Pandemi Covid-19 mengajarkan tentang banyak hal. Salah duanya adalah risiko dan ketidakpastian.
Sudah di penghujung tahun 2021, tapi pandemi Covid-19 masih belum usai. Walaupun kondisi sudah agak membaik, perekonomian perlahan mulai pulih namun hantaman pandemi masih membekas.
Kesehatan dan keuangan adalah dua sektor yang paling terasa. Banyak masyarakat yang mengalami PHK, bisnis gulung tikar dan kehilangan orang-orang tersayang. Namun, dari hal tersebut kita pun belajar bahwa mengelola keuangan dan mempelajari instrumennya itu penting.
Terasa banget bukan bahwa di masa pandemi dana darurat itu menjadi ‘maha penting’ untuk bisa menjaga ‘napas’ keuangan. Dan asuransi seperti kesehatan dan jiwa ternyata dibutuhkan juga di masa seperti ini.
Tidak ada kata terlambat dalam memulai pun membenahi kondisi kita. Justru di masa pandemi, terasa nggak Mak makin banyak yang mulai melakukan literasi keuangan? Mulai dari lembaga pemerintahan, perbankan, non perbankan, financial planner hingga bloger.
Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) oleh OJK di tahun 2019 menyebutkan bahwa indeks literasi keuangan berada di angka 38,03% dan indeks inklusi keuangan 76,19%. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan data di tahun 2016 di mana indeks untuk literasi keuangan sebesar 29,7% dan indeks inklusi keuangan 67,8%.
Bagaimana dengan tingkat literasi dan inklusi keuangan perempuan?
Ternyata persentasenya agak sedikit di bawah laki-laki. Yakni untuk indeks tingkat literasi sebesar 36,13% dan indeks inklusi keuangan di angka 75,15%.
Angka ini menjadi tugas rumah bagi perempuan ya untuk bisa lebih meningkatkan tingkat literasi dan inklusi keuangan sekarang juga nanti. Semangat, yook!
Terkait dengan hal tersebut di mana perempuan mesti bisa lebih melek akan literasi keuangan, Prudential Syariah bekerja sama dengan Kumpulan Emak Blogger mengadakan Prudential Indonesia Blogger Gathering 2021 pada tanggal 26 Oktober 2021 lalu.
Tema yang diangkat adalah “Membangun Keluarga yang Tangguh Secara Finansial Melalui Asuransi.” Ini sangat menarik ya Emak karena kita sebagai manajer keuangan perlu banget untuk bisa membangun finansial yang tangguh agar kehidupan keluarga tetap terjaga.
Perempuan Wajib Tahu Literasi Asuransi
Acara yang diadakan secara daring via Zoom ini dimulai pukul dua siang. Dan di acara ini menghadirkan Mbak Aliyah Natasya, seorang financial advisor, dari pihak Prudential hadir Pak Bondan Margono selaku Head of Sharia Strategic Develompment Prudential Indonesia dan Mak Lidya Fitrian sebagai KOL yang akan sharing pengalamannya menggunakan produk asuransi seabgai proteksi diri dan keluarga.
Mau tahu sharing lengkapnya? Okay, here we go!
Bagaimana sih cara menghadapi risiko hidup, Mak?
Untuk menjawab hal ini, asuransi bisa menjadi salah satu alternatif solusinya. Karena hidup nggak mungkin lepas dari segala risiko, iya nggak? Nah, asuransi dibutuhkan untuk mereka yang memiliki tanggungan.
Selama ini terjadi kesalahpahaman tentang literasi asuransi di mana banyak yang berpikir bahwa asuransi adalah tentang meraup untung. Namun, ternyata di dalam asuransi itu ada yang namanya proteksi. Jadi, tidak selalu tentang benefit, ya.
Baca juga : Cara menghindari pinjol ilegal
Di sesi awal, Pak Bondan menggambarkan beberapa cara untuk menghadapi risiko sebelum lebih jauh mengulas tentang asuransi. Jadi, ada beberapa opsi nih, Mak, bagaimana cara menghadapi risiko hidup yaitu dengan menghindari, meminimalisir, berbagi, mengalihkan dan menerimanya.
Terus korelasi risiko dengan asuransi apa, dong?
Asuransi bisa menjadi salah satu pilihan untuk menghadapi risiko tersebut. Istilahnya, kita bisa memproteksi hal-hal yang dianggap sebagai risiko paling besar dalam hidup.
Contohnya: asuransi jiwa, asuransi pendidikan, asuransi kesehatan, kecelakaan. Nah, dari contoh tersebut menurut Emak yang paling dibutuhkan di keluarga apa?
Lanjut lagi, Pak Bondan menjelaskan tentang jenis-jenis asuransi jiwa sebagai gambaran untuk emak. Jadi, berdasarkan jenisnya, asuransi dibagi menjadi dua yaitu :
1. Asuransi Tradisional
Untuk jenis ini pun masih dibagi menjadi tiga bagian lagi yaitu :
- Dwiguna, asuransi ini memiliki dua fungsi sekaligus, selain sebagai proteksi juga sebagai investasi.
- Berjangka, asuransi ini perlindungannya bersifat periodic atau berjangka. Ada yang 1 tahun, 5 tahun, bahkan 10 tahun. Balik lagi ke kebutuhan kita nih, Maks.
- Whole Life, sesuai dengan namanya, dimana polis asuransi ini berlaku seumur hidup, tapi dalam hal ini batas usia yang ditanggung adalah 99 tahun.
2. Unit Link
Produk ini sangat familier pastinya. Bener nggak? Well, untuk fungsinya hampir sama dengan Dwiguna.
Kelebihannya adalah kita yang notabene sebagai nasabah dapat memonitor secara mandiri tentang kinerja investasinya. Kita bisa banget mendesain produk apa saja yang menjadi kebutuhan kita setiap saat dengan menambahkannya di kemudian hari.
Nah, bagi Emak yang mau membeli produk asuransi, patut diingat hal ini : pastikan membaca dan memahami syarat dan ketentuannya. Jangan sampai, karena kekeliruan kita dalam memahami syarat dan ketentuan, lalu menyalahkan perusahaan asuransi ketika terjadi risiko.
Yuk, Mengenal Lebih Dekat Dengan Asuransi Syariah
Di semester ini, saya mengajar tentang hukum asuransi Syariah. Makanya sangat excited sekali ketika ada pembahasan tentang materi ini.
Untuk kebanyakan orang, prinsip dasar asuransi Syariah itu yang penting tidak ada riba. Ya, sama halnya dengan perbankan Syariah. Padahal konsepnya tidak hanya berhenti sampai di situ. Ada beberapa prinsip lain yang harus dipenuhi, sehingga teknisnya sesuai dengan ketentuan Syariah.
Ada tiga hal dasar tentang asuransi Syariah ini yang wajib untuk diketahui yaitu usaha saling melindungi, asetnya berupa tabarru’ sebagai risk sharing, dan akadnya sesuai Syariah. Hal ini sesuai dengan pengaturan hukumnya yang tercantum dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI NO. 21/DSN-MUI/X/2001.
Ketentuan Syariah itu yang bagaimana, Emak?
Ada tiga hal yang membedakan asuransi syariah dengan yang bersifat konvensional yakni riba, gharar dan maysir. Selama ini yang diketahui dan dikenal masyarakat hanya tentang riba saja, padahal ketentuan gharar dan maysir ini juga harus dipenuhi. Yuk, kita kupas satu-satu artinya biar lebih jelas ya.
Riba. Istilah gampangnya adalah bunga atau kelebihan uang. Dalam asuransi Syariah haram hukumnya jika ada tambahan yang terjadi pada transaksi hutang atau jual beli.
Contohnya nih: kita membayar polis dengan nilai kecil, tetapi mendapatkan tambahan yang lebih besar dari apa yang telah diakadkan.
Gharar. Kondisi di mana adanya ketidakjelasan yang tidak diperbolehkan jika terjadi pada kontrak komersial dan jual beli. Seperti klausul tentang kapan kah waktu uang pertanggungan akan dibayarkan.
Maysir. Nah, ini kayak taruhan yang menempatkan keuntungan salah satu pihak menjadi kerugian pihak lain yang diakibatkan transaksi tersebut. Ada judi dan taruhan. Karena konsep asuransi Syariah adalah tolong menolong, maka siapa pun yang mendapatkannya mendapatkan nilai keberkahannya.
Memahami Perbedaan Asuransi Konvensional dan Syariah
Perekonomian yang berbasis Syariah berkembang pesat beberapa tahun belakangan ini. Tidak terkecuali bidang asuransi. Karena beberapa elemen asuransi jiwa konvensional tidak dapat mengcover secara Syariah, makanya untuk yang beragama muslim, asuransi Syariah ini bisa menjadi pilihan untuk proteksi diri dan keluarga.
5 Perbedaan asuransi konvensional dan syariah yang mesti diketahui oleh nasabah
- Konsep
Asuransi Syariah itu konsepnya berbagi risiko, sedangkan asuransi konvensional lebih ke mengalihkan resiko.
Jadi, para nasabah pada asuransi Syariah berakad tolong menolong, atau lebih popular dengan istilah tabarru’. Sehingga, ketika terjadi risiko, mereka saling tolong-menolong untuk berbagi resiko. Sedangkan dalam asuransi konvensional, resiko tersebut sifatnya hanya dialihkan.
- Akad
Di dalam asuransi Syariah ada dua akad yang dilakukan, yaitu; akad tabarru’ dan akad wakalah bil ujrah yang dilakukan dengan perusahaan asuransi.
Dalam hal ini, perusahaan hanya sebagai pengelola dan manajernya saja. Sedangkan dalam asuransi konvensional hanya terjadi akad jual beli saja antara nasabah dan perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan sebagai penanggung resiko.
- Apabila terjadi surplus
Jika terjadi surplus, dalam asuransi Syariah, dana tersebut dibagi menjadi 3; untuk dana tabarru’, para peserta dan untuk perusahaan yang notabene sebagai wakalah bil ujrah. Tentunya harus sesuai dengan akad yang telah disepakati. Sedangkan pada asuransi konvensional, seluruh benefitnya merupakan milik perusahaan.
- Dewan pengawas
Untuk pengawasan, kalau asuransi Syariah diawasi oleh OJK, manajemen internal dan Dewan Pengawas Syariah. Sedangkan, asuransi konvensional hanya diawasi dari OJK dan manajemen internal.
Jadi, Dewan Pengawas Syariah ini bertugas untuk mengawasi segala kegiatan perusahaan asuransi agar tidak menyimpang dari konsep Syariah. Untuk yang beragama muslim tidak perlu khawatir lagi ya, Maks.
- Investasi dalam asuransi
Jenis investasi dalam asuransi Syariah tentunya wajib berbasis Syariah tanpa adanya riba, gharar dan maisyir. Sedangkan dalam asuransi konvensional sifatnya bebas, boleh memilih instrument investasi apa saja tanpa memikirkan 3 unsur tersebut.
Intinya Mak, di dalam asuransi Syariah itu, harganya harus jelas, apa saja yang didapatkan harus jelas. Nah, yang tidak jelas itu adalah tentang kapan jasa yang didapatkan harus dibayarkan, karena hal tersebut tergantung iesiko. Makanya, dalam asuransi Syariah konsepnya tolong menolong, bukan jual beli.
Kalau sudah tahu tentang perbedaan mendasar antara asuransi syariah dan konvensional, ada beberapa keunggulan asuransi jiwa yang berbasis syariah dibanding konvensional. Karena konsepnya tolong menolong, ini bersifat universal untuk semua agama—tidak hanya untuk muslim saja yang memang diwajibkan untuk menghindari riba, gharar dan maysir. Karena semua agama juga menganjurkan hal ini.
Selain itu, dalam asuransi syariah, masing-masing pihak memiliki hak dan kewajiban yang adil dan seimbang. Karena peserta berhak mendapat klaim, sedangkan perusahaan mendapat ujrah sesuai akadnya.
Yang tidak kalah penting adalah tentang kejelasan dan transparansi keuangan. Dalam asuransi Syariah, kantong-kantong keuangan dan keuangannya jelas.
Tertarik dengan Produk Asuransi? Berikut Tip Bagi Pemula
Setelah paham tentang pentingnya literasi tentang asuransi, yuk mulai langkah-langkah memilih dan membeli asuransi.
Bagi pemula, jangan khawatir karena Mbak Aliyah Natasya menjelaskan beberapa tip yang bisa Emak lakukan untuk membeli asuransi dan tidak terjebak dalam mitos-mitos keuangan.
Sebelum membeli produk asuransi, keuangan keluarga itu WAJIB untuk dikelola. Kelak apabila terjadi risiko, uangnya tidak akan habis begitu saja. Nah, literasi dan pengelolaan keuangan ini berbanding lurus, artinya Emak wajib tahu, mengerti dan melakukannya. Untuk apa? Agar tujuan keuangan yang sudah disusun bisa tercapai.
Berikut ini 4 tip memulai memilih dan membeli asuransi bagi pemula
- Know your budget
Mau sedikit atau banyak, Emak wajib untuk membuat daftar bujet bulanan. Sehingga Emak bisa tahu apakah ada bujet asuransi atau tidak. Butuh komitmen dan konsistensi dalam hal ini, karena pembayarannya bersifat continue.
Jangan sampai kita memaksakan diri hunting asuransi padahal tidak ada bujetnya. Bisa-bisa bulan ini bisa bayar, bulan depan macet di jalan. Hiks.
- Know your needs
Setelah menyusun bujet dan mengetahui kesehatan keuangan keluarga, selanjutnya adalah mengetahui apa yang kita butuhkan bukan yang diinginkan.
Kebutuhan keluarga Emak apa? Asuransi jiwa, kesehatan atau lainnya? Pastinya, kondisi ini akan berbeda di tiap keluarga jadi Emak mesti tahu skala prioritas.
- Know your insurance company
Memilih perusahaan asuransi, Emak mesti tahu latar belakangnya apa terpercaya atau tidak. Coba cek review dan juga reputasinya untuk mencegah terjadinya salah pilih.
- Asuransi Syariah bisa jadi pilihan
Setelah memahami bahwa konsep asuransi syariah itu tolong menolong dan memiliki surplus underwriting, tak ada salahnya asuransi ini dijadikan pilihan. Selain bisa melindungi keluarga, secara syariah pun terjamin keamanannya.
Kesimpulan
Waktu dua jam lebih sepertinya tidak cukup mengupas habis tentang literasi asuransi juga pengelolaan keuangan. Tapi, setidaknya saya dan Emak yang hadir bisa mendapatkan pengetahuan baru juga pemahaman yang sebenarnya tentang asuransi.
Sekali lagi nggak ada kata telat lho Mak untuk mulai membeli asuransi juga mengelola keuangan lebih baik lagi. Dan perlu diingat ketika membeli asuransi, jangan sekedar ikut-ikutan ya. Karena kondisi tiap keluarga itu berbeda.
Terima kasih untuk Prudential Syariah yang sudah menginisiasi acara ini. Semoga ke depannya masih ada lagi acara seperti ini yang membuat perempuan-perempuan Indonesia lebih melek akan literasi dan inklusi keuangan.
Semangat selalu untuk Emak-Emak di mana pun kalian berada dalam mengelola keuangan dan sehat selalu, ya.
—
Penulis : Nur Sulistiyaningsih (Ayaa)
Makmin KEB Solo, narablog Cahaya The Princes