Kamu terlalu banyak bercanda. Tak asing dengar kalimat ini. Deskripsi singkat tentang ia yang terlihat jarang bersedih. Ringan langkahnya, terdengar jadi salah.
Tentang Gelap untuk Terangnya “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”
Penulis dan Ilustrator: Marchella FP
Asisten Kreatif: Faulika Prasasti M
Editor: Fryza Paviita Puspanegara
Namira Daufina
194 hlm,; 14.5cm x 18cm
ISBN 978-623-90671-0-6
Penerbit: PT Kebahagiaan Itu Sederhana
Tentang Buku Kamu Terlalu Banyak Bercanda, Sekadar Ulasan
Meski disebutkan bahwa buku ini adalah prequel/prekuel dari buku Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHIl), membaca buku ini punya kenikmatan tersendiri. Tapi, kalau sudah baca NKCTHI sih, kenikmatannya jadi dobel.
Saya membaca buku ini setelah membaca NKCTHI dan menonton versi layar lebarnya (film) yang di beberapa bagian adegan film menguras airmata saya (versi saya lho ya), karena film NKCTHI itu serasa menceritakan diri saya yang setengah menjadi Angkasa, setengahnya lagi seperti Awan.
Oh ya, buku Kamu Terlalu Banyak Bercanda merupakan prekuel NKCTHI. Prekuel atau Prequel dalam karya sastra adalah karya yang ceritanya berlatar karya sebelumnya. Namun berfokus pada berfokus pada kejadian yang terjadi sebelum kisah aslinya. Prequel membentuk bagian dari asal mula karya sebelumnya.
Kalau NKCTHI bercerita tentang sisi terang, sedangkan KTBB adalah sisi gelapnya. Dan dibandingkan dengan buku NKCTHI yang tiap halaman minim kata-kata, di KTBB, permainan kata lebih banyak dan lebih terasa sisi manusiawinya. Tulisannya lebih panjang.
Namun, seperti halnya buku NKCTHI, membaca Kamu Terlalu Banyak Bercanda pun, membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk memahami makna yang tersirat, meski menyelesaikan buku ini hingga tamat, cukup satu jam setengah.
Menurut Marchella, buku Kamu Terlalu Banyak Bercanda, didedikasikan untuk semua teman yang sedang berproses. Berdamai dengan sisi manusiawi dari sisi gelap manusia.
Tulisan di buku ini memang lebih panjang dari buku Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (yang kata-katanya lebih pendek). Pesan atau makna yang tersirat dari tiap tulisan pun terasa mengena di hati. Beberapa tulisan yang menarik itu seperti: Egois, Si Pandai Pura-pura, Tubuh Tidak di Posisi, Habis Gelap Terbitlah Terang, katanya.
Tulisan lainnya, saya kutipkan di sini:
Keras Kepala
Hidup banyak kecewanya
Sibuk salahkan semesta akan harinya.
Saat hati menaruh harap bukan pada yang kuasa, keras memaksa
seakan jawaban terbaik dalam pikirannya.
Munafik
Apa arti diketuk palu
Terjatuh bukan karena malu.
Biarkan ditendang, bila bisa terbang
Tak usah peduli walau lubang sebesar bumi.
Tapi…
Munafik.
Iya…
Munafik
Sudah terbiasa, lahir begitu.