Ketinggalan ya, Mak? Hihihihihi. Tenaaang, monggo baca dulu part 1-nya sebelum melanjutkan :). Seperti biasa, part 2 ini berisi pertanyaan-pertanyaan dari emak-emak peserta diskusi #ArtikelBerbagi.
Nah, daripada penasaran, yuk ah langsung simak tanya jawabnya seperti apa.
**
Kenapa harga job artikel back link justru lebih rendah dari job artikel review ya? Bukankah untuk job review back link syaratnya lebih sulit dibanding yang artikel review? Belum lagi resiko yang harus diambil oleh blog dengan memberikan back link keluar yaitu blognya akan tenggelam di halaman awal mbah google belum lagi resiko teguran dari simbah 😀 – Astri Damayanti
Jawab: Sebenarnya artikel Review syaratnya lebih berat, Mak, karena mereka memberikan job berdasarkan kualitas blog dan kontennya blogger. Tanpa kita sadari mereka telah ngepoin blog kita dari trafik dsb. Belum lagi sebelum menulis, blogger kudu mencoba dan merasakan produk tersebut. Sedangkan untuk backlink mereka hanya butuh link saja. Isi Artikel buat mereka tidak penting, yang penting ada link keluar ke web yang bersangkutan
gimana caranya mereview produk, jika produk tersebut ada kekurangannya, biar tulisan kita jujur tetapi nggak menyakiti hati adv *uhuk* – Sari Widiarti
Jawab: Menuliskannya kudu pakai bahasa nyindir sempurna, Mak haha.. Contohnya gini saat makan rawon di resto rasanya asiiin banget. Nah supaya pemilik resto dan pembeli gak ilfil, diganti dengan kalimat, Rawonnya enak, akan lebih enak kalau garamnya dikurangi. Intinya kudu pinter membuat belokan-belokan kata agar tak terbaca nyelekit 😀
Cara SOFT SELLING biar ngak ketok (keliatan) job review piye?? – Niar Ningrum
Jawab: Judulnya bikin semenarik mungkin supaya gak kayak orang lagi ngiklan, Niar. Paragraf pembukanya buat semengalir agar tak terbaca iklan :).
Caranya baca-baca artikel blogpost job review teman-teman blogger, nanti juga paham sendiri hehe.. Tapii, adakalanya job review diminta hard selling. Mau nggak mau dari awal sampai akhir nulisnya kudu bahasa promosi 😀
Yang cara no 2, sering nulis pengalaman tentang produk berarti nggak apa-apa ya nyebut merk, misal cocok pake sampo X nih. Gitu? Iklan gratis buat produk itu ya Mak 😀 – Rotun DF
Jawab: Gapapa, Mak. Nyebutin merek gapapa. Saya pernah membuat artikel nyebutin nama Hotel. Belakang hari, ada yang menghubungi saya minta kata Hotel di backlink ke situs hotel tersebut lalu saya dikasih imbalan. Padahal itu artikel lama hehe
Biasanya syarat blog-nya apa saja ya, agar bisa dilirik sama produsen? Adakah analisa tertentu (DA, GA, Alexa, …) agar bisa dilirik? – Rahayu Pawitri
Jawab: Banyak kriterianya, Mak. Tergantung agensi atau keinginan marcom produk tersebut. Ada yang suka blog sesuai niche, ada yang suka blog campur-campur tapi trafik rame, ada pula yang suka karena keunikan kontennya. Walaupun pengunjung sepi tapi klo kontennya unik tetap punya peluang diajak kerjasama, Mak. Kalau di agensi akhir-akhir ini yang sering diminta DA, PA, dan teman-temannya 😀
Idealnya job berbayar yang kita terima dari produk dengan kategori yang sama berapa lama selang waktunya? – Sally Fauzi
Jawab: Alhamdulillah selama ini saya gak pernah dapat job produk yang sama. Andaikan dapat saya akan bilang jujur bahwa saya tertarik bekerjasama, akan tetapi minggu ini saya sudah bekerjasama dengan brand A. Kalau tidak keberatan, saya akan mengerjakan untuk minggu depan atau bulan depan. Saya rasa agency akan mengerti, Mak. Bukan berarti kemaruk, kan? Hehe
Bagaimana tipsnya agar ngereview job yang kita belom pernah coba atau liat produk tapi hanya berdasarkan membaca bahan dari pemberi job tidak terkesan “sok ngejual padahal ngga tau” karena saya pernah beberapa kali ditanya pembaca blog tentang produk-produk yang direview (padahal saya cuma baca doang belum pernah buktiin sendiri coz harganya lumayan mahal misalnya). – Dwi Aprilytanti Handayani
Jawab: Kalau Review Produk tanpa pernah merasakan saya lihat produknya dulu, Mak. Kalau saya paham spesifikasi produk tersebut walopun belum pernah coba tapi saya bisa merasakan lalu menuliskannya. Misalnya Processor smartphone. Meski gak pake tapi sedikit banyak paham bagaimana kinerja processor tersebut. Tapi kalo diminta review produk yang saya gak paham saya akan bilang ke pemberi job dimana saya bisa meihat produk tersebut, memfoto dan mencoba buat bahan tulisan
Mb Yun…aku lihat traffic postingan d blog dikau hitsnya tinggi bgt. Piye resepnya? – Nurul Rahmawati
Jawab: Ah, masa sih, Mbak? hehe..Yang hits itu kebetulan aja masuk Pejwan Google, Mbak. Masih belajar nulis artikel supaya dapat posisi Pejwan. Maklum belum bisa bikin tulisan viral hehe..Untuk job review buat judul sama paragraf pertama usahakan gak kayak ngiklan. Sampean bisalaah, contohnya artikel tuhan 7 centi yang pernah viral ituuu.
Nanya dong…. batasan soft selling dan hard selling bagaimana? Pernah diminta nulis soft selling. Pas udah dibikinkan soooooft banget, minta revisi, product knowledge-nya minta ditambahin. Hasilnya gak jadi soft sih menurutku. Tapi ya kuikutin aja..wong udah dibayar. – Arin Murtiyarini
Jawab: Waah pertanyaannya bikin jiper saya, Mak Arin huahaha..Memang kadang-kadang kita gak bisa ngatur agency, ya. Justru agency yang suka ngatur-ngatur blogger hehe. Kalau saya membaca curhatan Mak Arin, mungkin antara agency dan Marcomm ada perubahan permintaan. Ketika si agency menyerahkan draft artikel ke pemilik brand, ternya si brand minta diganti ini itu. Sedangkan untuk batasan antara soft selling dan hard selling, jauuh sangat. Soft selling artikelnya nyamar, hard selling benar-benar promosi. Seandainya saya jadi Mak Arin, saya akan kejar agency kenapa briefnya berubah-ubah hehe lalu bilang, “Woii, ngedit itu susah, tau!” wkwk *becanda, Mak*
**
Semoga, setelah membaca postingan ini, tawaran job berdatangan ya, Mak. Aamiin :). Tapi jika pun tidak, tenang saja, rezeki tidak akan tertukar, karena tidak seperti kurir, Tuhan tak pernah salah kirim *tsaaah*. Yang penting, tetaplah menulis di blog untuk berbagi ya, Maaak.
Wahh jadi banyak tau ini :D, thanks sharenya 🙂