Merasa sudah menggunakan keyword, tapi artikel masih saja tenggelam di antara jutaan artikel lainnya di mesin pencari, Mak? Well, mungkin cara keyword research yang dilakukan masih keliru.
Seperti yang Emak tahu, bahwa pemilihan keyword itu sangat penting kalau kita pengin artikel kita dibaca oleh banyak orang tanpa effort yang terlalu besar. Cuma kadang memang hal ini sedikit tricky. Pemilihan keyword yang tidak tepat adalah salah satu yang membuat artikel kita enggak akan ke mana-mana di database mesin pencari.
Jangankan mendapatkan peringkat, bahkan terindeks pun tidak.
Kadang juga ada yang suka salah paham sih.
“Aku sudah menggunakan kata kunci. Tapi kok enggak juga ada yang datang berkunjung dan membaca artikelku?”
“Kata kunci yang dipakai itu kata kunci yang sering dipakai untuk mencari oleh netijen apa enggak?”
Nah, ternyata enggak pakai kata kunci yang sering dipakai untuk mencari informasi oleh netijen. Hanya menggunakan kata kunci yang diasumsikan sendiri tanpa melalui riset pemakaiannya, lalu gimana orang akan menemukan artikel kita?
Inilah rahasia keyword research yang sering keliru. Padahal, menyesuaikan keyword yang digunakan dengan istilah yang sering dipakai oleh netijen untuk mencari di mesin pencari itu adalah kuncinya. Jadi harus gimana ya? Berikut beberapa tip keyword research yang bisa dilakukan.
Cara Keyword Research
1. Berpikir dari perspektif pengunjung
Kadang kala, kita hanya berasumsi dalam menembak kata kunci. Bahkan kemudian kita menggunakan kata kunci yang menurut kita oke.
Nah, di sinilah letak kekeliruannya. Penjelasannya begini. Kita pengin artikel kita dibaca oleh orang lain kan, bukan dibaca oleh kita sendiri? Jika iya, maka kita harus berpikir dengan perspektif orang lain, alias pengunjung.
Jadi bukan, menggunakan kata kunci yang kita asumsikan oke saja, tetapi gunakanlah kata kunci yang paling banyak mereka gunakan untuk mencari informasi yang hendak kita sampaikan.
Contoh nih. Kita mau menulis tentang kisah kita untuk menjadi sukses. Kita mengambil kata kunci “kisah nyata sukses” karena menurut kita kata kunci itulah yang paling bagus, dan mudah untuk dimasukkan ke dalam artikel. Padahal yang mencari dengan kata kunci “kisah nyata sukses” ini enggak banyak. Seandainya, kita memilih kata kunci “cara sukses” mungkin akan lebih baik hasilnya, karena kata ini lebih banyak dicari ketimbang “kisah nyata sukses”.
Paham ya, Mak, sampai di sini?
Jadi, sebaiknya jangan terlalu fokus pada diri kita sendiri, dan berasumsi sendiri juga. Inilah pentingnya keyword research. Karena, kita menulis untuk dibaca orang lain kan? Ya, kecuali kita mau menulis artikel untuk dibaca sendiri. Itu lain soal ya.
Inilah yang dimaksud berpikir dari perspektif pengunjung. Karena SEO pada dasarnya seperti hukum ekonomi umumnya, supply vs demand. Ketika ada demand, kita memberikan supply, sehingga apa yang kita sediakan akan “dibeli” oleh orang karena mereka butuh.
2. Pakai keyword tool
Tapi, bagaimana caranya melakukan keyword research dengan benar, sehingga bisa menemukan kata kunci yang tepat?
Jawabannya adalah manfaatkan keyword tool yang sekarang sudah banyak disediakan. Keyword tool apa saja? Misalnya seperti Ubersuggest, atau Keyword Planner punya Google yang gratis. Nah, di artikel berikutnya nanti, kita akan bahas mengenai alat untuk membantu keyword research ini lebih mendalam ya.
Dengan keyword tool ini, kita bisa melakukan keyword research meliputi:
- Mendapatkan related keyword—yang bisa dipakai untuk keyword turunan
- Mengecek volume pencarian
- Mencari kompetitor
- Menentukan skor SEO yang paling kecil persaingannya, agar artikel kita bisa menang dan standout di antara artikel lain.
3. Buat daftar seed keyword
Jika Emak punya niche khusus, sebenarnya ini akan lebih mudah untuk dioptimasi. Pasalnya, Emak akan lebih mudah untuk menentukan seed keyword, atau bibit keyword, yang akan mewakili keseluruhan isi konten blog Emak.
Contohnya, misalnya nichenya food blog. Maka, Emak bisa saja mengambil seed keyword “resep masakan”—yang nantinya Emak optimasi sehingga setiap kali orang mengetikkan kata “resep masakan”, blog Emak akan ada di halaman muda search engine.
Dari seed keyword ini, nantinya Emak bisa breakdown ke banyak kata kunci lagi, melalui proses keyword research yang benar. Misalnya saja, kalau pakai “resep masakan” bisa jadi resep masakan sehari-hari, resep masakan rumahan, resep masakan ayam, resep masakan udang, resep masakan sederhana, resep masakan padang, resep masakan dari telur, dan masih banyak lagi.
Dari daftar kata kunci dari seed keyword itu, Emak pun bisa eksekusi satu per satu hingga semua yang menggunakan seed keyword “resep masakan” terpublish dengan baik di blog.
Nah, buat yang blognya gado-gado, memang ini agak sulit ya, karena topiknya bisa macem-macem banget. Karena itu, memang untuk blog gado-gado, biasanya butuh effort ekstra untuk bisa menembus halaman muda Google. Bisa sih bisa, tetapi biasanya hanya satu atau dua saja sih yang berhasil melejit. Tapi enggak apa, tetap bisa dicoba, Mak.
Caranya adalah dengan menggunakan kata kunci yang paling banyak masuk ke blog kita. Emak bisa mengeceknya di Google Search Console (GSC) blog Emak masing-masing. Sudah bisa buka GSC masing-masing kan? Semoga sudah ya.
Di bagian Performance di GSC, Emak kan bisa lihat keyword apa saja yang masuk ke blog. Nah, silakan dicermati, dan coba dibuat daftar kata kunci mana saja yang bisa dikembangkan lagi—di-breakdown dan ditulis artikelnya.
Kesimpulan
Nah, itu dia sekilas tentang cara melakukan keyword research, Mak. Sebenarnya sih enggak hanya berhenti sampai di sini, dan kemudian lalu bisa dijamin artikel kita bisa menembus halaman muda Google ya. Masih ada banyak upaya lain yang harus juga kita lakukan. Penentuan kata kunci sendiri juga masih ada beberapa tahapan setelah Emak menemukan seed keyword dan kemudian melakukan breakdown.
Well, kita lihat saja, apakah memang perlu dituliskan lagi artikel lanjutannya kemudian. 😊
nice kk, saya bisa belajar dari sini.