Lemak berlebih di beberapa bagian tubuh itu bikin jengkel, ya, Mak! Apalagi di bagian pinggang, perut, lengan. Duh, kadang bikin nggak pede. Dan mitos lemak yang beredar di masyarakat pun makin membuat kaum perempuan menjadi pusing mana fakta, mana hoaks.
Mau pakai skinny pants, ealah paha kok kelihatan gede gitu ya. Mau pakai blouse mesti pilih yang agak longgar biar lemak di pinggang dan perut bisa tersamarkan. Dan warna hitam pun menjadi favorit untuk menutupi ‘lemak’ ini.
Lemak seringkali dituding sebagai ‘biang keladi’ obesitas serta berbagai jenis penyakit berbahaya lainnya. Nggak hanya penyakit saja sih, lemak nih pemicu kita menjadi kurang percaya diri. *Hiks
Padahal nih, Mak, ada beberapa di antara informasi yang beredar di masyarakat tentang lemak itu hanyalah mitos yang menyesatkan.
Well, sebaiknya kita lebih hati-hati ya dalam membaca atau mendengar. Jangan langsung percaya saja.
7 mitos lemak menyesatkan ini perlu Emak ketahui agar tidak salah kaprah dan tip mengatasinya
-
Jangan minum susu kalau mau kurus
Waini!
Sering banget yes, kita dengar bahkan baca di sosial media mitos lemak satu ini. Susu ditenggarai sebagai ‘biang’ lemak di dalam tubuh!
Tau nggak sih Mak, tubuh kita ini membutuhkan protein, vitamin (A dan D), mineral dan suplai energi yang terkandung di dalam susu.
Susu itu baik loh karena kandungan kalsium yang tinggi (116 – 290 mg kalsium per 100 gram susu). Nah, jika Emak kekurangan kalsium akan membuat kita rentan terserang osteoporosis dan kekurangan produksi hormon yang bisa membantu mengurai lemak di dalam tubuh.
Tip :
Minumlah susu 1-2 kali sehari. Perempuan berusia di bawah 30 tahun masih boleh mengonsumsi susu full cream.
Susu low fat ataupun non fat adalah pilihan terbaik bagi yang usianya di atas 30 tahun.
-
Aplukat adalah jenis ‘buah terlarang’
Lemak di dalam alpukat adalah asam lemak omega-9, jenis lemak baik yang justru mampu menekan kadar kolesterol jahat (LDL).
Alpukat kaya akan serat sehingga bisa menyerap kelebihan LDL dan membuangnya bersama sisa-sisa pembakaran. Alpukat kaya kalium yang berkhasiat menstabilkan debar jantung dan tekanan darah, serta memelihara kesehatan sistem saraf.
Selain itu, alpukat juga kaya vitamin E dan B yang penting untuk menjaga kesehatan kulit, mencegah penuaan dini dan memperkuat imunitas.
Tip : santap alpukat tanpa tambahan dressing seperti susu, cokelat ataupun gula. Alpukat juga lezat dinikmati sebagai pengganti mentega atau butter untk melapisi roti.
Baca juga : Camilan sehat untuk keluarga
-
Mentega lebih baik daripada minyak goreng
Hayo ngacung siapa suka memasak menggunakan mentega? Mitos lemak berikutnya adalah mentega!
Mentega terbuat dari krim susu sehingga kandungan kolesterol di dalamnya justru lebih tinggi dibandingkan minyak goreng.
Meski minyak goreng nabati mengandung lebih banyak lemak dibandingkan mentega, tapi sebagaian besar kandungan lemak yang terdapat di dalamnya tergolong lemak ‘baik’ yang mudah diuraikan tubuh.
Tip : hindari memproses makanan dengan cara digoreng dan pilihlah makanan yang direbus, dikukus atau ditumis. Jika terpaksa memilih gorengan, pilihlah jenis minyak nabati atau rice bran oil yang baik untuk kesehatan.
-
Banyak makan telur itu aman untuk tubuh
Memang sih umumnya olahragawan makan telur banyak demi mendapatkan tubuh berotot. Tapi, Emak tau nggak kalau mereka lakukan hal itu karena punya panduan diet yang membatasi jumlah konsumsi telur dan mengimbanginya dengan asupan nutrisi lain.
Telur memang mengandung banyak zat gizi seperti vitamin B-kompleks, asam amino esensial serta mineral (besi, fosfor dan kalsium).
Namun, selain kaya gizi, kandungan kolesterol di dalam kuning telur sangat tinggi sehingga konsumsinya harus dibatasi.
Tip : batasi makan telur menjadi 2 butir per minggu. Bersama telur, konsumsilah sayuran yang kaya vitamin A, D, E dan K. Seperti, wortel dan tauge untuk membantu melarutkan lemak.
-
Pantang makan daging bikin tubuh langsing
Wah mitos lemak ini mah yang ada di pikiran saya juga. Banyak makan daging bikin lemak menumpuk!
Tau nggak Mak, daging adalah bahan pangan yang kaya protein serta asam amino esensial yang penting dalam tubuh.
Di dalam daging ikan terkandung asam lemak omega-3 yang berguna untuk mencegah penyakit jantung, serta omega-6 yang mampu meningkatkan pembakaran energi dalam tubuh, mengatasi retensi (penarikan air dalam tubuh) dan penyakit jantung koroner.
Tips : perbanyak konsumsi ikan dibandingkan daging sapi dan ayam.
Buang kulit dan bagian yang berlemak. Jika ingin menyatap steak, hindari steak prime ribe atau T-bone yang fatty.
Kalaupun mau makan daging, konsumsinya dibatasi jangan tiap hari. Daging ayam bisa direbus terlebih dulu untuk membuang lemaknya baru diolah.
-
Doyan es krim bikin badan melar
Hayo, pasti semua Emak memiliki pemikiran yang sama tentang mitos lemak ini?
Es krim yang berbahan dasar susu memang mengandung lemak dan kolesterol dalam jumlah bervariasi. Tapi, jangan lupa, di dala setiap jenis manakan terdapat zat gizi yang baik dan buruk bagi tubuh.
Selain lemak dan kolesterol, es krim juga mengandung banyak sekali mineral (kalsium, magnesium, natrium, kalium, besi, seng dan iodium), protein serta vitamin A, B, D dan E.
Kalsium malah mampu meningkatkan produksi hormon yang bertugas menguraikan lemak dalam tubuh.
Tip : pilih es krim rendah lemak, sorbet ataupun gelato.
Lebaik baik lagi, nikmatilah es krim dengan dicampur beraneka macam potongan buah.
-
Kacang-kacangan adalah camilan menggemukan
Penelitian di Purdue University menyatakan, menyantap kacang-kacangan bisa mendatangkan rasa kenyang lebih lama dibandingkan camilan diet seperti biskuit beras dalam jumlah sama.
Lemak dalam kacang adalah omega-9, lemak ‘baik’ yang mampu menurunkan level LDL.
Kacang almond, hazelnut dan walnut mengandung asam amino arginine yang mampu memperlebar pembuluh darah arteri dan menurunkan tekanan darah.
Tip : menurut penelitian ngemil kacang lima kali seminggu satu bungkus kecil dapat menurunkan risiko serangan jantung sebesar 25-39%. Dengan catatan, kacangnya disangrai ya, bukan digoreng.
Mitos lemak di atas udah sering banget yes kita dengar Mak. Beberapa bikin kita salah kaprah untuk percaya karena tidak memiliki data pendukung untuk membantahnya.
Sekarang Emak lebih tau alasan mengapa mitos lemak itu kurang tepat. Dan, Emak pun bisa menyiasati untuk mengonsumi makanan tersebut dengan pilihan yang menyehatkan.
Post blog terkait: