Kompasianival 2012: Pertemuan Para Sahabat Dunia Maya di Alam Nyata

By admin on November 23, 2012

Penulis : Aprilda Veronica Koraag (Olly)

Pengunjung sudah memenuhi Skenoo Hall di Lantai 3. Saya datang saat jam tangan di pergelangan sudah menunjukan jam 11.30 WIB. Saya merencanakan datang jam 10 .00 WIB. Rencana tinggal rencana karena ternyata persiapan  “berdandan ala pahlawan” itu, tidak sebentar. Dari baju yang mau di pakai sampai make up dan sanggul perlu waktu lebih dari 90 menit. Saya memilih sebagai Dewi Sartika dan Kak Icha ala Cut Nyak Dien.

Saya akan berpartisipasi dalam lomba busana ala pahlawan  di  Kompasianival 2012, sebuah ajang blogger  Kompasiana yang berulang tahun ke-4.  Tahun ini diselenggarakan  di Gandaria City, Sabtu 17 November 2012. Saya kompasianer (baru daftar) yang juga anggota Kumpulan Emak-Emak Blogger (KEB). Sebuah komunitas blogger beranggotakan perempuan yang mempunyai blog.

Oh yah KEB mempunyai sapaan khas untuk anggotanya dengan sebutan  “Emak atau Mak”, baik bagi yang sudah menikah maupun belum. Maka para adminpun kami sapa dengan sebutan Makmin, diantaranya ada Mira Sahid dan Indah Juli Sibarani. Saya baru satu bulan menjadi anggota tetapi sudah banyak kegiatan yang saya ikuti. Ini tidak lepas dari peran kakak saya yang lebih dulu bergabung di KEB

KEB – Kompasianival 2012

Keluar lift lantai tiga, kami langsung menuju Booth KEB. Saya ikut membangun dan menghias kemarin, hingga menjadi booth yang “asyik”. Kawan-kawan KEB menyambut kami dengan senang dan dengan sedikit tidak percaya. Soalnya kemarin saya bertukang. Mulai dari mencari kayu, batu, menggergaji dan memaku. Tapi pagi ini saya tampil sebagai perempuan berkain kebaya lengkap dengan dandan dan sanggulan.

Sementara sanggulan sudah menjadi sesuatu yang sedikit langka dilakukan perempuan. Saya mengerti karena menata rambut dengan model sanggulan memang kurang praktis. Tapi untuk hari ini, demi KEB, apapun saya lakukan. (Dedicated to KEB!)

Beberapa kawan mengingatkan kami untuk daftar ulang baik sebagai pengunjung Kompasianival maupun sebagai peserta lomba ala pahlawan. Usai daftar ulang kami  mendapatkan kertas yang harus berisi 10  tanda tangan komunitas yang membuka booth/stand. Dengan memenuhi persyaratan tersebut, pengunjung jika beruntung berkesempatan mendapatkan sebuah sepeda motor.

Saya ditemani Mak Lia dan Mak Waya, berputar mendatangi booth demi booth untuk meminta stempel/tanda tangan. Boleh dong berharap dapat motor Mio. Hampir di setiap booth, penunggunya pasti tertawa menerima saya juga Kak Icha yang berpakaian ala pahlawan nasional perempuan.

Saya baru pertama kali mengikuti pesta blogger. Menurut saya  Kompasianival 2012 cukup menarik. Ajang bertemunya para sahabat dunia maya di alam nyata. Jika selama ini berbincang, berdiskusi, bertukar pendapat dan bercanda lewat tulisan maka di Kompasianival 2012, para blogger kompasianer bisa bertemu secara nyata. Berbagai acara digelar. Kebanyaakan acara bincang-bincang seputar tema ngeblog dan social media.  Acara bincang-bincang menghadirkan banyak pembicara, diantaranya: Jusuf Kalla Mantan  Wakil Presiden RI 2004-2009, Bpk Anis Baswedan, Rektor Univ Paramadina dan beberapa group musik. Saya hanya mengenal Group PADI.

Emak-emak Blogger berbincang dengan Jusuf Kalla

Selain Komunitas Emak-emak blogger, masih banyak komunitas-komunitas lain yang sangat menginspirasi dan membuat saya takjub.

Komunitas pecinta Kartu Pos.

Saya menyempatkan diri singgah, membeli kartu pos, dan menuliskan untuk orang-orang yang saya sayangi.

Sebagai pendidik pada Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini, dan TK, saya melihat komunitas Pecinta Kartu Pos ini, sesuatu yang menarik dan kreatif. Banyak Kartu Pos yang berisi gambar-gambar dan pesan-pesan perdamaian atau pesan-pesan postif seperti : Jauhkan narkoba. Saya mencatat ide-ide kreatif ini untuk saya terapkan pada anak didik saya.

Coin of Change:

Mulanya saya heran, ada satu booth, di mana di balik meja ada empat orang duduk dan dihadapan mereka ada setumpukan uang logam. Ternyata ini komunitas yang luar biasa. Mereka mengkampanyekan bagaimana uang logam yang kerap dianggap tak terpakai dan banyak berceceran bila disatukan tetap mempunya nilai yang sama dan bisa menjadi besar. Yang dapat digunakan untuk sesuatu yang besar juga.

Saya sempat berbincang dengan salah satu staff di booth. Perempuan muda yang energik itu menjelaskan, bagaimana dari uang yang dianggap tidak ada artinya mampu membiayai pendidikan anak-anak tidak mampu. Saya memang punya kebiasaan menyisihkan uang logam di satu wadah di rumah. Kadang kalau perlu uang kecil untuk jajan keponakan-keponakan, saya suka mengambil dari situ. Tapi keponakan-keponakan saya sudah tidak mau uang logam. Karena jajajanan yang mereka inginkan tidak cukup dibayar dengan uang logam.

Jadi betapa tersentaknya saya ketika dihadapan saya ada sekumpulan orang yang dengan sabar mengumpulkan/menampung uang logam dan nilainya menjadi sangat besar. Lalu digunakan untuk membiayai pendidikan. Waw, hanya itu komen saya dalam hati. Saya bertekad akan terus mengumpulkan uang-uang logam dan mengajarkan anak-anak didik saya untuk mengharagi uang-uang logam itu, karena dapat diguakan untuk membantu saudara-saudara/kawan-kawan mereka yang memerlukan biaya. Benar pepatah yang mengatakan sedikit demi sedikit akan menjadi bukit. Saya melihat bukit uang logam.

Komunitas Hibah Sejuta Buku

Boothnya bersebelahan dengan Komunita Emak-emak Blogger. Inipun membuat saya terpesona. Komunitas ini bertekad membantu sesame lewat hibah buku. Saya baru menyadari, sebetulnya banyak hal yang kita anggap tidak berguna, tapi belum tentu buat orang lain.

Di sekitar saya (keluarga) ketika tahun ajaran baru, hampir dipastikan semua buku diganti. Buku-buku pelajaran tidak dapat diwariskan seperti era saya kecil dulu. Akibatnya, setiap tahun ajaran baru ada begitu banyak buku yang di buang atau di beri ke tukang sayur untuk digunakan sebagai pembungkus.

Komunitas ini, menampung buku-buku (semu jenis) untuk disalurkan ke daerah-daerah yang membutuhkan. Bahkan mereka mau mengambil buku-buku yang akan kita hibahkan ke rumah kita. Jadi jangan buang/loak/di kasih ke tukang sayur jika anda memiliki buku-buku pelajaran walau bekas.

Komunitas Ayah ASI

Meningkatnya kesadaran akan pentingnya ASI bagi anak-anak, bukan hanya monopoli kaum ibu. Komunitas Ayah ASI adalah sebuah komunitas kaum ayah/bapak yang dengan sadar  berpartisipasi mendukung istri mereka untuk memberikan ASI bagi anak-anaknya. Kesadaran tersebut mendorong mereka untuk mengkampanyekan atau mensosialisasikan bahwa para ayah punya peran besar dalam mendukung para ibu untuk memberikan ASI

Komunitas Ayah ASI ini sadar bahwasannya para ibu perlu dukungan bukan hanya moral tapi secara nyata dalam keseharian. Para ayah memang tidak bisa memberikan ASI tapi para ayah bisa membantu meringankan pekerjaan ibu, dengan ikut serta mengurus dan merawat bayi, seperti menina bobokan, atau mengganti popok. Jika ibu tidak lelah dan perasaannya nyaman, maka akan menghasilkan ASI yang baik. dan si kecil mendapatkan ASI yang berkualitas.

Komunitas ID Kita

Di sini ada Mak Sumarti Saelan yang juga anggota KEB, saya diberi banyak buku-buku berisi informasi, pentingnya pengawasan orang tua pada kegiatan anak terutama dalam kegiatan berinternet. Pendidikan teknologi komputer memang sudah diterapka pada anak-anak sejak dini, termasuk penggunaan internet. Kebanyakan anak-anak menggunaan internet untuk bermain. Walau hanya bermain, memang tetap perlu pendampingan orang tua.

Masih banyak komunitas-komunitas lain seperti Aku anak Indonesia, Koplak Yo band, Kampret, Fiksiana Community, saya meninggalkan sekecup ciuman disana (Di todong Mak Vema) Ada juga booth Stand Up Commedy, Kompas TV di sini saya sempat bermain lempar dart dan mendapakan sebuah t-shirt.  Eh ada juga Komunitas Pecinta Popok Kain. Masih banyak lagi, sayang  saya tidak ingat semua.

Ajang Pengumuman Lomba

Kompasianival 2012, juga menjadi ajang pengumuman beberapa lomba yang memperebutkan uang jutaan rupiah. Mulai dari guru paling ngeblog yang di raih Om Jay (Wijaya Kusumah) Kompasianer 2012  di raih Maria Hardayanto dan runner up Tante Paku. (Padahal ini lelaki tulen). Juga diumumkan hasil lomba ngeblog seputar pahlwan yang disponsori garuda Indonesia Airways serta lomba ngeblog  Sharp Plasmacluster.

Foto Narsis:

Berfoto menjadi salah satu kegiatan yang menjadi sebagai bagian tak terpisahkan. Bukan sekedar saya ingin merekam keberadaan saya di Kompasianival 2012. Tapi banyak juga orang yang minta saya berpose di depan booth mereka. Selama itu membuat mereka senang, saya juga ikut senang.

Kelihatannya enak jadi penulis.

Saya pikir-pikir, enak juga jadi penulis. Kalau menang hadiah uangnya cukup menggiurkan.  Menghayal tingkat dewa, andaikan saya bisa seperti mereka, hi…hi..hi, secara saat ini saya baru belajar ngeblog (Menulis, maksudnya).

Eh, tidak sia-sia loh saya berkain kebaya dan bersanggulan serta bertahan lebih dari 10 jam karena akhirnya saya mendapat juara ke III sebagai Busana terbaik ala pahlawan. Wah Booth KEB langsung ramai. Makmin Mira dan beberapa anggota KEB  mengantar saya ke depan. Rasanya sesuatu banget deh. Berdiri di depan beberapa ribu pasang mata (lebay.com). Saya sulit menggambarkan perasaan. Senang itu pasti tapi lebih dari sekadar senang.

Hadir di kompasnival 2012, berkenalan dengan banyak anggota KEB dan bertemu banyak orang baru, disituasi yang baru. Benar-benar membuat saya berpikir, asyik juga bergabung menjadi bagian dari para blogger. Karena kenyataannnya kerjaan mereka tidak cuma menulis. Banyak kegiatan yang mempertemukan langsung orang-orang yang suka menulis ini.

Kepala saya langsung penuh dengan ide-ide menulis. Tapi saya belum pandai mengungkapkan ide-ide itu dalam bentuk tulis. Tapi tenang saja, ada Kak Icha, dia tidak akan menolak mengajarkan saya menulis. Seperti yang sudah-sudah, walau pakai diomelin, dia tetap akan mengajari. Dia kelihatannya aja galak dan bawel (kenyataan sih sebenarnya) tapi gak pelit sama ilmu. Dia banyak mengajar saya tentang banyak hal. (Terima kasih kak Icha)

Dalam balutan kebaya ala Titisan Dewi Sartika, saya bertahan hingga acara Kompasianival 2012, usai. Dalam pengertian yang benar-benar bubar. Karena saya ikut membongkar booth KEB dan membawa perkakas yang ada pulang. Tadinya karena lelah, saya dan kak Icha berencana membawa barang-barang (2 meja dan 2 rak buku) pulang besok pagi saja. Tetapi menurut panitia, malam ini barang harus sudah keluar semua. Berperinsip tidak mau menunggu dan bergantung, kami memutuskan mengangkut barang dengan taksi karena kelamaan kalau menunggu mobil dari rumah.

Vanessa, anaknya kak Icha yang ikut menemani kami di Kompasianival 2012, lumayan berguna. Dia sigap mencari dua kereta belanja (milik supermarket  yang ada di mall ini). Sementara Kak Icha memanggil taxi, saya dan Van meringkas peralatan.  Kak Icha datang dengan wajah kecewa karena taxi tidak mau ke atas. Ah saya tidak ambil pusing, dengan dua kereta belanjaa milik supermarket, kami turun melewati lift barang.

Sepanjang jalan turun ke bawah dan ke luar menuju tempat perhentian taxi, kami lebih banyak diam. Lelah dan rasa lapar yang mendera membuat bicarapun malas. Kali ini taxi tidak menolak ketika kami hentikan. Kamipun memasukan barang-barang ke taxi, cukup kok.

Supir taxi baik dan ramah, ia tidak keberatan ketika kami minta berhenti di tempat nasi goreng langganan kami. Bahkan supir taxi bersedia menunggu kami makan. Kamipun mengajak serta supir taxi makan bersama tapi pak supir menolak dengan alasan sudah makan.

Vanessa, nampak mengantuk, ia makan sudah agak malas-malasan. Saya dan Kak Icha menyantap makan tanpa bicara. Selain lelah, saya masih merasa takjub. Ajaib rasanya bisa berada di Kompasianival 2012, menjadi blogger, menjadi anggota KEB. Sesuatu yang tidak pernah terbayangkan, hanya karena menulis. Dan itupun diceburkan setengah paksa sama Kak Icha.

Melihat Kak Icha yang makan dengan diam, sambil tangannya dan matanya tak lepas dari BB, saya tersenyum geli. Kami berdua sudah memakai t-shirt KEB, saya sudah melepas sanggul sementara Kak Icha masih dengan sanggul Cut Nyak Diennya.

Hilang rasa lelah setelah seharian di Kompasianival2012 bukan karena saya menang . “Persahabatan itu Rasa yang tidak dapat di beli”. Rasa Persahabatan itu yang ada di KEB, kehangatan yang ada di sana  membuat saya bisa berbagi ceria, sprit, motivasi, dan mendapat banyak pelajaran tentang persahabatan.

Salam KEB  YEEEEAAAAAAAAAHHHHHHHHHHH, Ngeblog Terapi Jiwa.

    Leave your comment :

  • Name:
  • Email:
  • URL:
  • Comment: