Ditulis oleh Faradila Danasworo Putri – http://www.faradiladputri.com
Persiapan pernikahan.
Jika kita Google kata-kata di atas, mayoritas situs yang keluar di mesin pencarian akan membahas bagaimana mewujudkan penikahan impian, review vendor sampai trik menabung agar mempunyai dana yang cukup untuk menikah. Oiya, tidak lupa terselip situs berisi tips untuk tetap terlihat langsing dan glowing di hari pernikahan. Instagram juga penuh dengan akun persiapan dan inspirasi pernikahan yang isinya dekorasi mewah, baju-baju menawan dan referensi makeup artis kondang.
Saya juga termasuk yang pernah mengupas tuntas proses perencanaan, pemilihan vendor hingga review vendor. Pokoknya persiapan menuju hari pernikahan itu seru! Tidak ada salahnya sih mempersiapkan hari-H pernikahan dengan sebaik mungkin, tapi apakah kita ingat bahwa hari pernikahan hanya merupakan hari pertama dari beribu-ribu hari bersama pasangan?
Pernikahan harus dilaksanakan dengan persiapan yang matang dari diri kita sendiri. Nah pertanyaan paling besar adalah, apakah kita benar-benar siap nikah ? Yuk disimak apa saja yang sebaiknya dipersiapkan sebelum memulai keseruan membuat moodboard untuk hari-H dan lokasi prewedding!
1. Persiapan mental
Untuk siap nikah harus mempersiapakn mental. Ini wajib hukumnya, karena mengingat apa yang akan kita lakukan itu hanya sekali seumur hidup (AAMIIN!). Calon pengantin wanita mau pun pria harus mempersiapkan mental sebelum melanjutkan ke jenjang pernikahan. Ini mengapa beberapa penelitian menyimpulkan bahwa usia pertengahan 20-an hingga 30-an awal merupakan patokan usia ideal menikah yang aman. Kita cukup dewasa dalam berpikir dan setidaknya sudah mengerti apa saja tanggungjawab yang harus dilakukan. Kita juga sudah mempunyai kematangan cara berpikir untuk menyelesaikan masalah rumah tangga yang lebih serius dari berantem berantem ala masa pacaran
Kita akan melihat pasangan kita setiap hari dari bangun hingga tidur.
Kita akan melihat sifat terbaik dan sifat terburuk yang belum pernah terlihat ketika masih tahap pendekatan.
Kita akan memiliki peran baru dan bertanggung jawab bersama-sama dalam membina keluarga.
Kita akan punya anggota keluarga baru yang juga harus diperhatikan layaknya anggota keluarga sendiri.
Kita harus mengurangi waktu dan perhatian untuk hal di luar rumah tangga (yang kurang penting).
Kita harus menahan ego masing-masing dan mengurangi rasa egois.
Huff, who said marriage is a walk in a park? Bukannya nakut-nakutin nih, cuma beberapa hal mendasar ini penting untuk membuat landasan pernikahan yang kokoh. Jadi jangan gegabah memilih karena tekanan dari pertanyaan “Kapan nikah?” atau seruan untuk nikah muda ya 😉 Yang akan menjalani pernikahan adalah diri kita sendiri kok, so we have to make sure that we want it for ourselves.
2. Persiapan ilmu
Persiapan ini juga tidak kalah pentingnya dalam proses siap nikah. Dengan ilmu yang memadai tentang pernikahan, kita siap dan punya kekuatan untuk mengarungi kehidupan berumah tangga. Calon pengantin harus tau apa pengertian dan penjelasan tentang pernikahan menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Ilmu tentang hak dan kewajiban dari suami dan istri juga penting. Makanya sebelum menikah, biasanya KUA atau gereja (yang saya tahu) memberikan bimbingan dan kursus pranikah. Hal ini sangat berguna jika kita masih belum mengerti betul apa itu pernikahan menurut agama dan undang-undang negara. Bahkan, kalau kita tidak mengikuti bimbingan tersebut, malah ga akan keluar izin nikah!
Hal lain yang perlu dipersiapkan selain ilmu adalah adalah memperjelas visi pernikahan. Ini berlaku untuk semua pasangan. Untuk apa sih kita menikah? Visi dan misi yang jelas antara calon suami dan isteri akan membuat suatu pernikahan lebih langgeng.
Apakah nanti suami yang akan bekerja? Atau keduanya?
Apa nanti ingin langsung punya anak, menunggu dulu atau “dikasihnya saja”? Anaknya mau 1 atau 5?
Apakah siap kalau ikut suami dinas? Apa siap jika istri memilih sekolah lagi?
Pokoknya sebelum menikah, lebih baik diluruskan dulu keinginan jangka pendek dan jangka panjang masing-masing. Kalau sreg dan serasa pas di hati, baru lanjutkan!
3. Persiapan ekonomi
Kondisi ekonomi yang stabil akan membantu memperlancar pernikahan. Beberapa calon pengantin kadang memiliki joint account untuk menabung mempersiapkan pesta pernikahan. Nah, jika tidak setuju dengan metode ini (seperti saya – karena belum tentu jodoh kalau belum ijab hahaha), calon pengantin hendaknya memiliki tabungan yang khusus yang dibagi menjadi dana untuk pesta pernikahan dan dana yang dipakai pasca menikah.
Setelah pesta pernikahan, kita jadi memiliki tabungan yang kelak bisa dipakai untuk segera menkontrak/DP rumah, menyicil kendaraan, membeli perabotan atau keperluan primer lainnya. Belum lagi jika ternyata langsung diberikan rejeki momongan, wah pengeluarannya akan bertambah karena harus kontrol ke dokter, vitamin, persiapan kelahiran dan sebagainya. Jadi penting bagi calon pengantin untuk memiliki tabungan untuk modal memulai rumah tangga yang baru. Tabungan ini tidak boleh dihabiskan atau dipakai berfoya-foya dulu yaaa. Memang sih nikah kan berarti harus bisa diajak senang maupun susah, tapi dengan perencanaan finansial yang matang, kemungkinan bersusah-susah bersama akan semakin kecil.
4. Persiapan fisik
Hal ini merupakan hal penting yang kadang sering di nomersekiankan oleh para calon pengantin di Indonesia. Masih bisa dihitung dengan jari berapa pasangan yang melakukan premarital medical check up secara lengkap. Padahal ini penting untuk masa depan loh! Premarital check up termasuk mengecek kesuburan masing-masing plus melakukan imunisasi seperti TT. Ketika saya ingin menikah, TT dan uji HIV/AIDS wajib dilakukan loh untuk mendapatkan izin nikah dari KUA di Kota Bogor.
Uji TORCH (Toxoplasmosis, Other (syphilis), Rubella, Cytomegalovirus (CMV), dan Herpes simplex virus (HSV)) juga tidak kalah penting apabila kita ingin untuk langsung memiliki momongan. Jangan khawatir bila ada indikasi positif, banyak metode pengobatan yang berhasil mengurangi dan menghilangkan TORCH. Jangan takut untuk melakukan check up terlebih dahulu. Apabila lebih cepat terdeteksi kelainan, maka akan lebih cepat ditangani.
Selain medical check-up, jangan lupa untuk olahraga dan makan makanan yang bergizi. Mempersiapkan pernikahan itu capek. Menghabiskan energi banget deh keliling ke vendor-vendor dan menyatukan keinginan kedua keluarga plus si calon pengantin. Belum hal-hal lain yang memakan waktu seperti menyebarkan undangan, bolak balik mengurus administrasi di kantor pemerintah dan rapat dengan vendor. Tidak mau kan pas hari yang paling ditunggu-tunggu, kita malah jatuh sakit atau gagal berangkat honeymoon karena kecapekan. Pokoknya jangan lupa kesehatan nomer satu.
Nah, bagaimana? Sudah siap nikah secara mental, ilmu, finansial dan fisik?
——-
“Yakin Siap Nikah? Yuk Cek Dulu!” merupakan tulisan pertama Collaborative Blogging #KEBBloggingCollab Kelompok Dee Lestari
Faradila Danasworo Putri : Blogger & Ibu Rumah Tangga dengan satu anak.
Wuaa bener banget mak.. banyak hal ya yang perlu diceki2 sebelum kita merried. Biar lebih siap dan happy nantinya.
Nice sharing mba