Pada saat-saat hati kurang tentram, hobiku berlatih yoga – yang telah kutekuni sejak beberapa tahun sebelumnya – terasa manfaatnya. Aku bisa menyalurkan energi negatif ke dalam keinginan untuk menguasai pose-pose sulit seperti urdhva dhanurasana atau salamba sirsasana, dan lain-lain. Setiap pencapaian, betapa pun kecilnya, membesarkan hatiku dan membuatku percaya bahwa aku masih bisa meraih sesuatu. Tidak mudah stress, tidak cepat marah, tetap berusaha menyeimbangkan segala sesuatunya.
Manfaat lain yang kurasakan adalah aku lebih mampu berkonsentrasi bekerja di rumah. Setelah bekerja di kantor selama hampir 16 tahun, bekerja di rumah tidak serta-merta mudah. ‘Gangguan’ terhadap konsentrasi dari sekitar, seperti tetangga yang ngajak ngobrol, anak-anak dan bapaknya yang perlu ini itu serta tukang jajanan yang lewat (yang sering membuat perut keroncongan secara spontan) bisa menghambat bekerja. Akan tetapi, saat berlatih yoga (atau olah raga lain, kurasa) kita dilatih memilah, memusatkan perhatian kepada musik yang mengalun dan petunjuk instruktur walaupun tempatnya agak bising. Kalau tidak berkonsentrasi, maka hampir dapat dipastikan tidak bisa melakukan gerakan yang ingin kita kuasai. Jadi, bekerja di rumah atau di mana saja pun tidak masalah bagiku.
Selain berlatih, untuk memilah konsentrasi kita juga perlu ruang kerja. Tidak selalu harus berupa ruangan, bisa hanya berupa meja atau wilayah yang kita sebut ‘kantor’. Di samping agar keluarga atau siapa saja yang kalau melihat kita berada di sana mengerti bahwa kita sedang bekerja dan tidak mengganggu kalau tidak benar-benar perlu, wilayah ini juga menjadi tempat kita mencurahkan perhatian maksimal kepada pekerjaan. Kalau sudah terlatih, kita bisa dengan mudah beralih dari sikap bekerja dan tidak bekerja semudah menekan tombol lampu di mana pun kita berada.
Hebat si MAk nih posenya..
Ada Blogger BAndung guru Yoga, dan aku mendapatkan pencerahan tentang asal muasal Yoga, memang penuh dengan konsentrasi..
salut deh buat si MAk,lanjutkan MAk..!!