Percaya enggak sih, jika hidup ini selalu bersentuhan dengan yang namanya mitos? Pasti deh para Emaks sering mengalaminya.
Mulai dari mitos seputar pernikahan, hamil hingga pernikahan, betul gak, Maks? Dan seringkali, kita bimbang antara percaya dan tidak dengan mitos yang beredar tersebut. Barangkali, ya, Maks, sebagai perempuan kita sering baper alias bawa perasaan, jadi ketika mendengar mitos A, langsung deh galau!
Hanya saja perlu digarisbawahi, mitos ini tidak seratus persen berbalut fakta! Kadang hanya rekaan manusia untuk mencegah atau menghindari sesuatu perihal. Jadi, Maks, jangan langsung percaya ya jika mendengar satu mitos!
Baca juga : 9 Mitos vs Fakta tentang makanan pembangkit gairah
Mungkin masih sedikit mitos seputar pernikahan yang beredar apalagi berujung bakal menghancurkan pernikahan *amit-amit deh!*.
Berikut, mitos yang beredar di masyarakat tentang hal-hal yang bisa menghancurkan rumah tangga.
-
Jangan naik tempat tidur dalam keadaan marah
Alasannya memang masuk akal, buat apa meredakan pertengkaran hanya untuk semalam dan kemudian memulainya lagi keesokan hari? Lebih baik menyelesaikan semua permasalahan, tidur tenang dan membuka hari baru dengan semangat baru. Sepakatlah untuk tidak menyelesaikan sampai esok pagi apabila pertengkaran terjadi larut malam, belum ada jalan keluar dan kalian sudah mengantuk. Lagipula, tidak semua pertengkaran ada batasan waktunya, kan?
-
Hubungan Seks yang payah
Mitos yang mengatakan bahwa setelah menikah, pasangan akan merasa bahwa hubungan seks mereka payah dibantah oleh penelitian dari Universitas Pennsylvania. Diungkapkan bahwa cinta dan komitmen akan membuat seks lebih memuaskan secara fisik, khususnya bagi para wanita.
-
Bila benar cinta, gairah akan tetap membara seumur hidup
Orbuch mengungkapkan bahwa gairah ada karena dorongan kebaruan dan misteri. “Gairah menurun dari waktu ke waktu. Namun akan digantikan dengan cinta yang berbeda. Cinta yang akan membuat umur pernikahan panjang serta kebahagiaan.”
Ada begitu banyak hal yang bisa disyukuri dalam pernikahan. Karena banyak hal baru yang bisa dimaknai dari kebersamaan bersama pasangan kelak.
-
Pernikahan mengubah pribadi seseorang
Pernikahan tidak secara ajaib akan mengubah karakter pasangan.
Salah satu fakta yang sulit untuk diterima oleh kebanyakan orang pada umumnya adalah pasangan kita tidak berubah karena kita menginginkannya.
Jika, kita berada dalam satu hubungan dengan seseorang dengan karakter yang keras, lalu pasangan kita dalam keadaan marah, tidak lantas dalam sekejap akan reda hanya dengan sebuah cincin yang melingkar di jari manis. Apa yang kamu lihat itulah yang kamu dapatkan.
Bukan satu hal yang baru ketika sikap yang sama akan terus berulang walau telah menikah.
-
Cinta dapat menyembuhkan segalanya
Tidak ada pertanyaan d imana pasangan kita bisa memerankan bagian yang besar dalam menyembuhkan luka kita di masa lalu, tapi cinta dari pasangan sangat mungkin bisa membantu menyelesaikan segala masalah yang kita hadapi.
Hanya saja yang menjadi masalah adalah pasangan kita bisa melewati segala luka di masa lalu sebisa mungkin. Itu karena, tanpa disadari kita terbiasa memilih pasangan yang memiliki emosional yang sama dengan kita walaupun hal itu tidak sehat bagi kita.
Hal yang bisa kita lakukan adalah mengetahui dengan pasti akar masalah dan meminta pasangan untuk melakukan yang sama. Jika kita peduli akan apa masalah kita dan apa yang menjadi pemicunya, kita bisa saling suport satu sama lain dengan cara yang sehat, dengan cara yang menyejukkan dan bisa menghindari emosi satu sama lain yang membahayakan.
Baca juga : 7 Mitos kesehatan ini seringkali dipercaya, sebaiknya dicek faktanya dulu, Maks!
-
Masalah klasik tentang gender yang masih berlaku
Mitos tentang gender ini sangat berbahaya karena membatasi kita sebagai individu dan pasangan secara keseluruhan.
Seorang suami bisa lebih menguasai memasak atau lebih peduli seacara emosional dibandingkan dengan pasangannya. Sebaliknya, ada juga wanita yang sangat produktif dan mengelola uang, memperbaiki hal-hal kecil di rumah.
Pembagian tugas berdasarkan gender tak hanya memaksimalkan kehilangan keahlian dari pasangan, tapi juga bisa membuat pasangan kita lebih frustasi dan merasa gagal.
-
Saat bersama dengan seseorang dalam waktu yang cukup lama, pernikahan adalah hal selanjutnya untuk dilakukan
Ketika memutuskan untuk menikah, maka sederet fakta tentang pasangan mulai terkuak seperti, dia memang bukan laki-laki yang tidak baik tapi saya tidak benar-benar mencintainya sebagaimana seharusnya mencintai seorang pasangan.
Dia memang laki-laki yang pintar, memiliki karir yang bagus setelah kuliah tapi kita tak lebih sekedar teman satu kamar daripada pasangan hidup. Saya tidak ingin mengecewakan siapapun dan tidak ingin menyakiti perasaan tunangan, tapi di dalam lubuk hati saya tahu bahwa saya telah melakukan kesalahan besar.
Kesimpulannya, usia hubungan pacaran memang tidak menjamin kita telah mengenal pasangan kita dengan baik.
-
Tidak ada hubungan yang dapat bertahan dari sebuah perselingkuhan
Kalimat : ‘saya tidak akan bisa memaafkan suatu perselingkuhan’, akan terus berkelanjutan oleh orang-orang yang tidak pernah memiliki satu pengalaman dan bagi mereka yang terlalu malu untuk berbicara tentang bagaimana cara untuk bertahan.
Memaafkan dan memperbaiki hubungan adalah hal yang panjang dan memiliki proses yang tak mudah, tapi hasilnya satu pernikahan akan lebih baik dari sebelumnya.
Kenyataan bahwa banyak pasangan yang bisa bertahan dari perselingkuhan terkadang bisa meningkatkan kualitas pernikahan.
-
Pasangan kita harus mengetahui apa yang kita mau dan kita rasakan
Ingatlah, bahwa pasangan kita bukanlah seorang pembaca pikiran!
Yang seringkali terjadi adalah ketika seorang istri berasumsi bahwa telah mengetahui dengan pasti apa yang dirasakan oleh suami dalam satu situasi atau apapun tentang suaminya, tiba-tiba marah atau kesal saat suaminya merespon satu situasi yang berbeda dari asumsi istrinya.
Salah satu cara yang mudah adalah memperbaiki cara berkomunikasi yang efektif. Jangan pernah berasumsi bahwa pasanganmu akan tahu dengan pasti apa yang kamu rasakan dengan cara telepati!
-
Hubunganmu gagal karena pernikahan
Jangan pernah jatuh akan rasa nyaman yang palsu hanya karena memutuskan untuk melangkah dan menyematkan cincin di jari manis.
Pernikahan yang dijalani membutuhkan perhatian. Pernikahan itu mebutuhkan waktu, komitmen dan fokus.
Well, itulah mitos penghancur rumah tangga yang sering beredar di kalangan masyarakat. Tak perlu dibawa serius ketika mendengar hal tersebut, tapi sikapi dengan bijak.
Baiknya ketika mendengar atau membaca mitos tersebut, pikirkan dan ambil hal positif di dalamnya.
Semoga pernikahan Emaks selalu langgeng, ya. Semangat!