
Sebut saja namanya Naisa (7tahun) dan Rafi (3tahun), mereka adalah anak-anak tetanggaku. Aku tinggal di sebuah komplek perumahan. Yang setiap sore anak-anak yang tinggal di perumahan bermain bersama. Ada yang bermain bola,petak umpet, bersepeda atau hanya sekedar duduk-duduk saja sambil bercanda dengan teman-temannya. Zidan, anakku juga ikut bermain tiap sore dengan teman-temannya saat tak ada les, kecuali Naisa dan Rafi.
Aku sebenarnya iba melihat mereka mengintip dari balik jendela saat teman-temannya bermain. Aku juga gak tahu pasti apa alasan ibu mereka melarang mereka bermain diluar. Aku pernah tahu saat mereka berdiri di depan pagar rumah mereka menonton anak-anak yang lain sedang bermain tiba-tiba terdengar teriakan dari dalam rumah ” Naisaaa..Rafiii masuuukk..!!!”
Aku yang saat itu tengah mengobrol dengan seorang tetangga didepan rumah terkejut. Lalu kedua anak itu berlari masuk ke dalam rumah. Masih kudengar ibu mereka marah dan suara anak kecil menangis.
Pernah suatu sore aku melihat mereka bersepeda dengan riang ditungguin pembantunya di jalan kompleks dan kebetulan aku berpapasan dengan mereka. “Hai Naisa… Rafi… wah asyik yaa sepedaan….” kataku. Lalu pembantu mereka menjawab” Iya… ibunya lagi keluar kota… jadi bisa main diluar.”
Aku agak kaget, jadi kalau main diluar harus nunggu ibunya pergi dulu ? Ah aku baru tahu… kasihan sekali anak-anak ini. Setiap hari mereka hanya boleh sekolah & les pelajaran tanpa diperbolehkan bermain dengan teman-teman disekitarnya. Aku gak tahu pasti alasannya apa ibu mereka melarang mereka bermain diluar. Tapi memang orang tua mereka jarang sekali bersosialisasi dengan tetangga sekitar. Alasannya apa aku juga kurang tahu.
Tapi menurutku bermain untuk anak juga merupakan kebutuhan & hak mereka setelah seharian mereka berkutat dengan pelajaran di sekolah. Dengan bermain bersama teman-temannya mereka juga bisa belajar bersoialisasi, melatih mental, belajar berbagi, saling menghargai..banyak sekali manfaat anak bermain dengan teman-temannya. Tapi tentu saja bermain ada batasnya dan dalam pengawasan orang tua ya.
Bagaimana menurut emak-emak ?
Leave a Reply