Review Film: Hoax (2018)

By Carra on June 13, 2018

Judul film: Hoax (2018)
Sutradara: Ifa Ifansyah
Pemain: Tora Sudiro, Vino G Bastian, Tara Basro, Jajang C. Noer, Landung Simatupang.
Tahun rilis: 2018

Di sebuah rumah, berkumpullah sebuah keluarga yang terdiri atas Ayah (Landung Simatupang); Raga (Tora Sudiro) dan pacar barunya, Sukma (Aulia Sarah); Ragil (Vino G. Bastian) si anak kedua, dan Adek (Tara Basro) si bungsu. Mereka lagi buka puasa bareng gitu, dan sebagai penutup acara, mereka main satu permainan gitu deh, yang mengharuskan yang kalah harus nyanyi. Ternyata Sukma yang kalah, dan nyanyilah dia dengan suaranya yang sember.

Hahaha. Iya, sampai di sini saya sudah ngekek. Sial, parah bet ini suara si Sukma mah. Kapan-kapan mesti diajakin karaoke, biar lebih ngerti nada. Atau enggak, ya malah bikin mesin player karaokenya jadi jebol gegara suara sembernya itu.

Setelah acara selesai, Adek dan Raga pun pulang. Malam itu hujan. Dari sinilah cerita lantas berpencar sendiri-sendiri, mengikuti 3 kakak beradik ini.

Terkuaklah, bahwa ternyata orang tua mereka–yaitu Ayah dan Mamah–ini telah bercerai. Si mamah (Jajang C. Noer) pindah rumah, dan Adek memilih untuk ikut tinggal bersamanya. Sepertinya sih tinggalnya nggak jauh, karena Adek ini pulang cukup naik sepeda aja.

Adek ini tipikal cewek yang agak urakan gitu deh. Setelah permainan sehabis adegan buka puasa bareng di atas itu, tampak dia mengeluarkan rokok. Tapi nggak jadi merokok setelah dipelototin sama Ragil.

Di perjalanan pulang, Adek mesti lewat jalan sepi di dekat kebun pisang gitu. Tiba-tiba dia dicegat orang gila dan diperkosa.

Sembari menangis, Adek bisa pulang. Kondisinya menyedihkan, ditambah basah kuyup kehujanan. Sesampainya di rumah, ternyata kosong dan listrik dalam kondisi mati. Masuklah Adek dengan melompat jendela.

Sesampainya di rumah itu juga, Adek mulai mengalami berbagai hal aneh. Mamah tiba-tiba saja muncul. Padahal dari tadi kayaknya rumah sepi amat. Sambil ngobrol, Mamah mengoleskan body lotion ke tangan Adek, sambil menyebutkan pentingnya memakai lotion. Adek yang kondisinya masih shock habis diperkosa cuma menatap kosong.

Saat si mamah ini lagi di ruangan lain, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Dibukain sama Adek, loh, ternyata Mamah yang ada di depan pintu. Terus, tadi yang ngobrol sama Adek siapa?

Karena kaget, Adek lari dan mengambil cutter. Diacungkannya cutter ke mamahnya. Ya, mamahnya juga bingung kan. Ini terjadi sampai 2 kali kalau enggak salah sih. Jadi kek Ade ini ketemu sama doppelganger-nya Mama gitu deh.

Terus akhirnya, Mamah pun salat. Telepon berdering. Adek angkat, ternyata ada suara Mamah di seberang sana yang ngabarin kalau dia terjebak banjir dan nggak bisa pulang.

Adegan selanjutnya, mengenai apa yang terjadi pada Adek dan Mamah, silakan tonton sendiri ya. 😆

Kalau Adek ikut Mamah, Ragil tinggal sama Bapak, si Mas Raga ini sudah punya rumah sendiri, dan tinggal bareng Sukma.

Saat perjalanan pulang, Raga bercerita sama Sukma kalau Bapak ini punya kepercayaan kejawen. Salah satunya, Bapak percaya kalau pas hari weton tiba, maka akan ada “kembaran” kita yang berkeliaran. Kembaran kita ini berasal dari ari-ari yang seringnya dikubur menurut kepercayaan orang Jawa. Tinggal kitanya saja yang bisa mengendalikan si kembaran ini apa enggak.

Sampai di sini, memang penceritaannya paralel. Film Hoax (2018) pun berganti-ganti dengan adegan mistis yang dialami Adek dengan mamahnya. Jadi, penjelasan Raga ini kurang lebih seperti sedang menjelaskan apa yang terjadi dengan Adek dan Mamah.

Dalam perjalanan pulang itu juga, Raga sempat bermain-main sama Sukma. Sukma yang lagi menyetir mobil disuruh menutup mata dan diminta percaya pada petunjuk yang Raga berikan. Ya, dasarnya si Sukma ini memang karakternya manja-manja nyebelin gitu ya, jadi dia yang jerit-jerit menggemaskan minta ditapuk gitu deh di mobil. Hahaha.

Sesampainya di depan rumah, mereka ehm gitu di mobil. Karenanya, Sukma pun takut hamil. Paniklah dia, terus cari-cari cara supaya nggak jadi hamil. Termasuk loncat-loncat gitu. Hahaha. Ini karakter Sukma nih emang dah, mantap. Mantap buat dikeplak.

Hubungan lucu-lucu romantis antara Raga dan Sukma ini berubah ketika tiba-tiba mantannya Raga, Sari, datang. Katanya, dia di-KDRT sama suaminya yang sekarang.

Kedatangan Sari jelas bikin Sukma marah. Raga pun terjepit di tengah. Mengusir Sari, jelas dia ga tega. Tapi kalau dibiarkan menginap, Sukma yang ngamuk. Tapi yah, akhirnya Sukma ngalah. Sari dibiarkan tidur di sofa. Malam-malam Sukma malah ngajak Sari ngobrol. Sukma curhat soal dia yang takut hamil. Tapi, kemudian diungkap oleh Sari kalau Raga ini mandul.

Menghadapi Raga yang mandul, Sukma pun kabur dari rumah. Dan kemudian kamera menyorot ke Sari yang ternyata hanya pura-pura tidur, dan kemudian tersenyum simpul. Jeng jeng!

Di rumah, Ragil yang sangat relijius dan nggak banyak omong sibuk ngurusin si bapak yang sudah mulai pikun. Ternyata Ragil ini menyimpan rahasia sendiri juga.

Film Hoax (2018) ini memang punya 3 alur paralel, yang diceritakan secara bergantian dan terjadi dalam 1 malam itu saja. Saya telusuri, ternyata film ini tadinya dibuat untuk keperluan Jogja-NETPAC Asian Film Festival pada Desember 2012.

Sebenarnya sih cukup lumrah para seniman film ini membuat film hanya untuk keperluan festival, dan seiring festival selesai, filmnya juga hilang tanpa jejak.

Yuk dibaca juga: Love for Sale Film 

Sebelumnya, film Hoax (2018) ini diberi judul Rumah dan Musim Hujan, yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggris, dengan judul One Day When The Rain Falls, dan diikutkan dalam  International Film Festival Rotterdam pada Januari 2013 dan Southeast Asian Film Festival (SEAFF) 2013.

Setelah melalui tahap editing kembali, ternyata film ini pun dilempar ke bioskop komersil dengan judul Hoax. Well, untuk judul pertama dan kedua, saya pun setuju kalau benar-benar mewakili isi filmnya. Tapi judul ‘Hoax’? Entahlah. Somehow, saya masih nggak ngerti kenapa judul ini yang dipilih.

Film Hoax (2018) tergolong omnibus, karena ada 3 kisah dalam 1 film yang saling berhubungan. Endingnya pun multitafsir, karena diceritakan bahwa keluarga itu kembali berkumpul, kali ini untuk sahur bersama. Tapi hanya ada Bapak, Raga, Ragil dan Adek. Nggak ada Mamah, nggak ada Sukma.

Absurd sih, but I love it. Suasana kelamnya, mbuletnya konflik. Seenggaknya ada 3 genre dalam 1 film. Black comedy diwakili Sukma dan Raga, drama diwakili Ragil. Dan horornya sama Ade. Crazy!

Rating 7/10

Ditulis Carolina Ratri untuk web Kumpulan Emak Blogger.
Follow kumpulan review film lainnya di Instagram.

Comments (2)

June 14, 2018

Absurd ya. Aku benar gak ngerti arah film ini. Tapi, sepertinya me naik Karena peno non akan di buat bertanya-tanya dan meerka-nerka sendiri maksudnya.


July 22, 2018

Jujur, saya tertarik lihat film ini setelah baca ulasannya di salah satu portal berita. Tapi ya gitu, memang sering nggak mudeng kalau lihat film untuk festival hahaha.


    Leave your comment :

  • Name:
  • Email:
  • URL:
  • Comment: