Sebagai penulis, bloger seharusnya memang menulis konten atau artikel yang dapat membantu pembacanya. Baik itu untuk memberikan informasi, berbagi pengalaman, berbagi insight, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, kunci utama dalam sebuah blog dan yang akan menentukan bagaimana blog tersebut berkembang nantinya memang ada pada konten. Oleh karena itu, memiliki konten yang berkualitas merupakan sebuah keharusan.
Setuju, Mak, sampai di sini?
Nah, masalahnya gimana caranya memperoleh konten yang berkualitas ini?Kita bisa saja membuat berbagai konten. Akan tetapi, jika tidak ada standar yang baku maka konten yang berkualitas tersebut menjadi rancu. So, kita membutuhkan alat ukur atau ceklis yang dapat menentukan berkualitas atau tidaknya sebuah konten.
Mengapa hal ini penting? Karena dengan bantuan ceklis tersebut, kita dapat menulis konten yang memiliki kualitas yang baik dan konsisten setiap harinya. Jika hal ini dijaga setiap hari, maka blog kita juga akan memiliki tingkat ekspertise yang tinggi sehingga meningkatkan otoritas website baik dari sisi mesin pencari Google maupun pembaca. Ingat B.E.R.T kan, Mak? Jika belum sempat baca, boleh kok dibaca lagi ya.
Apa Saja Tool Pemeriksa untuk Memastikan Kita Menulis Konten Berkualitas?
Dengan menulis konten berkualitas, maka blog Emak bisa standout dan mendapatkan kepercayaan dari pembaca. Karena semakin baik konten yang Emak buat, maka berpeluang semakin tinggi pula posisi Emak dalam hasil pencarian.
Algoritma Google boleh berubah, tetapi faktanya semakin terus mengarah fokusnya ke konten berkualitas.
Jadi, berikut ceklis dari sebuah konten berkualitas yang harus dimiliki oleh blog Emak.
1. Findable
Konten yang bagus pada artikel ini tidak hanya baik kepada pembaca dan meningkatkan keterbacaan tetapi juga baik untuk SEO. Oleh karena itu, pemakaian keyword sangat diperhatikan dan jangan ditinggalkan.
Untuk itu, ceklis pertama untuk blog Emak adalah mudah ditemukan oleh siapa saja. Mudah ditemukan atau tidaknya kontenmu bergantung kepada kata kunci yang dipakai. Apa artinya Emak membuat konten yang bagus, kalau ternyata tidak bisa ditemukan di belantara artikel online di dunia virtual?
So, kata kunci adalah koentji. Letakkan kata kunci pada tempat-tempat strategis sesuai kaidah SEO. Yang paling basic pun tak masalah kok, Mak. Malahan justru basic SEO ini yang tidak akan banyak berubah dari waktu ke waktu sesuai update algoritma.
Pastikan juga untuk menaruh baik external link maupun internal link. Pastikan relevan ya, dan merujuk pada konten yang sama berkualitasnya.
2. Readable
Konten yang baik pastinya dapat dibaca dan dipahami dengan mudah. Jika pembaca kesulitan menangkap makna yang ingin kita sampaikan, maka bisa dibilang kita sudah gagal menulis konten berkualitas. Perbaiki kembali dan ubah kalimat yang ada sehingga semakin mudah dipahami.
Meningkatkan keterbacaan pada konten sebenarnya sangatlah mudah. Kita bisa memakai fitur bullet/ numbering, menggunakan paragraf atau kalimat pendek, membuat konten yang sifatnya seperti panduan serta memakai header.
Cara lainnya adalah dengan memanfaatkan H1, H2, H3 pada konten. Biasanya H1 dipakai untuk headline, sedangkan H2 untuk sub bagian, dan H3 merupakan sub-sub bagian dari H2, begitu seterusnya. Pastikan Emak tahu, bagian mana saja yang tergolong pada sub bagian yang mana.
Karena hal ini akan memudahkan pembaca untuk memahami setiap bagian konten yang ada. Selain itu, menggunakan H1,H2, H3 ini akan membuat konten terlihat lebih rapi sehingga nyaman dibaca.
3. Understandable
Dahulu orang-orang banyak menulis dengan memakai kalimat yang panjang agar terlihat lebih indah. Atau supaya kelihatan pintar. Padahal model penulisan seperti ini malahan membuat pembaca sulit menangkap ide pokok yang ingin disampaikan.
Hal ini disadari oleh Google dan dipraktikkan pada update algoritmanya beberapa tahun yang lalu. Jadi, sebaiknya Emak menulis konten dengan kalimat pendek sehingga akan lebih mudah dipahami.
Hal ini juga semakin penting untuk kebutuhan copywriting, karena kita jadi diharuskan memakai kata sedikit-dikitnya namun dapat menyampaikan makna sebanyak-banyaknya. Untuk melakukan hal ini, kita dapat memakai berbagai media seperti video, infografis, image, dan lainnya.
Pastikan juga teks yang ditulis mudah dipahami, kemudian memakai bahasa manusia sehari-hari.
4. Actionable
Ceklis selanjutnya adalah apakah konten yang ditulis dapat menggerakkan pembaca untuk melakukan tindakan tertentu atau tidak. Kita bisa melihat dan membaca konten tersebut dan merasakan isinya.
Biasanya konten ini mengandung kalimat persuasif, tapi ya nggak selalu juga sih. Kita bisa melakukan konten studi kasus dan membandingkan satu dengan lainnya dan memperlihatkan hasil yang ada. Dari paparan tersebut, kita dapat menilai apakah konten ini dapat menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu atau tidak.
Namun, untuk memperbanyak hal ini pastikan isi kontennya dapat menggerakkan pembaca untuk bertanya, menyebarkan konten tersebut, mengaitkannya dengan konten lain, atau membuat mereka untuk ikut bercerita.
5. Shareable
Ceklis terakhir yang harus diperhatikan saat menulis konten berkualitas adalah layak untuk disebarluaskan. Untuk melakukan hal tersebut Emak bisa menjelaskan, mengapa harus disebarluaskan, bagaimana cara mudah melakukannya, dan lain sebagainya.
Cara-cara ini sangat sederhana namun berperan penting untuk menyebarkan konten kita sehingga semakin banyak orang mengetahui kualitas dan isi konten tersebut.
Nah, itulah 5 ceklis yang bisa digunakan untuk menulis konten yang berkualitas. Dengan memiliki panduan ini, maka Emak bisa lebih konsisten menulis konten yang baik dan dibutuhkan banyak orang.
Semoga bermanfaat ya, Mak!