Penulis: mak Dewi Rahandiani Paras bergegas menutup laptopnya,dia tidak boleh terlambat datang ke Kafe Chocolate. Kafe itu tidak seberapa jauh, 15 menit berjalan dari kantornya dan jam masih 17.00, masih setengah jam dari janjinya dengan Rupa. Sambil berjalan, Paras mendesah, “Rupa… kenapa harus datang lagi”.. Rupa yang sudah pergi bertahun tahun, hilang tanpa kabar ketika...
Category: Cerpen
Terapi Retail
Pusat perbelanjaan yang berlokasi di Jakarta Selatan siang itu penuh sesak. Banyak orang tampaknya tersihir dengan promosi yang digelar mall favorit ini. Lita termasuk diantaranya. Lita menuju tempat duduk yang terletak di area luar department store lantai 1. Bangku berwarna coklat seolah disediakan khusus untuk Lita. Hanya Lita yang duduk di bangku ini. Lita berpikir...
Ekspresi Pagi
Penulis: Cholida Rizkina @Farah_cute: uang $500 ku hilang *sigh* #IhateMonday. 1 hour via Twitter from iPhone Farah memandang hand phone yang digenggamnya dengan tatapan tajam. Seolah-olah benda ini penyebab uangnya hilang. Kebiasaan buruk Farah dalam kondisi emosi adalah mengetuk-ngetuk, melempar ke kasur hand phone-nya. Kali ini ia ingin membanting benda yang dibeli dengan mencicil selama...
Melati, Berwarna Apa?
“Saya memang pelacur. Tapi nggak pernah ngerayu suaminya situ buat datang ke tempat saya….” umpat Melati di atas batas normal. Karena geram dan berapi-api tiba-tiba saja mendapatkan tamparan tanpa basa-basi apalagi permisi. “Ngaca dong.. mana betah laki-laki serumah sama orang judes seperti situ..” lanjut Melati. Menumpahkan semua sisa geramnya. “Kamu itu wanita murahan, masih banyak...
Indahnya Persahabatan
Pagi telah datang. Sinar matahari mulai nampak. Cahayanya terasa hangat. Burung – burung menyambutnya riang. Bernyanyi sambil menari dan melompat dari dahan ke dahan. Aku sendiri telah mandi. Dan sudah siap pergi. Seragam putih merah telah melekat rapi di badanku. Sebentar lagi aku berangkat ke sekolah. Sesampai di sekolah aku melihat semua ruangan masih tertutup....
Terbang Bersama Angin
Eyang Harti, demikian ia menyebut neneknya. Wanita itu adalah ibu dari mamanya. Ciri khasnya dia kentara sekali. Senantiasa mengenakan kebaya dan kain dalam kesehariannya. Usianya sekitar tujuh puluh empat tahun. Ia berpandangan kolot. Segala sesuatu diukur dari jamannya seolah jaman sekarang sama dengan jamannya dulu. Tak heran, jika cara mendidiknya menyiratkan pola pikirnya. Sejak bayi...
Siapa Yang Kau Sebut Cinta
Ngubek-ngubek blog lamaku, akhirnya nemu cerita sangat pendek ini ^_^ ########## Tet..tet..tet…Handphone Nabil berdering, pertanda ada sms yang masuk. Zulfa yang sedang dalam kamar, meraih hp itu, berniat akan menyerahkannya pada Nabil suaminya. Langkahnya terhenti sejenak, tertulis di layar Hp –sms dari Adinda–. “Siapa ya?” tanyanya dalam hati. Nabil segera menerima Hp itu setelah Zulfa...
Luka
“Kakak! Kamu ngapain sih masih peduli sama dia!” seru Dinda sambil membanting tasnya di meja. “Apa sih? Dateng-dateng langsung marah-marah. Mending kalo bawa makanan.” balasku. “Ish, si Kakak ini suka gitu deh. Ngapain sih Kak. Udah tau dia tuh kalo lagi susah aja dateng ke kita. Coba dulu pas bahagia, mana inget.” kejarnya. “Ya udahlah,...
Ketika
Ketika Mimpi itu kembali mengusik lelap tidurku Ketika pula rasa itu makin menyeruak ke dalam kalbuku Ketika asa kembali menyergap jiwaku Ketika mulut tak lagi berucap apa-apa dan Tanya tak lepas dari benakku mengapa? Ketika Rasa yang suci, lembut bagaikan sutra mampu tergores oleh sayatan2 yg mematikan Ketika kakipun tak mampu melangkah lagi… bagai tak...