“Sayang, gaji udah masuk tuh” begitulah isi BBM suami kepada saya pagi tadi.
Isi BBM tadi artinya, hari ini saya harus mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga yang saya senangi, yaitu mendistribusikan gaji menuju destinasi yang seharusnya. Artinya juga, saya akan berada di depan laptop, lengkap dengan semua tagihan dan token internet banking yang kami punya.
Repot? Pasti akan jadi repot kalau tidak ada blueprint ke mana uang tadi harus mengalir tiap bulannya. Syukurnya, saya dan suami selalu membuat rancangan keuangan tersebut setiap 6 bulan sekali, sehingga pusingnya hanya 6 bulan sekali saja. Tapi bagaimana kami mempraktekkan pengelolaan keuangan secara bulanan tersebut?
Tentunya kami dimudahkan oleh tipikal gaji yang kami terima adalah gaji yang tetap setiap bulannya. Mungkin untuk tipikal pekerjaan yang gaji akan dibayar sesuai proyek yang datang, akan sedikit berbeda. Tapi kali ini saya tulis tentang pengalaman saya dulu ya..
– Punya catatan aliran kas rumah tangga untuk satu bulan. Tidak perlu seperti pencatatan kas perusahaan, cukup catatan yang berisikan dana yang harus dikeluarkan setiap bulannya yang sudah dipisahkan menurut posnya masing-masing. Misal : Belanja Bulanan, Belanja Mingguan, Listrik, Internet, Jajan Suami, Jajan Istri, Sewa Apartemen, Investasi, Cicilan, dan seterusnya.
– Bedakan akun bank yang akan digunakan sebagai akun tabungan, investasi dan akun operasional rumah tangga. Akun yang boleh disentuh tiap bulannya hanyalah akun operasional rumah tangga.
– Usahakan untuk memiliki akses internet banking untuk semua akun tersebut. Tujuannya adalah meminimalisir resiko yang timbul dengan pergi ke ATM atau Deposit Machine untuk memasukkan dan mengambil uang dalam jumlah banyak. Juga dengan menggunakan internet banking semua transaksi yang kita lakukan dapat disimpan mudah dalam bentuk pdf pada komputer kita.
– Jika fasilitasnya tersedia, aktifkan juga sistem auto debet atau fitur future payment yang ada. Untuk hal ini, saya menggunakan sistem auto debet untuk pembelian ReksaDana, Saham dan future payment untuk pembayaran sewa apartemen, cicilan rumah, dan akun tabungan dengan target tertentu.
– Biasakan untuk pergi ke ATM dalam frekuensi waktu yang sudah kita tentukan. Dengan begitu secara tidak sadar, jika uang yang kita pegang sudah tidak mencukupi, bawah sadar seringkali mengingat bahwa kita tidak punya uang. Hal ini membantu kita untuk tidak merampok ATM kita sendiri, dan dana yang sudah kita siapkan untuk satu bulan, biasanya jadi lebih bukan kurang.
– Hal yang paling penting adalah, catatan untuk dana, berapa, ke akun mana dan semua akses ke dalam internet banking kami miliki bersama. Sehingga jika ada kondisi di mana saya tidak dapat melakukan semua proses tersebut, suami pun bisa melakukannya. Itu namanya kerja sama 😀
Ya, begitulah kira-kira cara kami mengelola keuangan keluarga kami secara bulanan. Untuk cara bagaimana kami melakukan rancangan selama 6 bulan, nanti saya susulin di artikel selanjutnya ya..
Semoga bermanfaat..
TFS mbak, berguna buat yg msh babak belur ngatur keuangan 🙂