Penulis: Mak Ratna Amalia
Di masa tuanya, bapak mertua harus cuci darah seminggu dua kali karena dokter menyatakan ginjalnya sudah tidak berfungsi lagi. Di pertengahan tahun ini, bapak saya divonis kanker. Persamaannya, di usia senja mereka harus mengalami sakit yang tidak main-main. Tidak main-main jenis penyakitnya, tidak main-main pula dari sisi biaya. Alhamdulillahnya, mereka berdua mantan pegawai negeri yang masih punya hak menikmati fasilitas asuransi kesehatan. Walaupun pada kenyataannya tidak semua obat atau ada layanan kesehatan yang tidak bisa 100% dicover oleh askes mengingat jenis penyakit yang diderita termasuk kategori penyakit luar biasa. Paling tidak ada biaya-biaya yang tidak perlu ditanggung oleh keluarga.
Melihat penyakit yang diderita orang tua sendiri di usia senjanya, makin menyadarkan saya akan pentingnya asuransi kesehatan. Cukup asuransi kesehatan ? Ternyata tidak, mengingat tidak semua asuransi mau mengcover semua jenis biaya yang terjadi. Dan asuransi kesehatan umumnya pun hanya berlaku hingga si pemegang polis berusia 65 tahun. Dengan alasan-alasan itu lah maka para financial planner juga menyarankan agar kita mempunyai Tabungan Kesehatan.
Apa itu tabungan kesehatan dan bagaimana menentukan besaran nominalnya ?
Tabungan kesehatan adalah jenis pos tabungan yang harus kita buat sendiri. Diperlukan disiplin yang tinggi dari diri sendiri menyisihkan sejumlah uang tertentu agar tidak mengganggu kebutuhan hidup lainnya. Untuk menentukan nominalnya bisa kita pelajari dari usia dan medical history keluarga. Berdasarkan informasi tersebut, kita bisa memperkirakan rata-rata biaya bulanan yang akan kita habiskan semisal obat, biaya dokter, diagnostik seperti laboratorium. Selain itu juga perhitungkan kondisi anggota keluarga; apakah masih ada balita yang artinya masih dalam periode wajib imunisasi. Atau ada rencana kehamilan untuk anak berikutnya yang pastinya pemeriksaan rutin kontrol ke dokter kandungan.
Jika tempat kita atau suami bekerja memfasilitasi dengan asuransi kesehatan, maka biaya pos tabungan kesehatan adalah selisihnya. Misalnya, biaya yang ditanggung asuransi sebesar 80%, maka yang harus kita siapkan sebesar 20%.
Sedangkan dalam memilih asuransi kesehatan, penting untuk perhatikan hal-hal berikut ini :
1. Rumah sakit rekanan yang digandeng oleh asuransi yang kita pilih. Idealnya yang dekat dengan rumah termasuk dalam daftar rekanan. Ongkos jalan pulang pergi dari dan ke rumah sakit juga perlu diperhitungkan.
2. Sistem klaim lebih baik yang bukan reimbursement. Dengan demikian kita tidak perlu membayar terlebih dahulu dengan memakai pos tabungan kesehatan untuk membayar tagihan kesehatan.
3. Seperti biaya-biaya lainnya, besaran premi juga naik tiap tahunnya. Idealnya, nominal untuk pos ini juga bertambah.
4. Jangan memilih penyedia asuransi kesehatan hanya karena iming-iming premi. Pilih penyedia asuransi dengan reputasi yang baik. Perusahaan asuransi dengan reputasi yang baik artinya mampu membayar klaim nasabahnya.
5. Teliti pula jenis penyakit yang ditanggung dan yang tidak ditanggung.
Sedia payung sebelum hujan. Makin dini kita menyiapkan jaring pengaman ini, tentunya makin ideal. Satu lagi yang penting yaitu menjaga kesehatan tubuh sendiri; selain memperhatikan makanan yang dikonsumsi, sempatkan juga untuk olah raga.
memang penting banget ya mak, karena yg namanya penyakit itu datangnya tanpa direncanakan. apalagi untuk yg bukan pegawai seperti saya dan suami, sepertinya memang butuh untuk ikut asuransi kesehatan. sekarang ini lagi sibuk cari2 referensi, masih bingung 😀