Sharing saya kali ini berlatar belakang dari keprihatinan tentang sebuah kontent tulisan yang sangat umum, yang seharusnya menjadi sumber informasi bagi generasi penerus bangsa. Seperti kita tahu, bahwa dalam sebuah penulisan di dunia blogging, “Kontent is the king”. Hal tersebut sangat baik jika apa yang disampaikan memiliki suguhan yang positif, menarik dan tentunya memberikan informasi bermanfaat. Namun apa yang terjadi? Ketika sebuah kontent telah merajai mesin pencari nomor satu, tak dianya, artikel yang disuguhkan hanyalah sebuah artikel yang jauh dari kategori baik apalagi sarat informasi. Sepertinya internet telah banyak membutakan kita, semakin menutup kreatifitas anak-anak/ adik-adik kita dengan kontent yang negatif. Dan tidak bisa dipungkiri saat ini akses internet sudah begitu mudah dicari, akibatnya pun beraneka ragam.
Untuk pribadi yang menginjak usia dewasa, pastinya kita sudah sangat mengerti bagaimana memilah hal yang baik atau buruk dalam dunia internet. Namun bagaimana dengan adik-adik kita di luaran sana yang sama sekali belum mengetahui dampak negatif dari internet yang menyuguhkan hal-hal kurang baik? Ya, mereka akan mengetahui bahwa hal tersebut tidak baik, namun bagaimana mereka mengolah pikiran dari apa yang mereka dapat? Ini yang menjadi PR bagi kita semua. Coba perhatikan gambar di bawah ini
Setiap harinya jika kita mencoba menelusuri mesin pencari di internet dengan kata kunci “Anak SMP“, “Anak SMA“, dan “Mahasiswi“, miris rasanya ketika apa yang dimunculkan dalam search engine tersebut adalah artikel yang berbau dengan pornografi. Dan itu nyata lho Mak. Lebih dari 10 juta orang setiap harinya mengakses kata kunci tersebut. Sekali lagi, jika anak atau adik-adik kita sebagai salah satu pengakses hal tersebut, bisa dibayangkan, info seperti apa yang mereka dapat dan mereka cerna?!
Dalam hal ini sebuah provider maupun pemilik warung internet tidak bisa membatasi sepenuhnya hak pengguna, toh dalam hal ini mereka pun memberikan fasilitas itu secara tidak cuma-cuma. Dan tak bisa dihindari, para pelaku internet pun berani bayar harga untuk sebuah akses internet. Lalu, menjadi tanggung jawab siapakah urusan dalam membatasi konten-konten negatif ini? Jawabannya, kita, Mak!
Jika kita peduli masa depan anak-anak kita, jika kita peduli dengan generasi masa depan bangsa, maka mari kita sama-sama bergandengan tangan dalam memberantas konten negatif tersebut melalui sebuah tulisan yang kita posting lewat blog kita. Tak ada salahnya jika 1 kali dalam seminggu kita membuat postingan yang berkaitan dengan kata kunci tersebut. Hal ini sudah pernah disuarakan oleh salah satu blogger yang mengusung postingan dengan kata kunci “Cerita Anak SMA“. Walaupun belum memberantas sampai akarnya, setidaknya kata kunci tersebut sudah memberikan harapan dengan suguhan tulisan yang lebih positif.
Nah, buat yang masih bingung cari judul tulisannya apa, beberapa kata kunci tersebut bisa menjadi acuan untuk postingan di blog kita. Memang, dunia emak-emak terkadang masih seputaran dapur, anak, dan rumah tangga. Tapi tidak ada salahnya kita membahas topik ini demi anak-anak kita dan demi generasi penerus bangsa ini. Semoga dengan semakin banyaknya emak-emak yang berbagi inspirasi melalui blog nya dengan konten positif, maka semakin sehat juga dunia blogsphere kita. Sehingga tak hanya sebatas curhat sehari-hari saja yang disampaikan, namun mejadikan blog sebagai sebuah persinggahan yang penuh makan, penuh inspirasi dan memberikan banyak informasiberguna.
“Tetaplah Menulis, Maka Kamu Akan Tau Siapa Dirimu”
aduh mak.. ngeri banget. Sebegitu mudhanya mendapat akses kesitu. bahkan yang tadinya ga niat cari tentang porn* malah terarah kesitu kan.