Beberapa hari ini saya dipusingkan dengan banyaknya barang yang menumpuk di rumah, lebih tepatnya lagi di kamar. Besar kamar dan ruang penyimpanan nggak bertambah secara signifikan, tapi rasanya barang yang menyesak semakin banyak. Bukan hanya barang-barang yang saya beli sendiri yang memenuhi, tetapi juga barang freebies dari events, souvenir pernikahan, goodie bags, dan sebagainya.
Akhirnya saya meluangkan satu hari khusus untuk membereskan lemari dan rak buku. Apa yang saya temukan lumayan mengagetkan. Ternyata saya masih menyimpan dokumen-dokumen kepanitiaan jaman kuliah, sampai beberapa plastik banyaknya. Bahkan ada beberapa yang sudah mengendap sejak SMA. Melihat dokumen itu memang mengingatkan dengan masa-masa sekolah yang menyenangkan, tetapi selain untuk kenangan, nggak ada lagi gunanya menyimpan. Tumpukan kertas itu pun saya robek-robek hingga serpihan untuk kemudian dibuang.
Saya juga menemukan majalah-majalah terbitan tahun 90an, mulai dari Bobo, Kawanku, Gadis, Hai, Fantasi, dan lain-lain. Untuk majalah Bobo, saya siapkan satu kardus yang akan diberangkatkan ke perpustakaan anak yang membutuhkan. Sementara majalah remaja saya kumpulkan untuk dijual ke tukang loak. Oh ya, nggak lupa saya menyisakan setumpuk majalah Bobo buat menambah koleksi bacaan si bocah.
Lemari pakaian nggak luput dari usaha pembersihan. Beberapa kaos lama saya dan suami, sebagian besar adalah kaos dari jaman kuliah, juga saya kumpulkan. Lagi-lagi kaos-kaos itu bikin saya teringat serunya mempersiapkan acara kampus. Tetapi yaaa kalau sudah nggak pernah dipakai, buat apa ada di lemari. Sedih juga melepaskan beberapa kaos kesayangan, tapi saya jadi seneng melihat kondisi lemari yang lebih lapang. Berarti bisa diisi baju baru lagi, hehehe…
Selain membuang barang lama, saya juga menemukan harta karun baru. Yap, ternyata ada beberapa buku anak yang terselip di lemari yang penuh itu. Kondisinya masih sangat bagus. Cukup saya lap untuk dihilangkan debunya, dan buku-buku itu siap dinikmati. Lumayan banget untuk nambah koleksi si anak.
Saya yakin banyak sekali barang kenangan bertebaran di rumah kita. Sebagian kita sayang karena memang spesial, tapi sebagian lagi disimpan dengan alasan βsiapa-tahu-nanti-butuh. Pada akhirnya, yang kita gunakan sehari-hari yang itu-itu saja, yang mudah digapai dan mudah dipakai. Kita sudah nggak ingat lagi pernah menyimpan benda apa. Bagaimanapun juga, things are just things, clothes are just clothes. Benda-benda datang dan pergi, sesuai dengan perkembangan hidup pemiliknya. Ketika benda-benda tersebut sudah nggak sejalan, atau hanya merepotkan, mungkin sudah saatnya untuk dilepas.
Saya termasuk yang suka numpuk barang2 “kenangan”. Dan parahnya, saya punya kenangan dengan hampir semua barang yang saya punya. Sewaktu pindahan, rasanya nggak rela ninggalin barang2 itu. Akhirnya, mau nggak mau ada yang ditinggal. Majalah, boneka, tas, terpaksa ditinggal. Sedih, sih. Tapi, demi pindahan yang lebih enteng dan nggak ribet, mau nggak mau harus ada yang direlakan untuk ditinggal.