Penulis : Anita Yuniar
Hari minggu kemarin, 4 Nov 2012, adalah hari yang kurang baik buat saya.Di awali dengan membujuk Dammar, anak bungsu saya untuk ikut ke acara pernikahan sudah menjadi latihan kesabaran buat saya. Dammar agak kurang suka ke acara keramaian, karena berisik dan tidak nyaman buat dia.
Dan akhirnya diimingi-imingi akan naik kereta gantung di Taman Mini, Dammar mau juga ikutan ke acara pernikahan tersebut yang kebetulan lokasinya dekat dengan Taman Mini.
Kebiasaan saya yang seringnya dandan di mobil, untuk menghemat waktu, dan juga karena saya terbiasa dandan ala kadarnya, hanya pakai bedak, lipstik dan pinsil alis. Step terakhir adalah memakai body lotion, lotion saya oleskan ke tangan dan kaki, tetapi sebelumnya, saya lepas cincin saya. Saya letakkan di pangkuan saya, padahal biasanya saya letakkan di dalam tas atau di dompet.
Ketika kami berada di jalan tol Jorr, ada bunyi ledakan yang begitu dahsyat, seperti ledakan bom. Suami saya cepat-cepat menepi untuk melihat ada apa di ban mobil kami. Dan karena dia juga ingin melihat ke jok belakang, maka saya turun dari mobil.
Begitu sadar, cincin saya kok tidak nempel di jari saya, buru-buru saya cari di jok mobil, siapa tahu terduduk oleh saya. Saya cari di atas karpet, saya bongkar karpet belakang juga, panik dan jantung berdebar dengan cepat.” Kak, lihat cincin mama jatuh ngga, bantu cari yuk” ajak saya kepada anak perempuan saya.Diapun ikut panik, dan membolak balik karpet, tas juga diangkat, tetapi tidak ditemukan. Dengan muka sedih dan pucat ( maklum, dia anak yang sensitif), dia berkata, ” mama,kalau cincinnya ngga ketemu, gimana dong Ma?” , dan saya jawab,” ya sudah, ngga papa, kalau masih rejeki, pasti nanti ketemu lagi, kita cari lagi di rumah ya” balas saya.
Setelah sampai di pernikahan, dan karena macet parah, acara sudah hampir bubar, makanan juga tinggal sisa-sisa. Saya makan nasi dan semur daging sedikit, asal saja untuk mengganjal perut. Anak-anak tidak mau makan, saya ambil puding sedikit buat anak-anak. Dammar tetap tidak mau makan sama sekali, hanya minum.
Karena sudah janji akan ke Taman Mini naik kereta gantung, jadi harus ditepati, kalau tidak, anak-anak bisa protes.
Alhamdulilah, anak-anak senang, dan hari minggu cukup ramai acara di TMII, ada lomba art and sing perpormance untuk anak-anak, di Istana Boneka. Kami sempat mampir juga ke sana, anak-anak main ayunan, perosotan, dan naik ke menara.
Cukup terlupakan tentang kehilangan cincin saya, tetapi begitu sampai rumah, teringat lagi, dan saya hanya bisa pasrah dan ikhlas, semoga kalau ada rejeki bisa diganti dengan yang lebih, Aamiin.
Ada mitos yang bilang, kalau cincin kawin hilang, rumah tangga bisa bubar. Haduuh, saya tidak percaya dengan mitos-mitos begituan.Namanya barang, ya pasti bisa hilang juga lah kalau kitanya teledor, jangan dicampur adukan dengan masalah hubungan rumah tangga.Buktinya banyak kok teman saya yang hilang cincin kawin, tapi sampai sekarang adem ayem saja.Mbak Dian, tetangga saya, tadi pagi begitu saya cerita cincin kawin saya hilang, ternyata, cincin kawin dia juga hilang sudah beberapa tahun yang lalu, ” saya malah ada berliannya, dan empat cincin hilang sekaligus, gara-gara saya lupa waktu cuci tangan, saya lepas, dan saya lupa untuk memakai lagi, hilang deh.” tambah mbak Dian.Kebetulan juga suaminya tidak biasa pakai cincin, jadi disimpan di lemari.
Orang tua saya juga cincin kawinnya hilang, tetapi sampai sekarang masih langgeng,” cerita teman saya yang lain.
Yang lucunya, ada komentar, ” itu artis yang pada bercerai, cincin kawinnya pada hilang semua ngga?” hehehehe.
Hubungan rumah tangga itu bukan dari cincin kawin, tetapi bagaimana kita menjaga saling percaya dan saling mengisi satu sama lainnya untuk bisa sampai langgeng hingga akhir hayat.
Saudaraku malah cincin kawinnya dijual. Tapi perkawinan mereka awet sampai kakek-nenek 🙂