Pendidikan Seksual untuk anak usia 0-7 tahun

By admin on April 02, 2014

Artikel mak Ida Nur Laila

“Hah? Nggak salah tuh?”

Mungkin ada yang terkejut melihat judul di atas. Bagaimana mungkin anak sekecil itu sudah diajari pendidikan seksual?

Eit, jangan salah sangka dulu…Yang namanya mendidik anak, memang harus dimulai sejak dini. Yup,  bahkan sejak masih merencanakan punya anak.

Sebagian bunda lebih suka mengenalkan pendidikan seksual ini dari sudut pandang sain dan anatomi. Saya mengajak untuk melengkapi dengan melihatnya dari sudut pandang ibadah/agama. Nah baca selengkapnya ya…

Usia 0-2 tahun adalah usia bayi pada masa penyusuan.

Bagaimana pendidikan seksual pada usia ini?

Sekalipun bayi kita seolah belum mengerti apa-apa, sesungguhnya mereka selalu belajar melalui indera dan rasa, maka selayaknya orang tua mulai menanamkan rasa malu dengan cara tidak mengumbar aurat bayi di sembarang tempat. Saat memandikan, mengganti baju, mengganti popok, mencebok bayi, diusahakan dalam ruang tertutup. Jika di tempat terbuka, tutuplah auratnya dari pandangan orang lain dengan selembar kain misalnya.

Saat sang ibu menyusui bayi, maka hanya bayinya yang berhak untuk berinteraksi dan melihat aurat bagian atas ibunya. Kakak-kakak bayi yang sudah tidak dalam masa menyusu, sudah tidak berhak untuk melihat nenen bunda. Penting diketahui bahwa menjadi ibu susu untuk anak lain hanya berlaku saat anak susu masih berusia dibawah dua tahun. Tidak boleh menyusui anak orang lain (menjadi ibu susu) bagi anak yang berusia lebih dari 2 tahun. Para bunda selayaknya bersiap menyapih anak pada saat usia 2 tahun. Jika ada masa toleransi masa penyapihan, maka usahakan hanya beberapa bulan saja, bukan berbilang tahun.

Orang tua yang melakukan proses hubungan suami istri, tidak boleh disaksikan oleh anaknya sekalipun masih bayi. Bahkan suaranyapun tidak boleh terdengar oleh bayinya. So, lakukan hanya saat bayi tidur atau saat tak ada bayi/anak dalam ruangan orang tua.

Prinsip pada masa ini: berusaha menutup aurat anak dan aurat diri.

Usia 2-4 tahun memasuki masa penyapihan, semestinya anak (disebutnya anak, bukan bayi lagi) sudah tidak boleh melihat nenen. Pada usia ini, anak mulai diberikan pemahaman tentang menutup aurat mugholadzoh (aurat berat), yakni qubul dan dubul. Sudut pandang psikologi menyebut usia 1,5-3 tahun adalah fase anal dan dilanjut dengan fase uretral. Ditandai dengan matangnya syaraf otot sfingter anus, sehingga anak mulai belajar mengatur berak dan nantinya pipis.

Anak kadang memegang-megang alat kelaminnya. Bagaimana sikap yang tepat?

Anda dapat mengalihkan tangan anak anda untuk melakukan aktivitas lain yang lebih manfaat seperti melipat kertas, memainkan tali dan mainan lain yang akan menyibukkan dan melatih tangannya. Lakukan dengan lembut. Pada saat yang tepat, beri pengertian untuk untuk tidak banyak menyentuh alat kelaminnya kecuali ada keperluan seperti mau pipis, atau ada keluhan sakit. Jika anak bertanya mengapa tidak boleh memainkannya?

Saatnya anda memberi tahu tentang sopan santun, bagian tubuh yang wajar untuk dilihat dan dipegang.

Toilet training memasuki saat yang penting untuk tuntas pada masa ini, sehingga anak  belajar mengontrol kapan ia harus bab dan bak. Anak diajari untuk tahu dimana dan dengan siapa ia harus meminta tolong melakukan aktivitas tersebut. Beritahukan pada anak, siapa saja orang yang boleh menolongnya.

Semua larangan yang berlaku pada masa bayi, terus berlaku pada masa ini, seperti menutup aurat orang tua dan anak. Saya pernah mendengar orang tua yang mengajak anak mandi bersama. Jika sesekali melakukannya untuk bersenang-senang, usahakan lakukan dengan anak yang berjenis kelamin sama dan orang tua tetap memakai baju basahan/baju renang, tidak boleh membuka aurat di depan anak.

revo perpus

Usia 4-7 tahun anak sudah sampai pada pemahaman bahwa dia hanya boleh dicebok dan dilihat auratnya oleh mahram atau pengasuh yang dipercaya (atau ibu guru di sekolah). Seiring proses, anak dilatih untuk melakukan proses istinjak sendiri secara benar. Inilah saat anak mengenal secara istilah dan praktek bahwa prosesi cebok, adalah bagian dari ibadah, yakni bersuci. Pada saat usianya maksimal 7 tahun, anak semestinya telah pandai melakukannya dengan benar.

Ini juga fase tepat anak belajar untuk dipisahkan tidur dari kamar ortu. Tetap harus diingat bahwa sekalipun anak boleh tinggal/ tidur di kamar ortu, namun dalam proses hubungan suami istri, tetap tidak boleh ada anak di dalam kamar. Selain itu, anak juga dikenalkan pada area tubuh yang tidak boleh dilihat dan disentuh oleh orang lain. Hal ini untuk mencegah anak menjadi korban pelecehan seksual.

Sampaikan pada anak:

“ Nak, tidak boleh ya orang lain memegang bagian tubuhmu selain tangan dan lutut ke bawah, anak yang sopan juga tidak boleh memegang pantat orang, atau perut, tanpa seijinnya…”

Anak tidak hanya belajar memproteksi diri, namun juga belajar tentang sopan santun pergaulan, dalam perkataan, perbuatan dan menjaga pandangan.

Misal kita dalam perjalanan dan melihat ada orang yang pipis sembarangan, apakah orang dewasa atau anak. Ajak anak menjauh dan katakan bahwa yang demikian tak boleh dilihat, apalagi ditiru.

Proses identifikasi gender biasanya mulai usia ini. Ia bertanya dan mulai mengerti perbedaan laki-laki dan perempuan. Bagian dari pendidikan seksual adalah orang tua mengawal masa pembentukan identitas ini agar tidak terjadi penyimpangan. Saat anak melihat tontonan yang merancukan pemahaman jender, lelaki berpakaian dan bertingkah perempuan, atau sebaliknya?  Berikan penjelasan untuk anak, bahwa manusia diciptakan laki-laki dan perempuan, maka masing-masing harus menjalankan perannya dan tidak boleh bertukar karakter atau jenis kelamin. Ajarkan dan contohkan sikap dan pakaian yang sesuai. Eh dengan bahasa anak-anak tentunya.

Usia 7 tahun adalah salah satu terminal penting. Target pencapaian :

  1. Anak sudah memahami batasan aurat.
  2. Anak memiliki konsep gender yang sesuai antara fisik dan mental psikis.
  3. Anak dapat melakukan proses bersuci/istinjak/cebok secara mandiri dan benar.
  4. Belajar untuk menutup aurat secara sempurna.
  5. Anak mengerti dan mempraktekkan adab pergaulan.
  6. Anak telah dipisahkan tidurnya dari orang tua.
  7. Anak belajar adab meminta ijin memasuki kamar orang tua.

Ulasan sederhana ini jauh dari sempurna, anda mau menambahkan? Lain kali saya sambung untuk usia selanjutnya.

Bahan bacaan:

  1. Buku Tarbiyatul Aulad fil Islam karya Abdullah Nasih Ulwan
  2. http://indochildcare.blogspot.com/2012/11/fase-psikoseksual-anak.html

Comments (30)

April 2, 2014

Wah Mak Ida…sy setuju sm tulisannya. Bbrp seperti yg sy jalankan skr ini. Thanks Sharingnya.


April 2, 2014

iyaa mak mari terus belajar dan menyempurnakan menjadi ibu yang mengantar anak-anak pada akhlaq yang baik


April 2, 2014
sri ernawati

terima kasih atas ilmunya mbak..ssemoga bermanfaat untuk kami sebagi seorang ibu


April 15, 2014

sama-sama sri ernawati


April 2, 2014

sekarang sejak kecil harus sudah diajarkan pendidikan sex ya mbak sambil diajarkan tentang agama juga jadi ada alasana kenapa gakboleh bgeini gak boleh bgegitu.


April 2, 2014

betul banget karena dunia sekarang makin “terbuka”. Tidak setiap saat kita bisa memproteksi anak.


April 2, 2014

Bermanfaat sekali mak..makasih..anakku usia nya 2 dan 7..


April 2, 2014

iya mak, makasih responnya. Semoga berhasil dalam mengantar anak hingga dewasa


April 2, 2014

Alhamdulillah… Jd langkah ku sdh bener nih, tgl mengikuti yg belum ajah. Bermanfaat bgt artikelnya mak…
Thanks for sharing 🙂


April 2, 2014

makasih mak…iyaah yuuk lanjutkan


April 2, 2014

Setuju mak… makasih utk artkikelnya, bermanfaat sekali 🙂


April 2, 2014

sama-sama mak, makasih udah berkunjung.


April 2, 2014

Nice sharing, Mak. Thank you 🙂


April 2, 2014

makasih kunjungannya mak


April 2, 2014

Postingan yang bergizi ini mak. Alhamdulillah sudah aku terapkan. It”s work mak


April 15, 2014

makasih mak Ade Anita support untuk postingan pertama


April 3, 2014
Ummul Fitri

bisa jadi bekal nih kalo udah jadi bunda nanti..:D


April 15, 2014

moga disegerakan Ummul Fitri amii.


April 3, 2014
Ayu Winayasari

Setuju, Mak. Ditunggu tips berikutnya, karena sebetulnya memang bingung sekali memberikan pendidikan seks kepada anak2… Terima kasih ^^


April 15, 2014

senang bisa berbagi dan manfaat mak. makasih udah berkunjung


April 11, 2014

wah… saya belum lama juga belajar edukasi seks untuk anak maak. mantap nih artikelnya sebagai pelengkap. makasih mak Idaaa


April 15, 2014

bagi-bagi juga dong mak isti biar makin oke


April 20, 2014

ijin copas di blog saya ya, biar kesimpen inpo penting ini 🙂
tks sebelum dan sesudahnya


April 21, 2014

Mak Istiana: silakan. Pastikan menyebutkan sumber dan nama penulisnya ya 🙂


May 3, 2014

Bingung waktu tau pendidikan seksual itu harus di mulai dari usia dini, apa yg harus di sampaikan, tetapi setelah membaca artikel ini alhamdulillah sedikit tercerahkan, nanti kalau sudah punya anak harus di perhatikan tentang ini.

Dan sekarang mau coba kasoh tau mamah buat memperhatikan hal ini, malsih mak info nya


May 4, 2014
Arifah Abdul Majid (@arifah_feibiii)

Mudah-mudahan kita selaku orang tua, bisa menerapkan ilmu mengenai pendidikan seksual usia dini ini sebaik mungkin yaa..


May 14, 2014

Mak.. Izin share yaaaa. :))


November 6, 2014
rina mahendra

Mak,
apa yg hrs kami selaku orang tua kl melihat perilaku anak yg secara sadar ataupun tidak mereka memainkan alat vital mereka? Dimarahi takut membuat anak menjadi trauma, sekedar diberi pengertian sepertjnya anak tidak menurut…. awwww pusing deh takut sekali anak bertumbuh jadi anak yg tidak baik.
Tolong beri masukan ya Mak.. terima kasih sebelumnya


February 2, 2015
susilo indrawati

wah mak keren banget. makasih mak… smg bisa jadi ortu yang baik nantinya. anak saya sbntr lg 2 th. tp sekarang tingkahx banyak dan suka meniru orang dewasa. jadi ketakutan… hmmm…


    Leave your comment :

  • Name:
  • Email:
  • URL:
  • Comment: