Terapi Impian

By admin on April 01, 2013

happyDulu saat pertama kali di beritahu bahwa penyakit mematikan bersarang di tubuhku, kehidupanku seolah berhenti. Membayangkan ancaman kematian yang mengintai di atas kepala membuat kehidupanku terasa berat, saat itu ketegaran dan keyakinan hidupku menjadi lumpuh.

Titik balik itu datang saat menatap cahaya kecil di mata putriku dan menghitung angka di usiaku. Egoku berkata “Bagaimana bisa hidupku akan berakhir di usia ini dengan kanker memasuki stadium 3 tanpa melakukan perlawanan?” Setidaknya andai aku kalah aku harus berjuang, kalah sebelum berperang itu memalukan.

Aku mulai membaca banyak buku-buku tentang kanker, kisah-kisah inspiratif mereka yang bertahan dan berhasil melewati ancaman kematian. Aku singkirkan buku-buku yang hanya membuatku patah harapan. Akhirnya aku menentukan tujuanku, menggunakan terapi impian. Melakukan hal-hal yang ingin kulakukan, mengerjakan apa yang tertunda, menyelesaikan apa yang selama ini kuabaikan, dan mewujudkan semua yang menjadi impianku. Kanker ternyata sangat menakjubkan, memberi kutukan kematian tapi sekaligus memberikan kehidupan yang lebih berharga dalam kehidupan yang nyata bagiku.

Aku mulai dengan mengajarkan hatiku untuk bersyukur, melupakan rasa sakit dengan menikmati setiap saat yang aku lewati. Aku ajarkan hatiku untuk melupakan vonis dokter, tapi sekaligus bersiap untuk mati esok. Menikmati hari-hari panjangku di RS, bersahabat dengan semua orang di sana. Menjalani perawatan medis dengan perasaan riang, aku sadar bahwa terapi yang harus aku lakukan adalah terapi jiwaku sendiri dan itu hanya bisa kulakukan oleh diri sendiri. Aku mencari banyak informasi tentang hal-hal yang akan aku alami sekaligus tips menjalaninya. Menyadari bahwa proses ini pasti menyakitkan, tapi aku ajak hatiku berkomunikasi bahwa semua akan baik-baik saja.

Ada moment di mana sudah tidak ada vena yang bisa di tusuk jarum dan di masuki obat khemo, tangan,kaki,kepala. Semua sudah pecah dan bengkak karena khemo sebelumnya setiap hari berturut-turut, suster-suster sudah bergantian menusukkan jarum dingin tanpa ampun. Aku pasrah dan tersenyum, mereka tetap mencari vena karena obat khemo harus masuk hari itu. Yang aku lakukan hanya berdoa, dan membayangkan vena ditemukan dan aku berlari pulang. Lalu seorang suster datang, dan dengan sekali tusuk dia menemukan vena di tempat yang sudah berulang kali di tusuk oleh para suster tadi.

Ya, Doa… terapi impian dibarengi dengan doa. Setelah masa perawatan di rumah sakit berakhir, aku kembali ke rumah dengan segudang energi baru.Tubuhku mungkin tak sama lagi tapi jiwaku masih sama, bahkan jiwaku lebih berirama. Kunikmati setiap detik nafasku berhembus, aku bangun pagi dengan rasa syukur karena aku masih hidup. Udara yg biasa menjadi lebih berwarna,aku memandang langit dan kehidupan dengan energi yg lebih positif, aku cintai semua hal, kuikhlaskan segala yg terjadi, meski vonis ditetapkan, aku tetap menggantungkan impian dilangit yg luas.
Aku menjalani khemotherapiku di bulan-bulan selanjutnya dengan ringan, kunikmati rasa sakit dan segala proses medis dengan tetap bertawakal. Aku berhenti bersikap seperti pasien yang menyedihkan, aku tetap berusaha tampil sebaik yang aku bisa. Datang ke RS, khemo lalu pulang seolah habis berjalan-jalan di mall 😀

Setiap saat kumasuki kedalaman hatiku, ku redakan rasa takutku. Kesendirianku, saat semua orang lelah menemani pengobatanku, aku berkawan dengan diriku sendiri. Kubuang impian yang diluar batas kemampuanku, kugantikan impian hanya untuk sembuh dan berbahagia. Untuk siapa? tentu saja untuk diriku sendiri dan untuk orang-orang yang aku kasihi.
Kesakitan dan perubahan fisik tentu saja berpengaruh bagi jiwa sipasien, jika jiwaku kalah bagaimana mungkin fisikku bisa melawan penyakit itu.

Aku melakukan banyak hal yang aku sukai, meski hal-hal kecil yang sebelumnya kuabaikan. Berada dalam ambang kematian ternyata membuat langit yang biasanya menjadi terlihat lebih indah. Udara pagi yang biasa menjadi rasa syukur saat masih bisa menikmatinya. Bersikap welas asih pada keluarga, teman, dan sesama juga terapi itu sendiri.

Menghidupkan impian dan berserah kepada Allah disaat sakit adalah terapi bagi jiwa. Jiwa dan semangat yang tak menyerah membantu tubuhmu melawan keganasan penyakit yg mencoba menghancurkan pertahananmu.

Proses memimpikan impian dan menetapkan harapan membuatku terus bergerak maju dengan kekuatan bertahan yg lebih besar menuju masa depanku. Ada sesuatu yang memberi hidup tentang itu, suatu regenerasi semangat terjadi didalam. Aku bertahan dengan segala aksesories di tubuhku tentu saja kuasa Allah, tapi semangat dan menjaga impianku untuk sembuh dan berjuang adalah obat berharga selain perawatan medis itu sendiri. Pengobatan termahal sekalipun tidak akan ada gunanya jika semangatmu patah. Impian adalah harapan yang harus kita jaga, mematikan impian sama saja mematikan harapan itu sendiri.

Bagaimana denganmu, sahabat ? apa impianmu ? genapilah mimpi-mimpi dan harapanmu. Jangan tunda hingga suatu hari nanti, mungkin saja kita bahkan tidak punya kesempatan bertemu nanti 🙂

 

 

 

 

Comments (25)

April 1, 2013

Neng…, gak mau komen apa-apa. Cuma mau peluk aja 🙂


April 2, 2013

*peluk* mak sary jugaaaa….. 🙂


April 1, 2013
esthy

so heart touching :'(


April 2, 2013

Thank you, mak… 🙂


April 1, 2013

Impian itu bagaikan bara api, biarkan menyala terus hingga terang bersinar.


April 2, 2013

Benar mak, trima kasihhh *hug


April 2, 2013

*peluk*

mak.. tetap berpegang pada impianmu ya mak.. be strong 🙂


April 2, 2013

*yesss,… insyaallah mak 🙂
Trima kasih yg terdalam…….


April 2, 2013

Ir…, thanks for share. Speechless. Wishing you all the best. Kamu salah satu wanita tangguh yang aku kenal. Proud to know and being one of your friends, Ir. Salute dengan semangatmu. Inspiring. #Peluk Irma ah.


April 8, 2013

Sama-sama mba, dirimu jg salah satu wanita tangguh itu. trima kasih pelukan semangat dan suportnya selama ini mba *hug 🙂


April 2, 2013

peluk mbk irma 😀
saring yang sangat bermanfaat dan penuh insprasi….terima kasih mbk irma


April 8, 2013

Sama-sama Mba Hana…*balas peluk ^^


April 2, 2013

Tetap semangat ya mak Irma, thanks for sharing. Atas kehendak Tuhan, keajaiban mimpi itu akan terwujud. *Peluk*


April 8, 2013

Insyaallah amin ya Allah,…makasih ya mak Liany *peluk 🙂


April 8, 2013

Get well soon ya maak! *bighug!*


April 19, 2013

I’m survivor indeed, mak 🙂
trima kasih ya….


April 9, 2013

mbak Irma, saya sedikiiit saja seperti mengerti kondisi itu. Ibu dari teman anak saya, dgn sangat tiba-tiba dinyatakan mengidap kanker payudara stadium 3C, dan langsung menghadapi masektomi di payudara kirinya.

Padahal ketika saya pertama kali mengenalnya, saya iri banget, badannya bagus, auranya ekselen sekali. tak disangka, masektomi dan kanker menimpanya beberapa bulan kemudian.

Tapi hari ini, ketika bertemu dengannya, dia masih saja riang. tak pernah mengeluh sama sekali. selalu bercanda, sering ke RS karena dokternya ganteng. padahal di fb dia menuliskan betapa sakitnya ketika di kemo, atau diomelin petugas puskesmas karena terus menerus minta surat pengantar berobat. ya hanya di fb saja di mencurahkan secara spontan rasa sakitnya.

saya yakin, mbak Irma juga begitu. di satu sisi, ketika merasakan sakit yang tak tertahankan, ingin rasanya memberitahu semua orang. tetapi mbak Irma memilih, hanya membagikan semangat dan hal positif dari rasa sakit yang mbak alami. saya yakin itu tidak mudah.

you are cancer warrior mbak. keep sharing your beautiful life to us, agar kita semua makin pandai bersyukur dan tak berhenti untuk memberikan manfaat demi manfaat.

semoga proses penyembuhan makin prima ya mbak. banyak contoh survivor yang benar-benar bersih sembuh dari kankernya. I love you


April 19, 2013

Dear Mak Heny,….

Terima kasih untuk suportnya melalui komentar ini. Itulah mengapa ngeblog/menulis adalah theraphy jiwa untuk saya. Menjalani perjalanan panjang dengan vonis kanker, dan selalu mendapat jawaban dari dokter bahwa follow up, bulan depan kita theraphy, kita kolonos, CT scan, minggu depan kita vaksin/ kemo, jangan lengah, dia tidur tapi bisa bangun kembali membuat hidup saya kdg seperti gak pasti. Berada dlm kegamangan dan kecemasan. Yang satu hilang, datang yg lain…. kdg membuat sejujurnya emosi saya mudah naik dan turun.

Tapi suport keluarga, cinta saya pada anak-anak dan keluarga, juga suport yg seperti mak Heny berikan membuat saya kuat.
Saya yakin bisa melewatinya… bagi seseorang yang di vonis cancer, yg sedang berjuang atau bertahan pilihan hanya ada dua. Berjuang atau kalah, saya memilih berjuang. Tapi menangis, down, terpuruk , kesakitan, obat-obatan dosis tinggi ,penghilang nyeri, obat penenang, dokter, RS dan tak berdaya itu bagian dari kami.

Tapi cinta, doa, harapan tdk akan terkikis meski oleh kanker sekalipun. Peluk untukmu mak… *sayangnya dokterku udah tua yoo… ;p


April 11, 2013
endang m

Ass.wr.wb emak Irmasusanti salam kenal dari saya emak Rizqi ( nama anak ) ….. rasanya jadi terharu setelah selesai membaca terapi impian, saya jadi serasa membuka memori lama yang sudah saya tutup rapat2. Kasusnya sama mengenai penyakit juga …. tapi ini yang mengalami Ibunda saya tercinta. Bagaimana hari2 yang dilalui oleh Ibu begitu berat saya rasakan …. suntik, obat2an, operasi, penyedotan cairan di perut, hal yang hampir tiap hari saya lihat dilakukan terhadap tubuh Ibu. Tubuh yang tadinya gemuk berisi kini tinggal kulit tipis yang membaluti tulang dengan perut membesar …. saya sering menangis kalau ingat ini. Tapi semangat Ibu yang luar biasa menghadapi penyakitnya membuat kami sebagai anak2nya semangat pula me nemani pada saat berobat kerumah sakit. Rupanya Allah SWT lebih sayang pada Ibu, tepat 23 maret 2011 Ibunda kami berpulang. Hanya tinggal semangat dan impian2 beliau yang kini pelan2 kami wujudkan.


April 19, 2013

waallaikumsallam wr.wb…..

Dear mak Endang…. salam kenal dari saya ya 🙂
Alhamdulillah, masa-masa itu tidak harus saya tunjukan pada teman-teman semua. Kurus dan pucat, lalu gemuk karena efek obat, rambut tipis, kuku hitam, dan kulit memar-memar, dan tubuh bau rumah sakit. Saya berhasil melewatinya mak… itu saat saya berjuang dengan kanker pada usus besar saya ^^

Kini, ada souvenir lagi pada tubuh saya dibagian yg lain. Tapi kali ini pasti saya juga mampu melewatinya, insyaallah…doakan saya ya mak 🙂

Kanker memang jahat, dia mampu mengubah hidup si pasien bahkan org2 disekelilingnya. Seperti yang mba alami, tapi aku yakin banyak hikmah yg diberikan lewat kesakitan ini. Almarhum ibu sudah damai disana mak, beliau tdk dalam kesakitan lagi 🙂

Salam sayang dari saya mak, trima kasih ya….


April 14, 2013

mak Irma,
be strong ya. and keep positive thingking. keajaiban itu pasti akan ada. dream it, believe it, and make it happend 🙂 *hug*


April 19, 2013

Amin,… tentu saja mak. Saya yakin bisa melewatinya, insyaallah….
makasiih ya mak *kiss
Makasiih ya mak ^^


May 13, 2013
rahmawai

Kata suami saya orang yg sakit dosa2nya akan berguguran seperti daun yg gugur dari ranting pohonnya. Semangat terus ya mak.. semoga kesabaran mak irma diterima Allah swt.. Saya sendiri belum tentu sesabar emak irma… Salut sama emak.. *hug* 🙂


May 30, 2013
medianti

Salam kenal mba,, baru follow KEB beberapa hari, sudah ketampar bolak balik perasaan saya,, paling berasa pas abis baca tulisan mbak Irma,, netes air mata ahirnyaa,, keep inspiring yah mba,speechless,, Insya Allah semua ikhtiarnya bisa mendapat hasil yang terindah dr Allah SWT,,amin YRA


October 12, 2013
bunda meyha

Baca KEB pertama kali, jam 1 dini hari, mewek baca postingan mbak. MasyaAllah..merinding saya, ga yakin saya bakal sekuat mbak misal saya dihadapkan pada situasi seperti itu. Tapi…seringkali Allah tiba2 memberi kekuatan beribu2 kali lipat ketika kita mengalaminya ya mbak.. Saluuut bgt..smg Allah Sang Maha Penyembuh memberikan kesembuhan utk mbak..aamiin.


    Leave your comment :

  • Name:
  • Email:
  • URL:
  • Comment: