Riset yang diadakan oleh HubSpot menyatakan bahwa 61% pemilik website di dunia mengakui bahwa Search Engine Optimization (SEO) mampu meng-generate traffic lebih banyak ketimbang strategi lainnya. Namun, untuk bisa stabil, kita memang butuh SEO maintenance secara konsisten yang harus dilakukan setiap bulan.
Yes, SEO enggak sekadar menentukan keywords, dan kemudian menulis artikel dan menjejalkan keywords tersebut ke dalamnya, lalu selesai. Tidak, Ferguso. Ada beberapa upaya SEO maintenance yang harus dilakukan, agar bisa memastikan artikel kita bisa stabil mengalirkan traffic ke website maupun blog kita.
Mengapa sih Kita Butuh SEO?
SEO dapat membantu kita membangun readership website atau blog dalam jangka waktu yang panjang.
Dengan SEO yang tepat—dan kerja keras di awal—pada saatnya nanti, praktis kita enggak ngapa-ngapain saja, traffic akan tetap mengalir ke website atau blog kita dengan stabil. Bisa dibilang, SEO adalah langkah pemasaran konten yang paling minim biaya, minim usaha, dan minim risiko dibandingkan strategi pemasaran lainnya.
Dengan SEO yang tepat juga, tak hanya memasarkan konten, kita juga lebih mudah memasarkan diri dengan branding kita sebagai bloger. Pasalnya, banyak pihak yang melakukan riset di Google dulu sebelum akhirnya memutuskan pengin bekerja sama dengan siapa. Ketika mereka melihat bahwa blog kita punya SEO yang baik—ada di peringkat tinggi, selalu dijadikan sebagai artikel rujukan, dan seterusnya—maka tak perlu kita repot meminta job, mereka akan datang sendiri pada kita untuk menawarkan kerja sama.
Ya, memang sebesar itulah pengaruhnya SEO pada blog kita, Mak. Namun sayangnya, belum banyak yang menyadarinya. Banyak yang menganggapnya ribet, atau susah dimengerti. Terlebih lagi, jika sudah mulai menerapkan, banyak juga yang enggak paham, bahwa ada beberapa langkah SEO maintenance yang harus dilakukan agar performa tetap terjaga dengan baik.
Apa saja langkah-langkah SEO maintenance tersebut?
SEO Maintenance Checklist untuk Setiap Bulan
1. Cek keyword yang masuk ke blog
Setiap bulan, ceklah performa keyword yang sudah ditarget. Emak bisa melihatnya di Google Search Console, di property blog yang sudah ditautkan.
Silakan login ke Console, lalu cek bagian Search Result atau Performance. Ini contohnya, Mak.
Emak bisa atur di bagian “Position” agar urut dari mulai posisi tertinggi sampai terendah, lalu cek yang ada di posisi 1.
Apa yang mesti diperhatikan? Di antaranya:
- Apakah keyword yang ditargetkan sudah masuk ke search result?
- Kalau sudah masuk, peringkat berapa?
- Apakah ada keyword yang belum ada artikelnya? Kalau ada, bisa dibuatkan.
Nah, catat keywords yang sekiranya potensial untuk dibuatkan artikel baru, juga keywords artikel lama yang perlu di-boost lagi.
2. Update konten
Boleh dicek artikel-artikelnya, Mak, mana yang perlu diupdate. Mungkin ada yang informasinya sudah kedaluwarsa.
Misalnya, ada artikel tentang topik tertentu yang sekarang sudah enggak relevan lagi. Contohnya, misalnya ada artikel tip untuk anak masuk sekolah, tapi sudah 5 tahun yang lalu. Nah, perlu diupdate tuh, Mak, dengan kondisi yang sekarang. Mungkin ada aturan atau hal-hal lain yang sudah berbeda.
Atau mungkin ada artikel yang keywordnya kok belum sesuai harapan ya peringkatnya. Nah, ini bisa diupdate juga. Misalnya sudah benar belum penempatan keywordnya? Atau mungkin malah diganti keyword lain yang lebih perform. Dan lain sebagainya.
3. Cek broken link
Salah satu hal yang harus secara rutin dicek demi SEO maintenance adalah broken link, Mak.
Broken link adalah tautan-tautan yang rusak atau mati, akibat URL tujuan sudah tidak ada lagi. Mungkin dihapus atau diganti URLnya.
Mengapa sebaiknya dicek setiap bulan? Karena kalau sudah numpuk, jumlahnya sudah banyak—ratusan, ribuan—sudah malas, Mak, kita bebersihnya. Hahaha. Jadi, jadwalkan saja setiap bulan dicek.
Emak bisa cek dengan bantuan tool Broken Link Checker ini. Nantinya, broken link yang ditemukan akan tampil di bagian bawah. Nah, Emak harus cek dan kemudian perbaiki satu per satu deh.
Harus ya ini? Well, kalau dalam satu blog, broken link-nya terlalu banyak, Google juga akan menganggapnya sebagai website atau blog yang tak pernah diupdate. Kemudian ya akan memengaruhi peringkatnya.
4. Cek speed load dan bounce rate
Well, nanti kalau Emak sudah pakai Google Analytics 4, bounce rate ini akan ada di bagian engagement sih. Tapi sementara belum transisi, mungkin Emak juga perlu memonitor bounce rate melalui Google Analytics Universal yang biasanya dipakai. Kalau memang terlalu tinggi, buatlah beberapa rencana agar dapat menurunkannya. Misalnya ditambahkan video, atau dibuatkan infografis, dan sebagainya.
Speed load juga sebaiknya dicek secara periodik setiap bulan. Agar tak sampai kecolongan, tahu-tahu loadingnya lama hanya gara-gara kapan hari Emak unggah image tanpa dikompres dulu. Kalau sudah terlalu lambat, agak susah soalnya untuk mencari tahu apa yang membuatnya lambat.
5. Update plugins
Buat Emak yang ngeblog dengan WordPress berbayar, dan blognya ada berbagai plugins untuk membantu performa, ada baiknya lakukan maintenance juga setiap bulan.
Cek apakah ada yang perlu diupdate? Apakah plugins yang sekarang sudah berfungsi sesuai harapan? Atau, ada yang perlu diganti? Mungkin ada plugins yang lebih multifungsi, sehingga enggak membebani blog? Dan sebagainya.
Jangan sampai abai dengan plugins ya, Mak. Jika plugins-nya perlu diupdate, ya update-lah. Karena plugins yang kedaluwarsa akan berisiko pada keamanan situs dan juga performancenya. Memang ini tidak langsung berhubungan dengan SEO, tetapi ya tetap ada pengaruhnya.
Nah, demikian ceklis SEO maintenance yang harus dilakukan secara teratur setiap bulan. Apakah Emak sudah melakukannya secara teratur? Jika belum, jadwalkan saja, Mak, di tengah kesibukan. Lebih baik ribet sekarang, daripada pusing nantinya hanya gara-gara tidak pernah di-maintain blognya.