Membuat resolusi 2023 itu harus lebih spesifik, betul? Kalau hanya umum saja misal pengin hidup sehat, ya semua juga mau sehat tapi wujud nyatanya apa? Jika enggak dituliskan secara spesifik percuma saja. Barangkali di antara Emak mau memulai gaya hidup minimalis sebagai langkah awal hidup sederhana, sedikit barang dan lebih sehat.
Gaung konsep gaya hidup minimalis ini sebenarnya sudah ada sejak bertahun-tahun lalu ya. Namun, kayaknya masih belum banyak yang ngeh.
Di Indonesia sendiri, gaya hidup ini mulai dikenal ketika buku Marie Kondo yang berjudul The Life Changing Magic of Tidying Up laris di pasaran. Lalu kemudian cara Marie Kondo menjalankan seni beres-beres ini dikenal dengan nama Metode KonMari. Dari dalam negeri sendiri, ada Raditya Dika yang mempopulerkan gaya hidup minimalis yang telah dijalaninya.
Raditya Dika lebih memilih fokus pada penggunaan barang ataupun perabotan yang memiliki fungsi di mana sering digunakan dalam keseharian. Jadi, tidak ada tumpukan barang yang tak terpakai maupun lipatan pakaian yang banyak di dalam lemari.
Jika melihat yang dilakukan Raditya Dika, apa sih sebenarnya gaya hidup minimalis? Apa hanya mengurangi barang atau ada makna penting di baliknya?
Apa itu Gaya Hidup Minimalis?
Dikutip dari buku Becoming Minimalist karya Joshua Becker, minimalism merupakan mempunyai hal-hal yang bisa bikin kamu bahagia dan mengurangi apa yang tidak terlalu penting.
Ringkasnya ini seperti konsep hidup sederhana. Jadi, Emak hidup dengan hal-hal yang dibutuhkan saja, sedikit barang tapi berkualitas.
Adapun slogan yang muncul dari konsep gaya hidup minimalis ini adalah less is more.
Jika ditarik ke belakang, dari mana awal mula konsep ini akan mengerucut pada dua hal yakni :
- Filosofi ajaran Buddhism Zen
- Dikenalkan dari dunia seni khususnya arsitektur dan desain bagunan. Di mana dalam lingkup aristektur dan bangunan, minimalis diartikan seperti membangun sebuah rumah kecil dan desain interior pun sederhana dengan sedikit barang tapi kaya manfaat.
Nah, coba deh Emak tengok ke dalam rumah ada nggak barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan tapi tak mau dibuang?
Contohnya nih, pakaian. Sudah ada cardigan di lemari, tapi Emak beli lagi. Akhirnya cardigan lama tidak dipakai namun tidak mau juga dihibahkan. Dikumpul saja terus sampai lemari penuh.
Baca juga : Belajar dari sakitnya Indra Bekti, pentingnya memiliki asuransi kesehatan sejak dini
Contoh lain, skrinsutan di layar ponsel. Khususnya yang sering skrinsut resep-resep. Dalihnya, nanti bakal dipakai kok. Eh, ternyata bukannya dibikin resep dari hasil skrinsut malah menambah banyak skrinsut resep lainnya. Hasilnya? Ruang penyimpanan pun menjadi penuh.
Coba Emak jujur ke dalam diri, bisa nggak hidup tanpa hal-hal tersebut? Saya yakin bisa. Namun, terkadang kita nih suka mengumpulkan hal-hal yang tidak penting tersebut entah demi apa.
Gaya hidup minimalis ini tidak terbatas di satu produk tertentu tapi mencakup parenting, pikiran, penggunaan ponsel, produk fashion, perabotan rumah, skincare, internet hingga media sosial. Yup, jadi hidup minimalis ini memang sekali lagi tidak terbatas pada barang-barang saja.
Menganut konsep gaya hidup ini sangat baik kok karena memiliki manfaat bagi kehidupan seperti :
- Hemat biaya juga energi
- Hidup lebih sehat
- Lebih fokus akan kesehatan juga hobi
- Mengurangi stres juga beban pikiran
Nah, jika kita menyebut minimalis salah satu negara yang terkenal dengan hal ini adalah Jepang, negeri asalnya Marie Kondo.
Seperti apa sih gaya hidup minimalis ala orang Jepang?
Belajar Gaya Hidup Minimalis ala Jepang
Kalau Emak nonton drama Jepang, umumnya rumah mereka ini minim perabotan, betul? Terus di bagian kamar hanya ada matras. Ruang makan ada meja persegi, pun dengan ruang bekerja.
Ternyata gaya hidup minimalis juga menjadi tren di negeri Sakura ini. Makin ke sini, kesadaran untuk hidup berkualitas tidak perlu banyak barang dianut oleh banyak orang.
Yuk, kita intip gaya hidup minimalis ala Jepang barangkali ada yang bisa disontek.
- Memiliki pakaian secukupnya
Bagi orang Jepang penganut budaya minimalis memiliki pakaian secukupnya saja. Eits, bukan berarti mereka nggak gonta-ganti pakaian ya. Tapi, memilih pakaian yang nyaman dikenakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Kurang lebih seperti Mark Zuckerberg, mengenakan kaos berwarna senada setiap hari ke kantor.
- Ruangan-ruangan yang lega
Mereka lebih memilih memiliki ruangan yang lega dengan sedikit perabotan di dalamnya. Seperti meja yang posisinya melekat di dinding sehingga menyisakan space di sekitarnya. Nah dengan ruangan yang lega membuat mereka mudah untuk bersih-bersih.
- Tidur menggunakan futon
Sudah menjadi rahasia umum bahwa futon adalah alas tidur tradisional Jepang yang praktis. Mudah dilipat, disimpan dalam lemari dan murah. Walaupun sekarang sudah banyak yang memiliki spring bed, tapi di Jepang masih banyak yang melestarikan budaya ini.
Baca juga : 9 Tren Karpet 2023
- Perabotan secukupnya
Orang Jepang penganut minimalis menyukai perabotan sedikit namun fungsional. Sehingga tidak perlu banyak membeli perabotan sehingga membuat rumah terasa sempit.
Misalnya di dapur mereka memerlukan piring sesuai jumlah anggota keluarga, begitu pun dengan gelas, sendok dan mangkuk. Selain itu disesuaikan juga dengan kebutuhan. Ini membuat hemat biaya dan juga energi.
Nah, bagi Emak yang tertarik dengan gaya hidup minimalis dan ingin menjadikannya sebagai resolusi 2023, berikut tips untuk memulainya.
Tips Memulai Gaya Hidup Minimalis
- Yakin dengan konsep ini
Lakukan gaya hidup ini dengan keyakinan utuh dan kesadaran. Di mana, Emak sadar betul bahwa ingin melakukannya bukan sekedar ikut-ikutan. Karena dalam menjalani konsep ini, Emak mesti menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru.
Siap nggak?
- Skala prioritas
Harus diakui memulai gaya hidup minimalis ini tidaklah mudah karena kita harus bisa menahan keinginan untuk membeli dan memisahkan barang-barang yang tidak dibutuhkan.
Ada barang-barang tertentu yang masih disimpan dengan alasan : bisa kok dipakai nanti. Wait, nantinya ini kapan?
Coba Emak buat daftar barang-barang di rumah lalu dipisahkan yang mana memang dibutuhkan dan mana yang tidak. Jika sudah selesai, barang-barang yang tidak dibutuhkan bisa lho Emak sumbangkan.
- Membiasakan diri
Ketika Emak udah memulai dan mengurangi barang-barang, coba perhatikan apa sih yang dirasakan? Misalnya perabotan ruang tamu dikurangi, dipilih yang penting otomatis ruangan terasa lega yekan.
Efeknya apa? Emak pun akan mudah beres-beres rumah.
Namun, di sisi lain akan muncul rasa yang tidak biasa. Ini hal wajar terjadi ketika kita memulai sesuatu ya. Yang perlu Emak lakukan adalah disiplin dan konsisten termasuk tidak usah peduli omongan orang.
- Minimalis tak terbatas di barangĀ
Betul sekali, gaya hidup minimalis ini tidak terbatas di barang saja, termasuk juga dalam hal makanan. Jika terbiasa makan di luar seminggu tiga kali atau jajan di aplikasi online, coba dikurangi.
Manfaatnya akan terasa di kesehatan dan juga keuangan. Emak akan terhindar dari berbagai penyakit juga anak-anak dan pastinya keuangan pun terjaga ya, tidak boncos mulu.
Konsep gaya hidup minimalis ini manfaatnya banyak bagi kehidupan. Hanya saja kita harus bisa memilah mana keinginan dan kebutuhan untuk banyak hal, ini yang terkadang sulit.
Di antara Emak-emak ada yang sudah menerapkan konsep ini? Share dong pengalamannya di kolom komen.
Have a good day.
Bener nih harus minimalis