Dunia kerja itu penuh warna. Di sana Emak bisa mendapatkan banyak pelajaran, teman, keluarga bahkan musuh sekalipun. Dan Emak pun harus punya berbagai cara mempertahankan energi positif di kantor demi kenyamanan bekerja.
Rekan kerja dan suasana kantor adalah beberapa faktor yang memengaruhi kita akan betah atau tidak.
Walaupun gaji lumayan, tapi suasana kantor nggak kondusif which is terlalu banyak sikut-menyikut dengan cara negatif bikin kita kesal juga, kan. Ujungnya, resign adalah pilihan terbaik.
Ada juga gaji yang standar tapi suasana kantor itu seperti rumah, nyaman, rekan kerja yang saling support, bersaing pun dengan cara sehat. Aura positif yang dipancarkan oleh sekitar bisa membuat Emak lebih fokus bekerja dan kreatif.
Tapi, kadang kita harus bisa survive di tengah ‘hutan belantara’, right?
Nggak selamanya dunia kerja itu mulus tanpa ada hambatan. Jangan mau dijebak oleh teman yang hobi gosip, jangan mau kalah sama rekan kerja yang hobi ‘menjilat’ atasan, Mak!
9 Cara mempertahankan energi positif di kantor ini bisa membuat Emak tetap fokus akan tujuan bekerja dan meraih promosi!
-
Memilih menyingkir dari teman dengan aura negatif
Punya rekan kerja yang hobi menghasut dan main lempar kesalahan? Beuh rasanya pengin jorokin ke jurang ya, Mak!
Singkirkan diri Emak sejauh mungkin dari mereka.
Ini adalah cara termudah mempertahankan energi positif di kantor untuk mengatasi situasi negatif yang menghadang di depan mata. Jika Emak terjebak di dalam percakapan unfaedah, segera tariklah diri keluar dari lingkaran tersebut.
Sulit beranjak pergi? Bayangkan saja di dalam pikiran bahwa Emak sedang memutus tali hubungan energi antara diri Emak dengan orang tersebut.
-
Belokkan arah
Jika Emak menyadari pembicaraan berkembang ke arah tertentu yang agak mengganggu, carilah peluang untuk membelokkan arah perbincangan. Nggak masalah topik apa yang ingin dijadikan bahan pembicaraan.
Yang penting, tema tersebut bisa membuat semua orang berpaling dan melupakan topik sebelumnya.
Contohnya nih, sah-sah saja Emak membahas postingan di akun artis X untuk meredakan gosip tentang perselingkuhan atasan yang belum tentu benar.
-
Pikirkan hal-hal positif
Nggak berhasil membelokkan arah pembicaraan? Duh!
Apa boleh buat, alihkan saja perhatian Emak pada hal-hal lain yang sifatnya positif.
Seperti, perkembangan si kecil, rencana liburan akhir pekan atau kencan dengan Papa. Fokuskan pikiran pada peristiwa bahagia dan buatlah memori tersebut sebagai bahan bakar untuk membangun suasana hati positif.
Menutup mata, renggangin badan, atau berjalan ke area pantry sebentar bisa membantu menenangkan hati dan menjauhkan pikiran buruk.
Masih belum berhasil? Be calm, Mak. Tenangkan diri dengan berkonsentrasi pada arus keluar masuk udara pernapasan.
-
Jangan merespons
Tahan diri untuk merespons perkataan atau tindakan negatif apabila Emak sedang merasa nggak tenang.
Tarik napas panjang untuk menenangkan diri. Sampaikan kalimat Emak dalam nada rendah untuk mengurangi intensitas suasana.
Saat menerima kritik dari siapapun, fokuslah pada isi pembicaraan dan bukan pada cara penyampaiannya. Belajarlah mengabaikan kata-kata negatif yang nggak memberi makna pada pembicaraan Emak dengan seseorang.
-
Berhenti menilai
Jika nggak bisa berhenti memendam kekesalan pada orang lain yang selalu bersikap negatif, maka sudah saatnya Emak menghentikan aktivitas untuk menarik napas panjang.
Jika diteruskan, ‘sejengkal’ lagi, Emak bisa menjelma menjadi si penebar aura negatif yang justru dibenci.
Berhentilah berusaha membuat orang lain mengubah pikirannya. Yang lebih penting dilakukan, bagaimana caranya supaya Emak nggak terseret masuk ke dalam pusaran energi negatif tersebut.
-
Temukan hal positif pada diri orang lain
Terjebak dalam sebuah proyek bersama rekan kerja yang hobi mengeluh?
Jangan pusing Mak, karena hanya akan menambah beban pikiran. Lebih baik, galilah hal-hal positif tentang dia dan fokuskan perhatian pada poin tersebut.
Misalnya nih, si X suka mengeluh, tapi sebenarnya dia memiliki solidaritas tinggi terhadap teman. Atau, biar jarang tersenyum, si Y sebenarnya punya selera berpakaian yang baik. Barangkali kapan-kapan Emak bisa memintanya untuk menemani shopping.
Cara ini lebih efektif dalam mempertahankan energi positif di kantor.
-
Tata meja kerja
Kelilingi diri Emak dengan benda-benda yang mampu membuat perasaan menjadi lebih baik.
Misalnya, foto ketika berlibur keluarga, bantal lembut berbentuk hati, serta screensaver komputer berisi gambar-gambar si kecil atau kata-kata mutiara inspiratif. Atau letakkan diffuser dan essential oil di pojokan meja.
Pokoknya, letakkan apa saja yang mampu memperbaiki mood Emak kembali saat melihatnya.
-
Berteman dengan orang beraura positif
Di dunia ini selalu ada keseimbangan.
Jika ada yang hobi menebar hawa negatif, pasti ada pula mereka yang memancarkan energi positif.
Bertemanlah orang tersebut dan habiskan lebih banyak waktu dengan mereka. Emak dan mereka bisa saling membantu dalam menghadapi lingkungan kerja yang nggak kondusif.
Apabila Emak merasa sudah lebih baik, bangunlah antusiasme dengan banyak tertawa dan memfokuskan diri pada energi positif yang dimiliki.
-
Perhatikan sinyal
Terjadang, energi negatif yang Emak rasakan datang dari lingkungan merupakan pertanda bahwa sudah waktunya Emak ‘move on’ an mencari tempat lain yang lebih baik.
Jika segala upaya sudah Emak lakukan namun nggak menunjukkan hasil yang menggembirakan, tak ada salahnya mempertimbangkan untuk mencari peluang di tempat baru yang lebih sreg di hati. Siapa tahu ini memang cara alam untuk menyampaikan sarannya pada Emak.
So, Emak sebelum memutuskan satu langkah besar dalam karir, ada baiknya coba bertahan dulu di lingkungan sekarang dengan melakukan 9 hal positif di kantor ini. Semoga membantu ya, Mak.
Semangat!