Mensyukuri Hidup

By Lianny Hendrawati on May 08, 2013

gambar-orang-berdoaHati ini trenyuh sekali melihat banyaknya kecelakaan yang terjadi akhir-akhir ini. Berita di tv dan surat kabar penuh dengan berita-berita tragis yang menyayat hati. Tentu saja kita harus memetik hikmah dari semua kejadian itu, harus tetap mawas diri, apalagi saat berada di luar rumah.  Maut selalu mengintai kita dimanapun kita berada, tidak hanya di jalan raya bahkan berdiam diri di rumah juga tidak bisa dikatakan aman 100%. Tetapi memang resiko lebih besar saat di jalan.

Ada pengendara yang sudah mentaati peraturan lalu lintas, berhenti di lampu merah, eh ditubruk truk dari belakang yang rem nya blong.  Ada pengendara yang berada di jalan tol, kecepatan standart, tidak ngebut, malah diterjang oleh mobil lain yang melaju dengan kecepatan tinggi. Ada yang sedang berjalan kaki di trotoar malah ditabrak mobil yang tak lagi bisa dikendalikan oleh pengemudinya karena mengantuk.

Yang sudah bertindak benar saja bisa celaka, bagaimana jika yang jelas-jelas salah? Pasti resiko kematian akan lebih besar.

Aku sendiri pernah mengalami kejadian yang nyaris membuatku celaka. Saat aku duduk di bangku SMA, mobil angkutan umum yang kutumpangi selip karena jalanan licin sehabis hujan. Akhirnya mobil angkutan itu terguling, kejadian itu begitu cepat sampai aku tak sempat lagi berteriak. Pintu mobil sekarang ada di posisi atas. Aku yang duduk di pojok tertindih 3 orang disampingku, dengan tangan yang menumpu pada kaca jendela. Syukurlah, saat itu aku tidak cedera berat dan kaca jendela tempat tanganku bertumpu tidak pecah, aku hanya memar-memar dan keseleo saja. Tapi penumpang yang persis duduk di depanku sungguh parah, tangan dan wajahnya berdarah terkena pecahan kaca. Sampai sekarang, aku ngeri sekali membayangkan kejadian itu.

Kejadian yang kedua terjadi tahun 2010, saat akan mengantar anakku siaran di RRI untuk hari Natal. Suamiku yang mengemudikan kendaraan, aku duduk di depan di sampingnya, dan anakku duduk di tengah sebelah kanan. Saat itu juga sedang hujan, di mobil saat itu kami sedang bercanda ria, suamiku mengemudi dengan pelan. Nah saat sudah membelok di tikungan, ada mobil dari depan yang melaju dengan cepat dan pengemudinya mengambil haluan terlalu ke pinggir. Suamiku kaget tetapi tentu saja tak bisa lagi mengelak karena memang mobil kami sudah mepet di sebelah kiri, akhirnya mobil kami tertabrak mobil tadi hingga mobil kami agak penyok di bagian samping kanan. Syukurlah kami bertiga saat itu tidak mengalami cedera.

Kejadian yang terakhir ini aku sendiri yang mengalaminya beberapa bulan lalu. Saat itu aku berkunjung ke rumah salah satu temanku di sebuah gang, dengan berjalan kaki, karena jaraknya memang dekat dengan sekolah anakku. Nah setelah selesai berkunjung, aku keluar dari gang itu dan harus menyeberang jalan pergi ke sekolah anakku lagi, karena kendaraan di parkir di sana. Saat itu aku lupa kalau jalan itu adalah jalan dua arah, aku cuma melihat sebelah kiriku saja.  Setelah kulihat sebelah kiriku tidak ada kendaraan aku berniat menyeberang, telingaku saat itu menangkap bel yang sangat keras di sebelah kanan.  Aku menoleh ke sebelah kanan, dan terkejut sekali karena dari arah kanan melaju sepeda motor yang sangat kencang. Aku hanya sempat mundur satu langkah, dan wuuss… sepeda motor itu melaju kencang di depanku, hanya berjarak beberapa centi saja dariku. Sedetik saja aku terlambat mundur, pasti tubuhku sudah terpelanting tertabrak sepeda motor itu. Syukurlah, lagi-lagi Tuhan menolongku di saat yang tepat. Jantungku sampai berdetak dengan cepat saat itu dan tangan ini masih gemetar meski sudah sampai di rumah. Rasanya nyawaku saat itu hilang sesaat.

Saat itulah aku sungguh tersadar, bahwa kapanpun Tuhan memanggil kita, kita manusia tak akan bisa mengelak. Sebaliknya, jika memang belum waktunya, nafas kehidupan masih bisa kita hirup. Sungguh, aku sangat bersyukur sekali saat itu, kalau Tuhan tidak menolongku, bisa jadi aku sudah tak ada lagi di dunia ini.  Menjadi pelajaran berharga buatku agar aku selalu bisa mawas diri di manapun kita berada, karena itu adalah salah satu bentuk syukur atas kehidupan yang sudah diberikan Tuhan. Betapa berharganya hidup ini, karena itulah kita wajib melakukan yang terbaik yang mampu kita berikan, setiap hari, setiap saat, sebelum kita terlambat.

Comments (9)

May 8, 2013

Betul mak kita harus terus bersiap diri ya 😀


June 2, 2013

iya mak Hana, bersiap diri kapanpun itu yah 🙂


May 9, 2013

Sepertinya selalu kita menasehati diri sendiri selalu berhati-hati, akibatnya tetap aja bahwa sudah hati2 eh ditabrak dari belakang.. Jadi .. sepertinya didunia lalu lintas kita itu bak hutan rimba .. Ngga hati2 kita tergelincir atau diterkam hewan buas.. Hati2 ya diterkam juga.. Jadi sepertinya dunia lalin kita ini ada sesuatu yang aneh… Contoh lain jika ada polisi lalin bukannya tenang atau merasa… eh kita malah takut.. Takut dicari-cari kesalahan kita..


June 2, 2013

yang sudah hati2 aja bisa celaka, apalagi yang nggak hati2 yaa ..


May 10, 2013

Tuhan sudah begitu banyak melimpahkan rahmat, nikmat dan karunia untuk kita selayaknya kita banyak bersyukur ya mbak. Jangan hanya asyik dan sibuk menghitung apa yang belum ada.

Terima kasih pencerahannya.
Salam dari Surabaya


June 2, 2013

Betul, terkadang kita lupa untuk mensyukuri apa yg sudah kita punya. Salam balik ..


May 11, 2013

Aamiin… 🙂
Semoga nafas ini masih di berikan Tuhan untuk kebaikan dengan sesama ya mbak..


May 12, 2013

Yup .. kalo sudah tiba waktunya tak ada yang mampu menahan. Kalau belum, masih bisa selamat bahkan dari kecelakaan parah sekali pun namun resikonya …. kerusakan pada tubuh kita. Duh, mudah2an kita semua selalu berhati2 ya mak


April 27, 2016

bagus sekali postingan ini, sungguh bermanfaat 🙂


    Leave your comment :

  • Name:
  • Email:
  • URL:
  • Comment: