5 Fakta Unik Kue Serabi

By admin on April 04, 2014

Artikel mak Kanianingsih

img075-249x300

Siapa yang tidak kenal kue yang satu ini. Kue yang terbuat dari tepung beras dan santan ini dimasak seperti membuat pancake. Bedanya surabi dimasak memakai wajan tanah liat dan di atas tungku. Rasanya gurih asin, bisa ditambahkan saus gula merah bila ingin rasa yang manis. Meski termasuk jajanan tradisional, kue serabi bisa ditemukan di mana saja asal mau sedikit berusaha.

Ada 5 fakta unik kue serabi yang mungkin belum kita ketahui, diantaranya:

Pertama, Arti Kata Serabi.
Serabi atau surabi berasal dari bahasa sunda yaitu “sura” yang berarti besar. Dalam bahasa Jawa yaitu “suro” artinya juga besar. Bisa jadi berhubungan dengan fakta unik keempat.

Kedua, Keaslian Serabi sebagai Kue Khas Indonesia masih diperdebatkan.
Menurut pakar kuliner, Bondan Winarno, asal muasal Serabi ada dua kemungkinan. Pertama, dari india. Disana, kudapan dari tepung beras dan santan disebut appam. Kedua, pengaruh dari Belanda. Terutama bila dilihat ada jajanan di Sumatera Barat yang disebut pinukuik (pancake dalam bahasa Belanda).

Ketiga, Jenisnya bermacam-macam dan ada di berbagai daerah di Indonesia.
Di Jawa Barat, disebut Serabi Bandung. Menggunakan tepung terigu sebagai bahan utama dan disajikan dengan kuah dari gula jawa dan santan. Ada juga serabi rengasdengklok yang umumnya berwarna hijau karena mengandung bahan pendukung daun suji. Adonannya selain tepung beras juga dicampur tepung ketan dan disajikan dengan saus gula merah. Di Kuningan, serabi dimakan dengan gorengan seperti pia-pia (bakwan sayur), goreng oncom, cireng atau comro. Di Jawa tengah, disebut Serabi Solo. Bahan utamanya tepung beras  dan santan. Di Jakarta, disebut Kue Ape. Menggunakan tepung terigu dan susu sebagai bahan utama dan cenderung seperti serabi solo yang bertekstur lembut. Di ranah minang serabi menggunakan kuah dari campuran gula dan buah-buahan, terutama serabi kuah durian yang paling banyak dicari.

Keempat, Serabi mengiringi peristiwa penting.
Dalam tradisi masyarakat Indonesia, ada semacam kenduri pada malam tanggal 27 Rajab saat memperingati Isra Mi’raj dengan kue serabi atau apem. Pada masyarakat Aceh, terdapat kisah yang mengiringi tradisi ini. Dikisahkan, ada seseorang yang ingin mengetahui nasib orang dalam kubur. Ia berpura-pura mati dan dikubur dalam tanah. Ketika malaikat maut bertanya tentang agamanya, ada benda berbentuk bulat yang melindunginya. Begitu ia keluar dari tanah, benda bulat itu ternyata kue serabi atau apem yang sedang dibuat dan dibagikan keluarganya. Tradisi ini mulai terkikis dan hanya dilakukan kalangan tua.

Kelima, serabi naik kelas.
Untuk membuat jajanan tradisional lebih disukai masyarakat dan menepis anggapan bahwa kue ini hanya untuk masyarakat kelas rendah, banyak penjual yang membuat kreasi unik Kue Serabi dengan menambahkan berragam toping. Dari mulai keju, oncom, sosis, telur, coklat, pisang, bahkan diberi warna pelangi sehingga disebut serabi rainbow.

Sumber foto:
tipsmemasak.com
Sumber tulisan:
http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2011/09/04/serabi-surabi-sorabi-atau-srabi-393050.html
www.koran.tempo.co/konten/2012/10/28/290200/Serba-serbi-Serabi
library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2-01357-DS%20Bab2001.doc
www.mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2013/05/serabi-dan-bulan-rajab.html

Comments (5)

April 4, 2014

aku paling suka serabi tradisonal yang gak pakai toping macam-macam


April 4, 2014

Surabi oh surabi…rasamu selalu nyami..apalagi yg ori…wihhhh bkin perut dan mulut berseri-seri…


April 4, 2014

Surabi pake kuah…..hhhmmm….lezatos…., aku juga penggemar surabi banget…:)


April 4, 2014

Baru tau ternyata surabi ada juga di India Hihihi… Jd laper nih mak 😛


April 7, 2014

Saus kincanya serabi itu yang ngangenin. Apalagi kalo dibuat dari gula aren asi, aromanya itu lho….hmmmm. Nice article, Mak !


    Leave your comment :

  • Name:
  • Email:
  • URL:
  • Comment: