengatasi alergi dan nutrisi yang tepat untuk anak alergi. Selain itu kita juga bisa berdiskusi dan bertanya langsung kepada para pakar terkait alergi pada anak serta berbagi pengalaman dengan pengguna lain.
Begitu juga dengan kampanye “Bunda Tanggap ALergi dengan 3K” diluncurkan agar masyarakat dapat lebih teredukasi dalam mengenali dan mengatasi alergi dengan tepat sehingga anak dapat tumbuh kembang dengan optimal. Ahmad Hamdani menambahkan dengan slogan ‘Kenali, Konsultasikan, Kendalikan’, para ibu dapat lebih teredukasi dalam menangani alergi.
Nah, bagaimana Emak Blogger dan Teman Blogger apakah ada yang mengalami masalah dengan alergi? Buku “Mengenali Alergi Pada Anak” dan website alergianak.com sepertinya tepat untuk dijadikan panduan praktis untuk mengenali dan mengatasi keluhan alergi Anda.
Kegiatan puncak Allergy Awareness Week akan berlangsung pada tanggal 17 April 2016 di Car Free Day, pertigaan Jl. Kota Bumi dan Jl. Jend. Sudirman, Jakarta. Acara “Tanggap Alergi Day” ini akan dimeriahkan dengan parade drum band anak sekolah, jalan sehat keluarga, kegiatan edukasi dan konsultasi seputar alergi.
Sangat mendukung gerakan alergi awareness. Gerakan ini bisa menyelamatkan jutaan generasi masa depan bangsa Indonesia