Meminta maaf? Ya, bagus, apalagi jika kita memang melakukan kesalahan. Semua orang pasti pernah berbuat salah kan? Kalau lantas disusul dengan meminta maaf, dan akhirnya menjadi pelajaran, itu kan bagus?
Tetapi sebenarnya ada lo, Mak, kondisi perbuatan yang kadang kita enggak enak melakukannya dan kemudian kita merasa harus meminta maaf karena melakukannya.
Bukan, bukan berarti saya sedang mencoba memengaruhi untuk egois, tetapi selain kita memang harus menghargai orang lain, kita juga pantas kok menghargai diri sendiri.
Hmmm, seperti apa ya contohnya?
Hal-hal yang Kita Tak Perlu Meminta Maaf karena Melakukannya
1. Mengutamakan diri sendiri
Pada akhirnya, kesehatan kita adalah yang utama untuk dapat menjalani kehidupan sebagaimana mestinya. Karenanya, kita harus menempatkan kebutuhan hidup kita agar senantiasa tetap sehat (fisik dan mental) pada skala prioritas yang paling atas.
Tak perlu meminta maaf untuk ini, Mak.
Menurut psikolog, Dr. Phil McGraw, memberikan reward kepada diri sendiri secara mental, emosional, fisik, dan spiritual bukanlah berarti menjadi seorang yang egois, tetapi sudah seharusnya menjadi prioritas setiap orang.
2. Berusaha mengakhiri hubungan dengan orang lain yang toxic
Memutuskan tali persahabatan dengan teman bisa dibilang mungkin lebih sulit dibandingkan kita mutusin mantan dulu ya, Mak? Tapi terkadang kita harus melakukannya demi kebaikan diri sendiri–dan kita tak perlu meminta maaf untuk itu.
Seorang psikoteraspi asal Manhattan, New York, bernama Nancy Colier mengatakan, bahwa ketika hati terbuka untuk penderitaan diri sendiri, maka sebentuk cinta yang dilayangkan pada diri sendiri juga akan menjadi obat yang terbaik.
Cobalah menghindari dari si toxic sebentar, dan biarkan dia berpikir apa yang terjadi. Kalau teman kita adalah teman yang baik, dia pasti akan menyadari kesalahannya dan datang kembali untukĀ meminta maaf.
Karena hubungan persahabatan yang sehat adalah hubungan yang seimbang tanpa merugikan salah satu pihak. Akur, Mak?
3. Me time
Meskipun sebagian besar orang nggak tahan untuk melakukan aktivitas sendirian, terkadang kita juga perlu lo, Mak, menyendiri.
Misalnya, ketika diajak meetup sama teman-teman ke suatu tempat, kita lebih memilih pergi sendirian untuk ke toko buku atau baca buku saja di rumah. Ini hal yang wajar, dan bukan menjadi masalah.
Mungkin teman-teman kita yang belum paham akan pentingnya me time akan sedikit nyinyir, dan langsung menganggap kita introver yang kuper. Tapi, biarkan saja. Respons dengan senyuman, dan pergilah menikmati kesendirian yang sebenarnya memiliki segudang manfaat. Tak perlu meminta maaf.
4. Berkata, “Tidak.”
Suatu kali kita terlalu banyak pekerjaan, baik sebagai karyawan, ibu rumah tangga, ataupun sebagai bloger. Agenda sudah penuh, waktu pun serasa habis tak bersisa. Kalau sudah begini, kita perlu juga untuk bilang, “Tidak.” ketika ada tambahan tugas baru.
Kita bukan wonder woman ya. Tak pernah ada yang namanya supermom. Kita adalah perempuan biasa. Akan lebih baik jika kita fokus pada tugas yang ada di depan mata dan segera selesaikan secara bertahap berdasarkan skala prioritas.
Kalau sudah bekerja keras sampai rasanya tenaga dan waktunya limit, mintalah bantuan. Dan, jangan pernah meminta maaf.
5. Tidak segera menjawab WhatsApp atau email
Tekanan untuk segera menjawab WhatsApp dan juga pesan instan yang lain kini semakin tinggi seiring dengan perkembangan teknologi ya, Mak?
Coba hitung, Mak, masing-masing punya berapa grup WhatsApp? Ada yang sampai puluhan grup?
Selalu membaca dan membalas WhatsApp tentu saja hal bagus, dan kalau memang pesannya penting, ya kita memang harus menyimak. Ya kan? Tapi, kalau sekadar obrolan sambil lalu, atau malah isinya ghibah, ya enggak perlu terlalu ditanggapi. Minimal, turunkan prioritas membacanya dan terlibat dalam percakapan, kalau memang benar-benar enggak bisa leave group.
Pilahlah sesuai kepentingan, Mak. Dan, nggak perlu meminta maaf untuk itu.
Jadi, manfaatkanlah permintaan maaf dengan seperlunya. Dengan tidak meminta maaf untuk hal-hal di atas, yakinlah, Mak, penghargaan terhadap diri sendiri akan meningkat seiring waktu loh!
Karena memang seharusnya tidak perlu ada perasaan bersalah untuk menghapus diri dari situasi yang tidak menyenangkan.
Ya, Kalau “Berusaha mengakhiri hubungan dengan orang lain yang toxi” masih minta maaf, yang ada malah akan jadi rame dan keruh gak keruan.