Hai, Mak! Kita masih akan bahas tentang satu hal yang masih berhubungan dengan SEO, atau Search Engine Optimization nih. Yaitu tentang plagiarisme. Sebelumnya, adakah yang sudah tahu apa arti ‘plagiarism’? Semoga sih sudah, bahkan sudah banyak yang sadar bahwa menulis di blog itu kudu wajib bebas plagiarisme.
Betul?
Kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, itu begini:
pla.gi.a.ris.me /plagiarismê/
n penjiplakan yang melanggar hak ciptapla.gi.at
n pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri; jiplakan
Well, saya sih yakin, Emak semua sudah tahu ya soal plagiarisme ini. Sudah hafal betul malahan ya? Atau, mungkin juga bahkan banyak yang sudah menjadi “korban”-nya. 🙂 Nah, pelaku plagiarisme disebut plagiat.
Terus, apa hubungannya plagiarisme dengan SEO?
Nah, ini ada kaitannya dengan orisinalitas, yang merupakan salah satu kriteria konten berkualitas. Bahwa, Google concern banget dengan yang namanya copyright. Google so far sudah banyak kasih penalty ke situs-situs yang disinyalir punya konten hasil kopas atau plagiarisme ini. Google juga sudah memasukkan kriteria orisinalitas ini dalam algoritma pencarian sejak Google Panda tahun 2011, dan masih terus berlangsung sampai sekarang.
Ah, tapi kan, kita nggak mungkin njiplak tulisan oranglah! Kan kita bloger. Pasti tulisan kita bebas plagiarisme.
Iya dong! Bloger yg sejati nggak akan jadi plagiat!
Tapi eh tapi … ada lo, yang bikin galau. Misalnya, sama-sama nulis tema parenting. Taruhlah, tip supaya anak enggak jadi picky eater. Kan banyak tuh yang lainnya juga. Tipnya juga mirip-mirip pasti, bahkan ada yang sama. Kalau seperti itu, bisa termasuk plagiarisme enggak ya?
Atau, datang ke event yang sama. Terus ada press release kan? Nah, untuk liputan, biasanya kan sama-sama bikin tulisan dari press release? Lah, bisa samaan dong dengan yang lain, yang juga ambil bahan dari press release? Atau, terima job content placement, misalkan. Kan bisa samaan juga ya kan, satu sama lain?
Nah, di situlah kita perlu peka, Mak. Dan mencoba memahami lagi apa arti plagiarisme. Jangan sampai kita sendiri juga terjebak plagiarisme, padahal kita nggak merasa menjiplak. Ini tuh hanya karena kita nggak paham aja.
Coba perhatikan infografis berikut deh, kalau masih bingung atau galau, tulisan kita benar-benar bebas plagiarisme atau tidak.
Nah, kalau kita cermati, ada 2 hal penting yang bisa disimpulkan dari infografis di atas:
- Kalau mau kopas, jangan lupa menyertakan citation yang layak (atau kredit)
- Kalau enggak mau ada citation, ya harus diparafrasekan dan diolah sedemikian rupa sehingga bekas-bekasnya hilang sama sekali.
Ini saja kalau hal-hal tertentu yang berhubungan dengan dalil, formula, rumus, atau teori tertentu, harus tetap ada citation-nya lo!
Cara Mengecek Apakah Artikel Kita Bebas Plagiarisme
Sebagai bloger, adalah wajar ketika kita melihat atau membaca atau mengalami suatu hal dan kemudian mendapatkan ide tulisan. Kan kita boleh mendapatkan ide dari mana saja, yekan? Siapa sih yang nggak pernah terinspirasi oleh hal lain saat nulis atau saat sedang dalam proses kreatif? Kayaknya enggak ada deh.
Ingat, there’s nothing new under the sun.
Lagi pula yang kita tulis juga kan bisa saja dialami oleh orang lain. Toh, kita kan juga sering membahas dan menulis hal-hal yang pernah ditulis oleh siapa pun. Gimana kita bisa tahu, kalau artikel kita ada kembarannya?
Karena itu, kita mesti ngulik tulisan tersebut supaya bebas plagiarisme dan terhindar kena penalti Google karena dobel konten. Karena, aturan tetaplah aturan. Mau alasannya apa pun, double content ya tetep double content. Google enggak mau tahu.
Untuk mengecek apakah artikel kita ada kembarannya atau enggak, bisa minta bantuan Plagiarism Checker. Cara mengeceknya, tinggal kopasin artikelnya saja ke bagian kotak teksnya, Mak. Ditunggu sebentar. Nanti si Plagiarism Tool ini akan menganalisis artikel kita, hingga hasilnya keluar.
Kalau sudah ada result, usahakan originalitasnya di atas 90% ya. Kalau di bawah 90%, gimana? Ya, berarti harus direwrite alias ditulis ulang alias diedit lagi atau diulik lagi.
Emak bisa lakukan beberapa langkah ini untuk menulis ulang artikel blog agar benar-benar bebas plagiarisme.
1. Copy the ideas, not the words
Satu ide bisa ditulis dalam banyak jenis kalimat dengan banyak sekali variasi kata. Kesalahan kita pada umumnya adalah sudah merasa takut duluan akan terbatasnya kata. Padahal itu hal yang nggak perlu ditakuti sama sekali.
Apalagi oleh kita, Mak, para perempuan. Kita tuh lo bisa ngomong 20.000 kata setiap hari! Dengan logika yang sederhana, 20.000 kata itu sama dengan jumlah kata dalam satu buku.
Jadi, parafrase? Gampanglah! Hehehe 😀
2. Cermati yang tertulis merah di Plagiarism Checker
Tulisan yang diwarnai merah pada hasil checking Plagiarism Checker itulah yang harus diubah, Mak. Jadi kalau memang hanya sedikit, ya berarti menulis ulangnya ringan.
Kalau banyak? Nah, berarti PR berlanjut. 😀
3. Mencari sinonim
Nah, untuk awal, Emak bisa edit dengan mengganti beberapa kata dengan sinonimnya. Misalnya “walaupun” bisa diganti “meskipun”. Dia bisa diganti ia. “Bisa” diganti “dapat”. “Setuju” diganti “sepakat”. Dan seterusnya.
Carilah kata-kata umum yang dengan mudah diganti dengan kata yang sama maknanya atau sinonim, lalu ganti tanpa mengubah struktur kalimat.
4. Ubah struktur kalimat
Kita bisa mengubah kalimat aktif menjadi pasif, atau sebaliknya, pasif jadi aktif. Kita juga bisa mengubah struktur kalimat pernyataan menjadi kalimat pertanyaan yang memancing.
Banyak hal bisa kita lakukan untuk mengubah pola dan struktur kalimat ini. Semakin sering dilakukan, semakin mudah, Mak.
5. Tambahkan ide lagi
Nah, kalau misalnya di tulisan sebelumnya ada terlewat satu dua pemikiran saat menulis konten, maka inilah kesempatan untuk melengkapi lagi. Tambahkan ide lagi dalam tulisan kedua, sehingga dengan demikian kontennya malah justru lebih lengkap.
Nah, itu dia sedikit tip utk melakukan parafrase dan rewrite untuk artikel agar bebas plagiarisme.
Ada tambahan, Mak? Atau mau diskusi?
Pesan aja sih. Jangan meremehkan double content ataupun jebakan plagiarisme ini ya. Berabe kalau kena.
Disclaimer:
Artikel ini bukan untuk mengajari siapa pun untuk menjiplak tulisan orang lain, dan bisa lolos dari perilaku plagiarisme. Sesungguhnya, plagiarisme adalah soal moral dan niat.
Makasih tipsnya Mak.. 🙂