Hai, Mak. Maafkan keterlambatan BoTM kali ini yah. Prolognya nggak usah panjang-panjang berarti ya. Pasti sudah banyak emak-emak yang mengenal seorang Dyah Prameswarie dari banyak cerpen kulinernya yang bertebaran di dunia literasi dan karya-karyanya sebagai novelis. Kita langsung saja yuk ngobrol-ngobrol sama Mak Dydie, yang saat ini sedang disibukkan dengan naskah novel terbarunya, tapi kita fokuskan wawancaranya tentang ngeblog saja yaa hehehehe.
**
Mak Dydie, sejak kapan nih jadi blogger? Kenapa memutuskan ngeblog?
Jawab: Sejak setahun yang lalu. Memutuskan ngeblog karena:
- Ingin dekat dengan nara sumber yang berhubungan dengan dunia kuliner. Kebetulan saat itu saya sedang menulis tentang novel kuliner.
- Ingin menambah pengetahuan dan memuaskan passion di dunia kuliner. Saya senang sekali belajar tentang bahan masakan, sejarah dan cerita di balik makanan. Saya pikir dengan menjadi blogger maka saya bisa mendalami hal ini.
- Ingin berbagi resep dan pengalaman saya ketika bereksperimen di dapur
Sebagai kitchen Hero, apakah Mak Dydie ingin fokus menjadi food blogger di masa depan?
Jawab: Kalau sebagai fokus utama, kayaknya enggak. Saya masih dan akan terus jatuh cinta pada menulis novel dan cerpen kuliner :). Tapi sesuai dengan prinsip hidup saya, saya akan terus ngeblog dengan segala kemampuan dan kelebihan saya. Nggak hanya ngeblog yang begitu-begitu saja. Saya ingin blog saya berisi tentang sisi lain dari kuliner, bukan hanya sekadar review restoran atau cafe (no offense ya, saya tetap salut kok dengan blog yang isinya review resto :)). Misalnya tentang pengetahuan dasar memasak, bahan-bahan dari seluruh negara, sejarah dan cerita makanan atau tradisi makan di tiap daerah. Pasti seru!
Bagaimana dengan para Emak yang nggak suka masak nih, Mak? Ada tips khusus biar jadi kitchen hero seperti Mak Dydie? Hehehe
Jawab: semua orang pasti bisa masak, kalau MAU. Hahaha. Terkadang orang sudah jiper duluan, takut melakukan kesalahan, padahal justru dari kesalahan itu kita bisa bikin resep yang enak, yang berbeda dari orang lain. Setiap orang (terutama ibu atau perempuan) adalah kitchen hero untuk keluarganya. Jadi sesuai tagline blog saya “try new recipe, learn from your mistake, be fearless and have fun” tipsnya adalah berani masuk dapur dan memasak. Jangan takut gagal :).
Ada laman ‘Kamis Jepret’ di blog Mak Dydie, ada cerita tersendiri untuk ini, Mak?
Jawab: Menulis selalu membuka pengetahuan dan pengalaman baru. Ketika berproses menjadi foodblogger, saya menemukan hal menarik yaitu tentang fotografi makanan. Dari situ saya mulai tertarik untuk mendalami hal ini setiap kali ada kesempatan. Tujuannya supaya pembaca di blog saya merasa nyaman saat menatap foto-foto makanan. Nah, Kamis Jepret berisi tips dan trik tentang fotografi makanan. Bukan hanya dari saya, tapi juga dari fotografer makanan yang lebih berpengalaman.
Apakah Mak Dydie punya ritual khusus saat ngeblog? Kapan biasanya nulis di blog?
Jawab: ritual khusus? Nguyah bunga tujuh rupa! Hahaha. Dikata Suzana, lol. Nggak ada ritual khusus tapi saya harus fokus dan konsentrasi penuh, nggak suka kalau ada gangguan :). Nulis untuk blog biasanya setelah pukul 06.00, karena dari dini hari sampai subuh waktu untuk nulis novel.
Bagaimana dukungan keluarga untuk passion Mak Dydie memasak dan menulis?
Jawab: Alhamduillah suami dan anak-anak support. Juga Mamaku 🙂
Apa pencapaian tertinggi yang diperoleh Mak Dydie sebagai seorang blogger?
Jawab: pencapaian terbesar saya? Sederhana saja, kalau ada pembaca yang mencoba resep saya, berhasil dan bikin dia bahagia. Saya juga jadi bahagia, apalagi kalau dia laporan dengan mengirimi saya foto hasil masakannya :).
Kalau secara prestasi, saya pernah menang lomba blog terfavorit versi DilmahTea dan jadi blogger of the month versi KEB :).
Bagaimana peran social media bagi seorang blogger menurut Mak Dydie?
Jawab: Duluuu, meski sudah menerbitkan buku dan harus promo lewat media sosial, saya malas banget bersentuhan secara intim (what?!) dengan medsos. Online seperlunya saja saat riset untuk menulis buku, atau nulis status sok bijak. Wkwkwk.
Tapi sekarang saya berubah pikiran *halah*. Media sosial banyak berperan untuk karir menulis saya baik sebagai novelis maupun blogger. Dari sana tulisan saya banyak dibaca orang, saya bisa ketemu dengan teman-teman baru, dapat ilmu baru, meski memang harus berhati-hati untuk nggak nyinyir.
Apa nih cita-cita Mak Dydie sebagai blogger dan kitchen hero? (mengikuti masterchef, misalnya :D)
Jawab: Cita-citakuuu ingin menjadi dokter *malah nyanyik* 😀 Saya ingin menerbitkan buku tentang rempah-rempah khas Indonesia dan ingin punya kafe mungil tapi bikin betah pengunjungnya :).
Sejauh ini, apa pengaruh baik komunitas (khususnya KEB) bagi Mak Dydie? Kritik dan saran untuk KEB dong, Mak 🙂
Jawab: bergabung bersama komunitas besar seperti KEB membuat saya banyak belajar tentang sifat dasar manusia, hahaha. Ini jawabnya kok kayak ilmu filsafat yak. Lol. Maksudnya, saya belajar tentang bagaimana menghadapi teman-teman dari berbagai latar belakang pendidikan, pemikiran, budaya dan blog yang berbeda. Menyenangkan sekali!
KEB juga bikin saya terpacu untuk terus ngeblog dan memperbaiki konten blog saya. Apalagi salah satu makmin KEB, Efi Fitriyyah, selalu membantu urusan blog. Thank you, Efi, without you I’m just a girl who loved to cook and eat. Lol.
Saran untuk KEB? Tetaplah solid dan jangan ada dusta di antara kita. Heu, mulai nggak fokus ini. Tetaplah solid dan menginspirasi, KEB. Semoga KEB bisa berinovasi memberikan ilmu ngeblog untuk membernya.
Oh iya, di antara member KEB yang ribuan itu (bener nggak?) mungkin saja terselip blogger pemula yang betul-betul butuh bimbingan. Nah, harapan saya sih, KEB bisa jadi komunitas yang bisa merangkul mereka. Selama ini yang seliweran adalah tips blog untuk blogger yang sudah berpengalaman. Kasihan yang baru mulai, nggak tahu harus mulai dari mana. Mau nanya takut diketawain. Mungkin KEB bisa bantu.
Selalu ingat bahwa member KEB berasal dari berbagai kalangan, semoga KEB bisa se-netral mungkin dan merangkul banyak member.
Sukses terus, KEB. Terima kasih atas kesempatannya. Semoga saya bisa menginspirasi member KEB lain *tanggung jawabnya besar euy jadi BoTM lol.
**
Seru yah ngerumpi sama Mak Dydie hihihihi. Kurang banyak? Ish, yawda ngobrol sendiri aja gih sana #eh. May Dydie bisa dihubungi di sosmed berikut ya, Maks: Facebook: Dyah Prameswarie, Twitter: @dyprameswarie, IG: @dyahprameswarie. Atau kunjungi blognya www.dyahprameswarie.com dan siap-siap jadi kepengen masak :D.
Sukses terus untuk Mak Dydie ya, tetaplah menjadi kitchen hero yang selalu menginspirasi. Semoga naskah novelnya segera selesai (makmin pun tak sabar ingin baca nih). Dan kelak, saat kafe mungil impian Mak Dydie itu mewujud, kita ngobrol lagi sambil ngopi ya, Mak ;).
Speechless.
Thank you in a zillion, KEB 🙂